Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Populer, Inilah Rizky, Abdi Dalem Cilik dari Keraton Yogyakarta

Rizky Kuncara Manik, 10 tahun, populer sebagai abdi dalem cilik di Keraton Yogyakarta, selalu jadi pusat perhatian turis lokal dan mancanegara.

22 Januari 2019 | 06.25 WIB

Rizky Kuncara Manik, 10 tahun, populer sebagau abdi dalam cilik. Ia bertugas setiap Sabtu dan Minggu di Keraton Yogyakarta. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Rizky Kuncara Manik, 10 tahun, populer sebagau abdi dalam cilik. Ia bertugas setiap Sabtu dan Minggu di Keraton Yogyakarta. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Rizky Kuncara Manik, 10 tahun, yang populer sebagai abdi dalem cilik, menjadi pusat perhatian turis saat ia tiba di gerbang Keraton Yogyakarta, Sabtu, 19 Januari lalu. Belum sepuluh langkah masuk ke halaman istana raja Ngayogyakarta itu, para wisatawan terlihat mengerubung. Anak kelas 4 SD yang berpakaian beskap lengkap ini sekilas bak aktor.

Baca juga: Wisata Mengungkap Rahasia Bakpia dan Kehidupan Abdi Dalem Yogya

"Rizky, ya? Foto dong," kata salah satu turis dengan lantang, diikuti turis lainnya. Wisatawan asing pun turut mengamati. Pamor Rizky sebagai abdi dalem cilik rupanya telah kesohor bagi pelancong yang menyambangi keraton.

Digeruduk belasan orang, Rizky tampak anteng. Ia hanya menyunggingkan senyum tanpa banyak bicara. Saat kamera menyorot, alih-alih grogi, tangannya malah langsung berpose 'ngapurancang'--sikap hormat seperti penari Jawa saat akan memulai pertunjukkan.
Rizky Kuncara Manik, 10 tahun, populer sebagau abdi dalam cilik. Ia bertugas setiap Sabtu dan Minggu di Keraton Yogyakarta. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Sedangkan kepalanya menengadah sedikit ke atas dan bahunya tegap. Rizky tampak gagah seperti prajurit. Pin lambang Keraton Ngayogyakarta di sisi kiri beskap luriknya menegaskan bahwa ia benar-benar bagian dari kerajaan itu.

Rizky datang bersama seorang abdi dalem berumur 60-an tahun. Keduanya diantar rombongan fotografer asal Jakarta yang kala itu hendak mengikuti kegiatan Rizky mulai pagi hingga sore.

Abdi dalem separuh baya itu bernama Suyat. Ia adalah kakek yang sehari-hari dipanggil bapak oleh Rizky. Kendati bukan bapak pada makna sebenarnya, hubungan keduanya bak ayah dan anak kandung.

Ada pertalian emosi yang kuat antara Suyat dan Rizky. Hal ini diakui Suyat. Rizky kecil yang sudah hidup dengannya, kerap ia bawa ke keraton dan telah ikut menjadi abdi dalem sejak usia 18 bulan.

Suyat mengenang, sekitar 8 tahun lalu, dalam ujaran yang belum jelas, Rizky yang belum genap 2 tahun minta dipakaikan busana abdi dalem lengkap seperti bapaknya. "Aku minta ikut ke keraton, tapi seperti Bapak: pakai jarik, pranaan, blangkon, beskap, dan peranti lain," kata Suyat, menirukan Rizky.
Rizky Kuncara Manik, 10 tahun, populer sebagau abdi dalam cilik. Ia bertugas setiap Sabtu dan Minggu di Keraton Yogyakarta. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Suyat kala itu langsung sadar bahwa cucu, yang ia anggap anaknya itu, istimewa. Lusuan sekolah dalang itu berpandangan kalau Rizky bukan bocah biasa, seperti anak-anak seusianya. Masih dalam keadaan 'ngedot' dan bicara yang belum fasih, Rizky telah menjadi abdi dalem atas kemauannya sendiri.

Seperti bapaknya, Rizky bertugas di bagian pewayangan. Kalau Suyat memiliki pekerjaan menata tokoh-tokoh wayang sebelum pentas, Rizky berperan membantunya. Bahkan, pada usia 10 tahun, ia sudah fasih melafalkan tokoh pewayangan lengkap dengan latar ceritanya.

Seperti abdi dalem umumnya, Rizky juga memiliki ajian keris. Ia pernah diberi keris oleh seorang kolektor. Rizky juga memegang keris yang disebut warisan Gusti Prabu. Keris itu acap disematkan di punggungnya saat ia mengenakan busana beskap dan jarik yang lengkap.

Dalam sejarah keraton, Rizky tercatat sebagai abdi dalem termuda. Kawannya berumur puluhan tahun yang layak ia sebut pakde, bude, atau eyang. Obrolannya dengan para abdi dalem sepuh ini nyambung. Seakan, tak ada batas pemisah antara anak usia 10 tahun dan 'tiyang sepuh' di atas 50-an tahun.

Meski demikian, Rizky belum tercatat secara sah sebagai abdi dalem sesungguhnya. Saat usianya cukup, ia baru bisa melampaui syarat-syarat sebagai abdi dalem. Kini, Rizky juga belum memperoleh gaji atau dana keistimewaan seperti bapaknya.

Ia hanya kerap menerima salam tempel dari rekan-rekan sesama abdi dalem. Namun, kata Suyat, duit bukan tujuan utama bocah itu bekerja sebagai abdi. "Ada kepuasan, kebanggaan, dan keikhlasan yang sepertinya mendorong," ucapnya.

Berikutnya, inilah jadwal Rizky , sang abdi dalem ini datang ke keraton


Dulu, Rizky datang ke keraton hampir tiap hari. Sang Kakek membonceng menggunakan sepeda ontel. Rizky duduk di belakang, di bangku rotan di atas roda sepeda itu. Sejak masuk sekolah dasar, ia tak lagi rutin ke keraton.

Suyat menjelaskan, Rizky hanya menjalankan tugasnya sebagai abdi dalem kalau Sabtu dan Minggu. Pada hari-hari biasa, ia bersekolah, les, dan bermain bersama teman-teman sebayanya. Hampir setiap sore, ia main bola di lapangan sekolah atau futsal. Pada akhir pekan, perannya berubah.

Dari sebuah rumah sederhana di Janturan, Yogyakarta, pada akhir pekan 19 Januari lalu, Tempo berkesempatan mengikuti kegiatan Rizky mulai kala ia bersiap-siap dari rumah hingga ketika ia bertugas di kediaman Sultan.

Sabtu itu, Rizky masih bermain-main dengan keponakannya, Elsa, 3 tahun, saat Tempo bersambang. Pukul 09.00 WIB, ia baru bergegas membersihkan diri dan bersiap menuju keraton.
Rizky Kuncara Manik, 10 tahun, populer sebagau abdi dalam cilik. Ia bertugas setiap Sabtu dan Minggu di Keraton Yogyakarta. TEMPO/Francisca Christy Rosana
"Kita pergi ke keraton pukul 10.00 WIB," katanya. Sembari bersiap, Suyat menunjukkan sejumlah artikel media-media cetak yang memuat kisah Rizky. Suyat mengabadikannya dalam bentuk kliping.

Media lokal, nasional, maupun internasional pernah menyorot Rizky. Di rumahnya, ia bahkan memajang foto-foto Rizky berpose dengan sejumlah tokoh. Misalnya dengan mantan Wakil Presiden Budiono dan sejumlah artis papan atas.

Kala bersiap, Suyat membantu Rizky memakai beskap dan jarik. Bocah 10 tahun itu belum bisa memakai kostum dan peranti abdi dalemnya sendiri.

Di sebuah lemari kaca, ia memilih kain jarik mana yang akan dipakai. Ia juga hapal pin yang harus ia gunakan ketika bertugas di keraton. Dengan wasis, ia pun menyebut kelengkapan pakaian itu dala. bahasa Jawa.

Setelah siap, ia giliran membantu Suyat memakai beskap. Keduanya tampil kompak dan lantas menuju keraton sebelum pukul 10.00 WIB. Sepanjang perjalanan, keduanya berdialog dengan bahasa Jawa. Rizky menyahut halus dengan bahasa krama dan Suyat yang sudah menjadi abdi dalem di Keraton Yogyakarta selama 40 tahun, itu kadang-kadang mencandainya dengan guyon khas sesepuh.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA (Yogyakarta)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus