Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Seleb

Profil Gus Iqdam Pendakwah Muda yang Sedang Naik Daun, Pernah Kritik Pegawai Bandara Soekarno-Hatta

Gus Iqdam menjadi perbincangan publik lantaran gaya berdakwah yang ringan, tapi punya makna mendalam. Berikut profilnya, yang digemari anak muda.

17 Desember 2023 | 07.55 WIB

Agus Muhammad Iqdam Kholid atau dikenal Gus Iqdam. FOTO/instagram/iqdammuhammad_
Perbesar
Agus Muhammad Iqdam Kholid atau dikenal Gus Iqdam. FOTO/instagram/iqdammuhammad_

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, Gus Iqdam menjadi populer karena beragam ceramahnya kerap muncul di laman media sosial dengan kata-kata khas. Anak muda pun memiliki keinginan yang besar untuk selalu mendengar dakwahnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Selain di media sosial, Gus Iqdam juga memiliki ribuan jemaah yang selalu hadir dalam acara rutinan pengajian di kediamannya. Para jemaah datang dari latar belakang belakang, baik sosial maupun budaya. Jemaah pun ada yang berdatangan dari luar daerah dan luar negeri, seperti dikutip dalam kemenag.go.id 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Biasanya, pendakwah muda itu melangsungkan pengajian rutin bertajuk “Dekengan Pusat” bertempat di Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Karanganyar Blitar setiap Senin malam Selasa. Pengajian ini diiringi dengan pembacaan salawat dari grup hadrah Sabilu Taubah. Jamaah yang hadir dalam pengajian tersebut menyebut dirinya sebagai ST Nyell.

Profil Gus Iqdam

Pemilik nama asli Muhammad Iqdam Khalid lahir pada 27 September 1994. Ia merupakan anak dari seorang kyai Pondok Mamba'ul Hikam II desa Karanggayam, kecamatan Srengat, kabupaten Blitar bernama Khalid. Ia semula merupakan orang yang biasa saja.

Ia dipanggil dengan sebutan Gus karena merupakan cucu dari kiai bernama Romo Kiai Zubaidil Abdul Ghofur. Kiai ini merupakan putra dari Kiai Ghofur, pendiri Pesantren Mambaul Hikam Mantenan Blitar, salah satu pesantren tertua di Blitar barat sekaligus Mursyid Thoriqoh. 

Setelah itu, Kiai Abdul Ghofur memiliki seorang putri yang merupakan ibu dari Gus Iqdam. Ibunya melahirkan Gus Iqdam sebagai anak terakhir. Dengan silsilah keluarga tersebut Iqdam pun disematkan Gus. 

Mengacu nuo.or.id, Gus Iqdam merupakan anak paling nakal. Sebab, ia memiliki hobi racing. Saat itu, ia masih belum menyadari panggilan Gus pada dirinya. Bahkan, ia menganggap Gus hanya lelucon. Tiga saudara Gus Iqdam meraih kesuksesan besar dalam kehidupannya, tetapi ia tidak. Saudara pertama merupakan hafidzoh, orang yang hafal Al-Quran. Saudara kedua menempuh kuliah di Universitas Brawijaya sambil mondok di Malang. Sementara itu, saudara yang ketiga memiliki suami alumni pondok yang juga hafal Al-Quran. 

Pada awalnya, Gus Iqdam tidak mau mondok karena hobinya dengan motor. Setelah dibujuk sang ayah, ia melakukan mondok, tetapi tidak lama hanya untuk pemantasan diri saja tanpa berniat mengejar ilmu. Lalu, ia mengetahui alasan sang ayah memondokkannya. Akhirnya, ia melakukan mondok sesungguhnya di Queen Al-Falah Ploso Kediri sejak lulus dari Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Penyematan Gus di depan nama Iqdam membuatnya berusaha memantaskan diri agar tidak hanya panggilan semata. Menurut Gus Iqdam, seorang Gus dalam hidupnya minimal memiliki kesibukan mengaji atau berjuang untuk umat. Ia secara perlahan memperdalam ilmu agama. 

Gus Iqdam juga merupakan tokoh pendiri majelis taklim Sabilu Taubah. Nama majelis tersebut diambil dari bahasa Arab, yaitu sabilu berarti jalan dan taubah memiliki arti taubat. Dengan begitu, Sabilu Taubah adalah jalan pertaubatan yang memiliki mayoritas anak-anak berideologi jalanan, anak marginal, dan anak selalu berurusan krimina (mad'u). 

Berdasarkan staiypiqbaubau.ac.id, Sabilu Taubah didirikan sejak 2018 yang berawal dari anak-anak kecanduan merokok dan mengopi. Atas dengan inisiatif Gus Iqdam menginisiasi agar di dalam agenda ngopi tersebut juga terdapat ngaji. Awalnya, Sabilu Taubah hanya terdiri dari tujuh orang. Saat ini, Sabilu Taubah sudah terkenal dan disukai banyak milenial. 

Ia dipanggil dengan sebutan 'Gus', karena ia merupakan cucu dari Kia Zubaidil Abdul Ghofur yang merupakan putra Kiai Ghofur pendiri Pesantren Mambaul Hikam Mantenan Blitar, salah satu pesantren tertua di Blitar barat sekaligus Mursyid Thoriqoh. 

"Jadi itulah silsilah saya kenapa seorang Iqdam itu dipanggil Gus, padahal rumahnya juga di desa, di pelosok Karanganyar, tidak masyhur," katanya. 

"Lha karena saya ini dipanggil Gus, karena saya juga tahu seorang Gus itu harus bisa memantaskan diri bagaimana. Masa dipanggil Gus tapi tidak bisa ngaji? Malah malu. Sudah di mana-mana dipanggil Gus itu harus bagaimana? Saya mikir begitu," ujarnya, dikutip dari laman nu.or.id.

Gus Iqdam sebelumnya pernah menjadi bahan pemberitaan ketika menyampaikan pengalaman tidak menyenangkan saat ia bersama rombongan akan terbang ke Taiwan melalui kanal YouTube Gus Iqdam Official pada Senin, 18 September 2023.

Dalam tayangan tersebut, pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam II Blitar, ini mengaku sempat ditanya dengan nada tinggi dan diperlakukan tidak menyenangkan oleh petugas imigrasi Bandara Soekarno-Hatta.

Manurut Kepala Imigrasi Soekarno-Hatta, Muhammad Tito Andrianto, menjelaskan peristiwa itu bermula dari Gus Iqdam yang dengan sengaja mengambil foto konter pemeriksaan imigrasi nomor 7 dengan menggunakan telepon genggamnya, Jumat, 15 September 2023.

Bermula dari pihak imigrasi melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang calon penumpang rombongan dengan Gus Iqdam

Sembari menunggu dokumen tiket pulang dan akomodasi dapat ditunjukkan, petugas memanggil supervisor yang bertugas untuk melakukan pengecekan lebih jauh.

Di saat itulah, menurut penjelasan Tito tadi, Gus Iqdam mengambil foto konter pemeriksaan imigrasi nomor 7 dengan menggunakan telepon genggamnya. Tindakan Gus Iqdam itu pun berbuntut teguran dari supervisor imigrasi dan viral di media sosial. Teguran yang menurut Gus Iqdam bernada tinggi dan tidak menyenangkan itu terjadi.

Jemaah atau simpatisan Gus Iqdam kemudian ramai menyerbur akun Instagram Imigrasi Soekarno-Hatta. Selama beberapa hari persoalan Gus Iqdam dan Imigrasi Soekarno-Hatta menjadi sorotan masyarakat di media sosial.

Peristiwa ini kemudian dapat diselesaikan dengan damai. Pada Kamis, 21 September 2023, Tito Andrianto sowan langsung ke Majelis Ta'lim Sabilu Taubah di Blitar dan menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada Gus Iqdam.

RACHEL FARAHDIBA R  I  JONIANSYAH

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus