Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Profil Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo yang Sudah 93 Tahun

Masalah membelit antara Kebun Binatang Bandung dan Pemerintah Kota Bandung. Berikut ini profil Bandung Zoo yang sudah berumur 93 tahun.

29 Juli 2023 | 10.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bandung tengah membahas pengamanan lahan Kebun Binatang Bandung atau Bandung Zoo yang dikelola Yayasan Margasatwa Tamansari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seperti dikutip dari Bandung.go.id, Pelaksana Harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna menjelaskan bahwa tujuan pengamanan aset ini adalah untuk melindungi hak milik Pemerintah Kota Bandung, bukan untuk berkonflik. Pengamanan dilakukan dengan tetap memperhatikan peran Pemkot Bandung sebagai pelindung masyarakat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelumnya, Pemkot Bandung telah mengirimkan surat peringatan terakhir kepada Yayasan Margasatwa Tamansari Bandung karena masih ada tunggakan pembayaran sewa lahan Kebun Binatang. Apabila batas waktu pembayaran tidak dipenuhi, Pemkot Bandung akan mengamankan lahan tersebut, namun lahan tersebut tetap akan berfungsi sebagai tempat konservasi satwa.

Pihak terkait yang meninggalkan lahan Kebun Binatang di masa mendatang akan bermitra dengan Perhimpunan Kebun Binatang se-Indonesia (PKBSI) untuk memastikan keberlangsungan hewan-hewan yang saat ini berada di sana.

Profil Kebun Binatang Bandung

Bandung Zoo, awalnya dikenal dengan nama Derenten atau direntuin dalam bahasa Sunda yang berarti kebun binatang. Kebun binatang ini merupakan salah satu tempat wisata populer yang menjadi favorit untuk dikunjungi di Kota Bandung. 

Didirikan oleh Bandung Zoological Park (BZP) pada 1930, Disbudpar.bandung.go.id menyebutkan, pengesahan tempat wisata ini langsung dilakukan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda pada 12 April 1933 dengan Nomor 32.

Pada masa penjajahan Jepang, kebun binatang mengalami penurunan pengelolaan yang baik. Untuk memperbaiki situasi tersebut, Raden Ema Bratakusumah mengambil inisiatif dengan membubarkan Bandung Zoological Park dan mendirikan Yayasan Margasatwa Tamansari.

Kini, Bandung Zoo menempati lahan seluas hampir 14 hektar, menawarkan pengalaman menyenangkan bagi para pengunjung dengan lebih dari 800 satwa yang beragam, termasuk mamalia, aves, reptil, dan ikan. Selain melihat koleksi satwa yang menarik, pengunjung juga dapat menikmati fasilitas lain seperti Taman Bermain Anak, Wahana Tunggang Gajah dan Unta, Perahu Kayuh, dan lainnya.

Satu hal yang paling menarik adalah pertunjukan satwa yang diselenggarakan di panggung utama. Berbagai atraksi menarik dari satwa seperti Burung Rangkon, Burung Kaka Tua Jambul Kuning, Anjing Pudel, dan Binturung dapat dinikmati oleh pengunjung. Pertunjukan ini berlangsung pada hari Senin hingga Jumat pukul 10.30 WIB dan pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu, pukul 10.30 dan 14.30 WIB.

Di Bandung Zoo, para pengunjung juga memiliki kesempatan untuk berinteraksi dan mengabadikan momen bersama beberapa satwa seperti burung bayang, burung macau, burung elang brontok, burung kakatua, binturung, dan ular. 

Terdapat juga kubah burung besar dengan ketinggian mencapai 12,5 meter. Pengunjung dapat menikmati pemandangan ini melewati skywalk dan diperbolehkan memberikan makanan yang sudah disediakan oleh Bandung Zoo.

Dengan koleksi satwa yang lengkap dan beragam, serta fasilitas yang menarik, Bandung Zoo menjadi pilihan tepat bagi keluarga dan teman-teman untuk berwisata seru sambil belajar tentang berbagai jenis satwa dari seluruh penjuru dunia. Dengan terus meningkatkan kualitas layanan dan pengelolaan, Bandung Zoo berkomitmen untuk memberikan pengalaman berkesan dan edukatif kepada pengunjungnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus