Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gadis Kretek menjadi serial fenomenal yang tayang eksklusif di Netflix sejak 2 November 2023. Serial yang sama dengan judul novelnya ini diadaptasi dari karya penulis Ratih Kumala yang mengangkat kisah cinta dengan latar belakang industri kretek era 1960-an di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Serial ini menceritakan tentang Dasiyah (Dian Sastrowardoyo), perempuan visioner yang cinta terhadap kegiatan meracik saus rokok kretek dan Soeraja (Ario Bayu). Mereka terjebak dalam kisah cinta yang rumit karena peristiwa besar dalam sejarah Indonesia. Berpuluh-puluh tahun kemudian, anak Soeraja, Lebas (Arya Saloka) bertemu dengan Arum (Putri Marino) yang menelusuri perjalanan mengungkap masa lalu dan rahasia keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Profil Ratih Kumala
Ratih Kumala merupakan penulis Indonesia yang lahir pada 1980. Ia sudah menjadikan menulis sebagai pilihan hidupnya. Ia telah menulis untuk enam buku fiksi (novel maupun koleksi fiksi), tiga film layar lebar, dan ratusan judul drama televisi di berbagai genre. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Sastra Inggris, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah. Berkaca dari latar belakang pendidikannya, selain bahasa Indonesia, ia juga ahli menggunakan bahasa Inggris.
Berdasarkan profil LinkedIn-nya bernama Ratih Kumala, Ratih pertama kali berkarier sebagai Koordinator Editor Naskah di Trans TV. Ia bekerja selama 7 tahun dari 2008 sampai 2015. Satu tahun kemudian, ia bekerja di sebuah rumah produksi film Indonesia, Limelight Pictures. Ia bekerja sejak 2016 sampai sekarang, terhitung sudah sekitar 7 tahun 11 bulan.
Selain bekerja di media massa dan dunia film, Ratih pun telah menerbitkan enam buku dan koleksi fiksi. Pada Januari 2004, ia menerbitkan novel Tabula Rasa. Dua tahun kemudian, ia merilis koleksi fiksi Larutan Senja. Kemudian pada Januari 2009, ia meluncurkan novel Kronik Betawi. Setelah itu, pada 2012, ia merilis novel fenomenal Gadis Kretek melalui Gramedia Pustaka Utama. Pada 2015, ia merilis koleksi fiksi berjudul Bastian dan Jamur Ajaib serta Das Zigarettenmädchen (kisah tentang Gadis Kretek dalam bahasa Jerman).
Selama bekerja dan menulis, Ratih berhasil mendapatkan penghargaan. Ia pertama kali meraih penghargaan pada Januari 2003 sebagai pemenang Sayembara Novel, Dewan Kesenian Jakarta melalui novel Tabula Rasa. Lalu, pada Januari 2013, ia masuk dalam 5 besar nominasi prosa Khatulistiwa Literary Award berkat novel Gadis Kretek. Masih pada tahun yang sama, ia meraih penghargaan sebagai Karyawan Terbaik Tahun Ini di Trans TV.
Setelah itu, pada 2015, Ratih kembali masuk dalam 10 besar nominasi prosa teratas Khatulistiwa Literary Award berkat koleksi fiksi Bastian dan Jamur Ajaib. Ia juga meraih penghargaan KPI Award 2015 untuk serial televisi Single and Hopefully Happy. Serial tersebut terdiri dari 12 episode yang tayang di Kompas TV.
Pada 2019, Ratih Kumala menjadi sastrawan perempuan Indonesia yang mengikuti pameran buku internasional London Book Fair (LBF) pada 12-14 Maret 2019 bersama Djenar Maesa Ayu. Karya Ratih yang dipamerkan adalah novel berjudul Potion of Twilight. Karya tersebut sudah diterbitkan di SOAS University of London pada September 2018.
Lalu pada 2023, novel Gadis Kretek Ratih diangkat kembali oleh Kamila Andini dan Ifa Isfansyah sebagai serial yang berhasil ditayangkan di Busan International Film Festival dalam program Renaissance of Indonesian Cinema.
RACHEL FARAHDIBA R | MARVELA I AISHA SHAIDRA I
Pilihan Editor: 5 Fakta Menarik Serial Gadis Kretek Tayang di Netflix Hari Ini