Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Pulau Pantara dulu Bernama Pulau Antuk Menyimpan Wisata Pantai Eksotis dan Snorkeling

Pulau Pantara di Kepulauan Seribu dulu bernama Pulau Antuk, pengalaman menarik apa saja yang bisa didapat di pulau tak berpenduduk ini?

30 Juli 2023 | 15.45 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah mendengar Pulau Antuk di Kepulauan Seribu Utara, DKI Jakarta? Pulau yang sering dikira 'Pulau Hantu' kini disebut Pulau Pantara. Pulau ini menyimpan potensi wisata yang eksotis untuk menarik wisatawan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perwakilan Suku Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik, Petrus Ardianto, mengatakan pantai di Pulau Pantara ini menyuguhkan pemandangan eksotis karena bisa melihat matahari terbenam dengan jelas. "Dan lautnya pun cantik dengan gradasi dari biru gelap sampai putih," ujar Petrus, di
Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu, 29 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk menuju Pulau Pantara dapat ditempuh dengan kapal cepat dari Pantai Mutiara, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara dalam waktu tiga jam atau berjarak 70 kilometer. Pulau Pantara memiliki luas kurang lebih 10 hektare dan pantainya bisa dikelilingi dengan sepeda hanya dalam waktu tujuh menit saja.

Wisata di pulau tak berpenduduk tersebut diresmikan sejak 1987 oleh Menteri Pariwisata, Pos
dan Telekomunikasi Soesilo Soedarman. Meski tidak berpenduduk, di sana terdapat puluhan pekerja pondok hotel dan restoran yang siap menyambut rombongan tamu untuk menginap.

Aktivitas seru di Pulau Pantara

Ada beragam aktivitas yang wajib dicoba selama di Pulau Pantara. Misanya setiap pukul 17.00 WIB, pengelola hotel mengadakan kegiatan berlayar ke tengah laut memakai kapal tradisional untuk tamu yang ingin melihat matahari terbenam. 

Selain itu, wisatawan di Pulau Pantara juga bisa memilih kegiatan antara snorkeling selama satu jam atau kano 10 menit secara gratis di pulau ini. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu memang menjadikan Pantara sebagai salah satu lokasi snorkeling terbaik di sana.

Bupati Kepulauan Seribu Junaedi mengatakan Pulau Pantara berada pada kawasan konservasi, bersama-sama dengan Pulau Antuk Besar dan Pulau Kelor merupakan zona penyangga untuk pelestarian terumbu karang. Letak terumbu karang itu mengelilingi pulau dan bisa terlihat jelas karena kebeningan laut dan gelombang yang tenang.

Namun karena menjadi kawasan konservasi, wisatawan dilarang keras untuk memancing, memasang perangkap ikan hingga meledakkan bom ikan di sepanjang wilayah tersebut. "Saat pertama kali menginjakkan kaki di Pulau Pantara, pengelola pondok hotel langsung memberitahukan kepada kita kalau di sana tamu dilarang memancing," kata Petrus.

Jaringan seluler untuk internet minim

Meski menawarkan wisata yang eksotis, Petrus mengatakan ada satu kekurangan di Pulau Pantara, yaitu ketersediaan jaringan seluler untuk berselancar di internet yang minim. Tidak jarang, telepon genggam gagal menangkap sinyal 4G saat penggunanya sedang beraktivitas. Namun pihak pengelola telah menyediakan jaringan internet nirkabel (wifi) di sejumlah titik kumpul, seperti restoran dan lobi.

Kendati demikian, fasilitas di pondoknya cukup memadai dengan pemandangan yang
menghadap langsung ke pantai. Harga paket hunian berkisar antara Rp 1,5 juta hingga 3,5 juta. Setiap paket sudah termasuk juga beberapa fasilitas seperti kapal jemput dan pulang. Paket juga termasuk fasilitas satu jam snorkeling atau 10 menit kano, kolam renang, dan tenis meja. 

ANTARA 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus