Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Ragam Keanehan di Bandara: Mengapa Kita Berperilaku Aneh?

Selain menjadi tempat orang-orang datang dan pergi, ternyata keramaian bandara bisa mengundang seseorang berperilaku aneh. Apa saja itu?

18 Februari 2025 | 08.10 WIB

Ilustrasi ruang tunggu bandara. Unsplash.com/Andrik Langfield
Perbesar
Ilustrasi ruang tunggu bandara. Unsplash.com/Andrik Langfield

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah Anda melihat orang tidur di lantai bandara, melakukan yoga di depan papan informasi penerbangan, atau bahkan menyaksikan insiden mabuk di pesawat?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Perilaku-perilaku ini mungkin terlihat aneh, tetapi sebenarnya cukup umum terjadi di bandara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Zona Stres Sekaligus Bahagia

Bagi sebagian orang, bandara adalah pintu gerbang menuju petualangan. Mereka merasa euforia dan bersemangat menyambut liburan yang akan datang. Namun, ada juga yang merasa cemas saat terbang. Rasa takut ini bisa memicu perilaku tak terduga atau bahkan mendorong mereka untuk mencari pelarian di balik alkohol. 

Lingkungan bandara memang dapat membebani pikiran. Dilansir dari Psychology Today, manusia sangat peka terhadap faktor eksternal seperti keramaian dan kebisingan. Tekanan ini dapat memicu rasa mudah tersinggung, baik secara sementara maupun terus-menerus. 

Zona Liminal

Psikogeografi mempelajari pengaruh suatu tempat terhadap emosi dan perilaku manusia. Dalam budaya Celtic, ada konsep "tempat tipis" yaitu lokasi di mana batas antara dunia material dan spiritual menjadi kabur. Bandara dapat dianggap sebagai analogi modern dari tempat-tempat ini. Setelah melewati pemeriksaan keamanan, kita memasuki wilayah tanpa negara yang membuat konsep tempat dan waktu menjadi kabur.

Misalnya, perjalanan melintasi zona waktu dapat membuat kita merasa kehilangan kendali atas waktu. Ketika hal ini terjadi, kecemasan dan frustrasi dapat meningkat, terutama jika penerbangan mengalami penundaan. Selain itu, di bandara, perhatian semua orang terfokus pada tujuan yang akan dicapai. Sering kali menimbulkan ketidaksabaran.

Tidak Ada Batasan

Di bandara, batasan pribadi sering kali memudar. Orang asing dapat dengan mudah berbagi cerita perjalanan atau rencana liburan dengan keintiman yang tak terduga. Alkohol, yang banyak tersedia di bandara, sering kali mempercepat proses ini. Namun, di sisi lain, alkohol juga bisa melonggarkan kontrol diri dan memicu perilaku antisosial.

Bandara juga dapat menyebabkan rasa disorientasi. Tanpa rutinitas harian dan lingkungan yang akrab, kita bisa merasa seperti kehilangan identitas. Perasaan ini mungkin hanya sementara, tetapi dampaknya bisa sangat nyata.

Kebebasan

Bagi sebagian orang, bandara memberikan rasa kebebasan yang menyegarkan. Melangkah keluar dari rutinitas sehari-hari bisa terasa seperti melarikan diri dari tekanan hidup. Ini memberi kita ruang untuk melepaskan diri dari identitas sehari-hari dan mencoba sesuatu yang baru. Kebebasan ini dapat memberikan dorongan psikologis yang positif jika dikelola dengan baik.

Sigmund Freud, seorang psikolog pernah menjelaskan bahwa manusia memiliki bagian primitif dalam dirinya yang disebut id. Id ini adalah sumber hasrat dan emosi kita yang paling dasar, dan biasanya dikendalikan oleh ego yang lebih rasional. Namun, di bawah tekanan atau pengaruh alkohol, id bisa mengambil alih kesadaran yang menyebabkan perilaku impulsif dan agresif.

Beberapa wisatawan mungkin merasa identitas mereka berubah begitu mereka melewati pemeriksaan keamanan. Dalam keadaan mabuk, perubahan ini bisa menjadi ekstrem dan menyebabkan kekacauan. Inilah mengapa banyak maskapai dan bandara menyerukan pembatasan atau bahkan pelarangan penjualan alkohol untuk mengurangi risiko insiden.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus