Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Saat Menara Pandang Buatan ICCTF di Nusa Ceningan Jadi Lokasi Birdwatching

Menara pandang di Nusa Ceningan ini merupakan satu dari sejumlah sarana dan prasarana yang dibangun untuk pengelolaan kawasan konservasi laut.

28 Juni 2023 | 19.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menara Pantau yang dibangun ICCTF di Pulau Nusa Ceningan, Nusa Penida, Klungkung, Bali. Tempo/Friski Riana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Klungkung - Sesosok unggas berleher panjang dengan paruh lancip menyeruak di balik rimbunan daun pohon bakau di Pulau Nusa Ceningan, Nusa Penida, Klungkung, Bali, pada Selasa, 27 Juni 2023. Unggas berukuran besar ini adalah burung cangak merah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keberadaan spesies burung kuntul ini terlihat dari menara pandang yang baru saja selesai dibangun Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada Februari 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Executive Director ICCTF Tonny Wagey mengatakan menara pandang ini merupakan satu dari sejumlah sarana dan prasarana yang dibangun untuk pengelolaan kawasan konservasi laut atau Marine Protected Area (MPA) di Nusa Penida, Klungkung, Bali. "Menara pandang ini untuk kebutuhan kelompok masyarakat pengawas (Pokmaswas) Gili Bhuana," kata Tonny di menara pantau.

Tonny menjelaskan Pokmaswas yang berbasis di Ceningan ini memiliki kewajiban memantau kegiatan perairan sekitar, seperti aktivitas nelayan dan turis yang lalu lalang serta sumber daya di ekosistem pesisir. Namun, karena posisi yang strategis tepat berada di tengah hutan mangrove, menara setinggi 12 meter ini bisa menjadi tempat pengamatan burung atau birdwatching.

Beberapa spesies yang bisa ditemukan di kawasan ini antara lain cangak merah, kareo padi hingga kingfisher

Pembangunan menara dengan material kayu bengkirai ini memakan waktu lebih kurang setahun. Setelah selesai, menara diserahterimakan pada Pemerintah Kabupaten Klungkung pada Maret lalu. 

Menurut Tonny, pembangunan infrastruktur ini turut diawasi auditor lingkungan dari Asian Development Bank. Sehingga, pendirian menara ini tidak boleh melanggar hak adat masyarakat dan merusak lingkungan.

Untuk mengunjungi menara pandang ini perlu menyebrang pulau dengan perahu cepat dari Pulau Nusa Penida sekitar 10 menit. Tiba di Pelabuhan Bias Munjul, perjalanan dilanjutkan dengan taksi berupa mobil bak yang diberi atap. Setelah lima menit perjalanan, Tempo bersama rombongan wartawan dan ICCTF tiba di lokasi.

Selanjutnya, untuk menuju menara pandang, cukup berjalan kaki melewati jembatan kayu sekitar 100 meter. Adapun kapasitasnya hanya untuk 20 orang.

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus