Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seleb

Sambil Menangis, Awkarin Bagikan Pengalaman Jadi Relawan di Palu

Awkarin akan kembali ke Palu sekitar akhir November atau awal Desember tahun ini.

28 Oktober 2018 | 13.30 WIB

Awkarin ikut mengangkut logistik paket bantuan untuk korban gempa-tsunami Palu dan Donggala di sebuah kamp pengungsian. <i>Influencer</i> berusia 20 tahun ini sempat dikenal dengan gaya hidup foya-foya. Instagram/@Sekolahrelawan
Perbesar
Awkarin ikut mengangkut logistik paket bantuan untuk korban gempa-tsunami Palu dan Donggala di sebuah kamp pengungsian. <i>Influencer</i> berusia 20 tahun ini sempat dikenal dengan gaya hidup foya-foya. Instagram/@Sekolahrelawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta -Selebgram Karin Novilda sempat menjadi relawan di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Gadis yang lebih dikenal dengan nama Awkarin ini menceritakan pengalamannya selama menjadi relawan, membantu korban gempa dan tsunami.

"Keadaan pertama, bandara belum kondusif di mana toilet aja atapnya bolong," kata Awkarin dalam acara MilenialFest di Djakarta Theatre, Jakarta, Ahad, 28 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Awkarin menjadi relawan melalui sekolahrelawan.com. Ia menempuh perjalanan melalui udara selama 4 jam, dengan sekali transit di Makassar. Sesampainya di Palu, kata Awkarin, keadaan di sana sudah pada tahap lebih baik. Adapun di Donggala dan Kabupaten Sigi lebih parah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kalian bakal sedih banget. Ada tulisan di rumah," kata Karin sambil menahan tangisnya. "Ada tulisan istana saya sudah jadi gubuk. Intinya pas ke sana, Donggala benar-benar enggak layak."Awkarin dan para relawan berfoto dengan anak-anak korban gempa-tsunami Palu dan Donggala di sebuah kamp pengungsian. Netizen memberikan dukungan kepada Awkarin lewat kolom komentar di Instagram. Instagram/@Sekolahrelawan

Menurut Awkarin, para korban bencana di Donggala tidur beralaskan karpet sisaan kena tsunami yang dipotong-potong. Para korban, kata dia, tinggal di sebuah tenda yang diisi 10 kepala keluarga. Awkarin juga menceritakan suhu di sana yang cukup panas.

"Di sana 29 derajat celsius. Jakarta mungkin 33 derajat celsius tapi masih ada angin. Di sana benar-benar panas banget, enggak kayak panas di Jakarta. Malam pun panas," katanya.

Baca: Babak Baru Awkarin Setelah Jual Akun Instagram ke Dirinya Sendiri

Awkarin mengatakan akan kembali ke Palu sekitar akhir November atau awal Desember tahun ini karena bertepatan dengan tahap pemulihan (recovery). Namun, sebelum ke sana, ia berencana melakukan penggalangan dana lagi. Sebab, kata Awkarin, dana untuk recovery lebih besar ketimbang donasi saat tahap evakuasi korban.

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus