Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Selebgram Karin Novilda sempat menjadi relawan di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Gadis yang lebih dikenal dengan nama Awkarin ini menceritakan pengalamannya selama menjadi relawan, membantu korban gempa dan tsunami.
"Keadaan pertama, bandara belum kondusif di mana toilet aja atapnya bolong," kata Awkarin dalam acara MilenialFest di Djakarta Theatre, Jakarta, Ahad, 28 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Awkarin menjadi relawan melalui sekolahrelawan.com. Ia menempuh perjalanan melalui udara selama 4 jam, dengan sekali transit di Makassar. Sesampainya di Palu, kata Awkarin, keadaan di sana sudah pada tahap lebih baik. Adapun di Donggala dan Kabupaten Sigi lebih parah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalian bakal sedih banget. Ada tulisan di rumah," kata Karin sambil menahan tangisnya. "Ada tulisan istana saya sudah jadi gubuk. Intinya pas ke sana, Donggala benar-benar enggak layak."Awkarin dan para relawan berfoto dengan anak-anak korban gempa-tsunami Palu dan Donggala di sebuah kamp pengungsian. Netizen memberikan dukungan kepada Awkarin lewat kolom komentar di Instagram. Instagram/@Sekolahrelawan
Menurut Awkarin, para korban bencana di Donggala tidur beralaskan karpet sisaan kena tsunami yang dipotong-potong. Para korban, kata dia, tinggal di sebuah tenda yang diisi 10 kepala keluarga. Awkarin juga menceritakan suhu di sana yang cukup panas.
"Di sana 29 derajat celsius. Jakarta mungkin 33 derajat celsius tapi masih ada angin. Di sana benar-benar panas banget, enggak kayak panas di Jakarta. Malam pun panas," katanya.
Baca: Babak Baru Awkarin Setelah Jual Akun Instagram ke Dirinya Sendiri
Awkarin mengatakan akan kembali ke Palu sekitar akhir November atau awal Desember tahun ini karena bertepatan dengan tahap pemulihan (recovery). Namun, sebelum ke sana, ia berencana melakukan penggalangan dana lagi. Sebab, kata Awkarin, dana untuk recovery lebih besar ketimbang donasi saat tahap evakuasi korban.