Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Ribuan warga memadati kawasan Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Minggu, 26 Januari 2025. Mereka tampak antusias menyaksikan perhelatan Karnaval Budaya Grebeg Sudiro 2025, tradisi tahunan yang diselenggarakan di Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, untuk menyambut perayaan Tahun Baru Imlek.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rangkaian acara Grebeg Sudiro yang berupa kirab ini memadukan dua budaya, yakni Jawa dan Tionghoa. Ada ribuan penampil dari sekitar 52 kelompok seni yang turut berpartisipasi dalam karnaval tersebut. Tak hanya dari Kota Solo, para peserta kirab datang dari beberapa daerah lainnya. Warga yang menyaksikan juga bukan hanya dari Kota Solo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suasana terasa semakin semarak dengan banyaknya lampion beserta pernak-pernik khas Imlek yang menghiasi kawasan Pasar Gede. Ada sejumlah gunungan yang berisi susunan kue keranjang, serta gunungan kuliner khas Sudiroprajan berupa bakpia balong. Keseruan pun terjadi ketika panitia membagikan ribuan kue keranjang dan kue balong kepada warga yang menyaksikan jalannya kirab tersebut.
Para peserta yang berpartisipasi dalam Karnaval Budaya Grebeg Sudiro 2025 yang digelar di kawasan Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Ahad, 26 Januari 2025. TEMPO/Septhia Ryanthie
Dimulai dengan Umbul Mantram
Rangkaian acara Grebeg Sudiro 2025 sendiri sudah dimulai sejak 16 Januari 2025 dengan diselenggarakannya Umbul Mantram di Kelurahan Sudiroprajan. Setelah itu, ada Bazar Potensi di kawasan Pasar Gede yang dibuka mulai 17 hingga 31 Januari 2025.
Dalam waktu yang sama juga diadakan Perahu Wisata yang berlokasi di Dermaga Kali Pepe. Puncaknya pada 28 Januari 2025 akan digelar Harmoni Pesta Kembang Api yang berlokasi di kawasan Pasar Gede dan Balai Kota Solo.
Akulturasi Budaya Jawa dan Tionghoa
Panitia Imlek Bersama 2025, Sumartono Hadinoto mengemukakan Grebeg Sudiro kali merupakan yang ke-17 kali diselenggarakan di Kota Solo setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Ia mengatakan kegiatan itu mencerminkan toleransi dan kebersamaan antara dua etnis yaitu Jawa dan Tionghoa yang tinggal di Kota Solo.
"Kami berharap akulturasi budaya ini akan berkembang, akan muncul lebih banyak lagi akulturasi-akultutasi lainnya," ucap Sumartono kepada wartawan.
Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2025, Arsatya Putra Utama, mengatakan bahwa Grebeg Sudiro telah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN).
“Grebeg Sudiro menjadi acara pertama KEN 2025 di Solo,” katanya.
Grebeg Sudiro berasal dari dua kata yaitu "grebeg" dan "sudiro" yang berasal dari kata "Sudiroprajan". Grebeg merupakan tradisi Jawa yang biasanya dilaksanakan rutin sebagai ungkapan rasa syukur untuk memperingati peristiwa penting. Adapun Sudiroprajan merupakan nama kelurahan yang menjadi lokasi perhelatan Grebeg Sudiro. Kelurahan ini merupakan kawasan Pecinan yang sudah ada sejak masa kolonial.