Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Pohon kurma selama ini dikenal sebagai buah yang berasal dari Timur Tengah. Tapi kini, pohon buah dengan rasa manks itu tengah dicoba untuk dibudidayakan di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Langkah itu dilakukan berkat kerja sama Yayasan Ukhuwah Datu bersama pemerintah setempat. Yayasan itu telah menyebarkan ribuan pohon kurma untuk dibudidayakan agar bisa menjadi sumber penghidupan baru warga setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
''Komunitas yayasan melakukan edukasi kurma. Semata-mata untuk meningkatkan ekonomi umat,'' kata Ketua Yayasan Ukhuwah Datu Mubarrah Juan Marudi, Senin, 4 Oktober 2021.
Salah satu lokasi penanaman pohon kurma ada di dusun Karang Juang Desa Segara Katon Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Pohon di sana sudah ditanam sejak 2016.
Pada 1 Oktober lalu, kebun kurma di desa itu masuk masa panen. Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Nusa Tenggara Barat Niken Saptarini Widyawati melakukan panen kurma bersama Syekh Saleh Abdullah dari Al Rajhi Company. Perusahaan itu berencana berinvestasi pohon kurma di Lombok Utara.
Menurut Marudi, buah kurma itu rasanya seperti kurma Jordania. Sewaktu dipetik, kurma itu antara halal (masih hijau) dan rutop (kurma setengah matang). Kurma yang sudah matang disebut Tamar. "Jadi posisi kurma Lombok ini antara halal dan rutop. Ada hijau ada kuning, Dominan kuning. Layak dikonsumsi,'' ujarnya.
Marudi mengatakan Yayasan Ukhuwah Datu berharap penanaman oleh warga dilakukan menggunakan pola bagi hasil agar lahan warga tidak dijual. Satu pohon kurma diperkirakan bisa menghasilkan 14 tandan yang masing-masing beratnya 10 kilogram.
Satu kilogram kurma bisa dihargai Rp 200 ribu. ''Pola bagi hasilnya merata setelah dikurangi biaya pemeliharaannya," kata Marudi.
Kurma di Lombok Utara ini bisa dipanen dua kali setahun, antara Februari atau Maret dan Oktober. Adapun sejak ditanam hingga berbuah, dibutuhkan waktu sekitar empat tahun.
Niken optimistis Nusa Tenggara Barat akan menjadi pusat perkebunan kurma di Indonesia. Hal itu terbukti setelah komunitas kurma berhasil membudidayakan berbagai jenis pohon kurma. "Budidaya kurma akan terus kita dikembangkan. Dan kita berharap NTB akan jadi pusat perkebunan kurma di Indonesia," kata dia.