Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Karina Kartika Soekarno, putri Presiden Ri pertama, Soekarno tengah berduka. Suami tercintanya, Frits Frederik Seegers meninggal pada Rabu menjelang tengah malam, 3 Februari 2020. Kabar itu disampaikan Komisaris Utama Garuda Indonesia Triawan Munaf di akun Instagramnya, tak lama setelah mendengar kabar itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Turut berdukacita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Bapak Frits Frederik Seegers, suami tercinta dari Karina Kartika Soekarno, ayah tercinta dari Kiran Seegers, malam ini di Bali. Semoga arwah almarhum diberikan tempat yang mulia di sisi Penciptanya, dimaafkan segala kekhilafannya dan dilipatgandakan semua amal kebaikannya sampai akhir hayatnya di dunia. Dan semoga Karina dan Kiran diberi kekuatan dan keikhlasan untuk menerima cobaan ini. Aamiin," tulisnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari pesan yang disebarkan di Whatsapp, Frits Frederik Seegers meninggal karena serangan jantung dan syok insulin. Syok insulin adalah suatu kondisi hipoglikemia akut, yakni kadar gula darah sangat rendah akibat kelebihan dosis insulin.
Frits Frederik Seegers, suami Kartika Soekarno meninggal tadi malam di Bali. Istimewa
Kabar dari Triawan ini mengundang rasa duka dari para sahabat kepada adik Megawati Soekarnoputri ini. "RIP Frits Frederik Seegers," tulis Ruth Sahanaya. "Turut berduka yang dalam," kata Dewa Budjana. "Deepest condolences .. Rest in Love. Tabah untuk yang ditinggalkan," tulis Didiet Maulana.
Frits Frederik Seegers adalah seorang bankir. Ia pernah menjabat sebagai Presiden Citibank Eropa. Pria asal Belanda ini menikahi Karina Kartika Soekarno pada 2 Desember 2005 di Hotel Intercontinental Amstel, Amsterdam. Dari pernikahan itu, mereka memperoleh seorang anak laki-laki bernama Frederik Kiran Soekarno Seegers.
Karina Kartika Soekarno adalah putri Soekarno dengan Ratna Sari Dewi, perempuan asal Jepang. Ia dibesarkan Dewi Soekarno di Paris, Prancis dan meneruskan sekolah di Swiss. Setelah lulus, Karina kembali ke Jepang dan menjadi wartawan televisi di Tokyo. Karina kemudian mendirikan yayasan bernama Kartika Soekarno Foundation, yang bergerak di pendidikan dasar, kebudayaan, dan kesejahteraan ibu-anak Indonesia.