Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kyoto, kota kedua tersibuk di Jepang itu, memiliki lusinan tempat melarikan diri dari rutinitas. Pemerintah Kyoto berhasil membuat area terbuka hijau yang difungsikan sebagai hutan kota atau taman. Bahkan situs-situs kuil kuno di wilayah Kyoto umumnya merupakan taman hutan yang luar biasa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nah, satu lagi ruang terbuka hijau itu berupa Hutan Bambu Sagano. Suara batang bambu yang bergoyang di hutan itu memang menakjubkan. Hebatnya lagi, pemerintah kota Kyoto menjadikannya ikon kota dan diakui sebagai daya tarik kota Kyoto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bambu-bambu itu tumbuh tinggi di tepi Kyoto, membentuk Hutan Bambu Sagano. Dulu kala tak banyak yang memperhatikan hutan bamboo yang tenang ini. Namun, seiring pertumbuhan kota, warga mulai mencari tempat-tempat yang damai sebagi destinasi wisata. Pengunjung yang membludak memang menghadirkan masalah tersendiri pada akhirnya.
Bambu-bambu yang tumbuh tinggi di tepi Kyoto, membentuk Hutan Bambu Sagano. Foto: Chris McCracken/Atlas Obscura
Lokasinya hanya sekitar 30 menit dari pusat kota Kyoto, hutan bambu yang menjulang tinggi ini sangat kontras dengan perkotaan di sekitarnya. Di tengah hutan bambu terdapat jalur pejalan kaki yang terbuat dari kayu. Jalur ini seperti membelah, melalui rumpun padat batang bambu – yang tingginya mencapai puluhan meter dan menciptakan kanopi. Suasananya memang membuat Anda terbenam dalam ketenangan.
Ketika angin melewati bambu-bambu yang penuh sesak, lengkungan bamboo itu berderit, dedaunan berdesir, dan batang pohon mengetuk bersama, menciptakan suara damai seperti hampir tidak ada yang lain. Hanya saja suara wisatawan kerap membungkamnya.
Namun, bila Anda berhasil lepas dari kerumunan, dan fokus terhadap suasana hutan, maka inilah yang Anda dapatkan: suara gemerisik, berderit, dan desah kesiur angin -- salah satu soundscapes yang diakui pemerintah Jepang.
Kebisingan alam meditatif yang sangat indah itu, membuat Kementerian Lingkungan Hidup Jepang menetapkan sebagai salah satu dari “100 Soundscapes of Japan,” sebuah prakarsa yang dirancang untuk mendorong penduduk lokal untuk keluar dan menghargai akustik alam negara itu.
Suara alam di Hutan Bambu Sagano hanya dikalahkan oleh suara wisatawan, Anda harus menyendiri atau datang saat masih sepi. Foto: Antti Nissinen/Flickr.com
Sayangnya untuk menangkap suara yang indah itu, Anda harus menunggu saat-saat yang sepi. Dengan begitu, pengunjung bisa mendapatkan kombinasi keindahan visual dan ketenangan pendengaran. Dan musik alam itupun datang.