Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Tak ada ketawa di bintaro

Grup lokaria didirikan tahun 1966 di jakarta, beranggotakan 40 orang mengadakan pertunjukan di bintaro. ternyata penonton sedikit sehingga panitia merugi. (hb)

7 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MAKA muncullah Karjo AC-DC dan kawan-kawan malam itu, 21 Jnni lalu, di Balai Rakyat Bintaro Kebayoran Lama, Jakarta. Lakon yang dimainkan berjudul Horor Drakula Ompong. Tapi penonton sedikit. Kenapa? Grup itu bernama 'Lokaria', beranggota 40 orang. Didirikan di Jakarta tahun 1966, belum sampai setahun operasi di Jakarta, hijrah ke Malang. Tiba-tiba sekarang berada di Jakarta lagi dan main di wilayah Jakarta yang sangat jauh di tepi, Bintaro. Ini memang "tempat jin buang anak," kata Alex Wijaya, Wakil Direksi Lokaria. Dan Amang Gunawan, pemimpin Lokaria lainnya, mengeluh, "Sudah lima malam penonton tetap saja sedikit. " Walaupun lakon berganti setiap malam, penduduk daerah situ tokh tak juga tertarik untuk pergi ke gedung yang biasanya dipakai pertemuan dan pernikahan itu. Setiap malam yang datang paling hanya sepertiga dari kapasitas gedung yang bisa memuat 900 penonton itu. Karcis yang terjual pun paling banyak yang seharga Rp 250, sedang yang Rp 500 dan Rp 1.000 tetap bertumpuk di loket. Grup 'Lokaria', yang dulu adalah almamater Kardjo itu, dikontrak "panitia" di Bintaro untuk satu bulan. Panitia ini dipimpin oleh Rachmat, seorang pengusaha muda setempat, yang rupanya masih harus merasakan pahitnya awal sebuah usaha. Para anggota menginap di rumah penduduk sekitar. Tapi pengeluaran per hari tokh tak bisa ditekan, yaitu 200 ribu. Sementara itu uang masuk, dalam satu malam, setelah dipotong sana-sini, termasuk pajak tontonan, tinggal 75 ribu. Setiap hari mereka mengatakan harus tombok 125 ribu. Suatu jumlah yang cukup besar bagi grup semacam itu. Sepi Dan Miskin "Panitia" sendiri rupanya belum cukup pengalaman dalam kegiatan promosi. Walaupun sudah berusaha. Poster sudah dipasang di jalan-jalan, tapi tak sampai masuk ke tengah kota dan kurang besar-besaran. "Mungkin karena tempatnya terlalu jauh," Alex mengakui. Tempat memang faktor penting. Bintaro, walaupun kini mulai jadi sasaran para pemilik rumah bagus, adalah bagian lama Kebayoran Lama yang masih sepi dan miskin. Bukan "pasar" yang subur, walaupun grup ini bisa menyajikan lawakan Karjo, Ros Pentil, Sumiati, Jawul dan Budi Sr. dan juga membawa beberapa penyanyi beserta pemain band lengkap dengan peralatannya -- suatu hal yang juga dimiliki oleh grup Srimulat. Jauh-jauh dari Malang, kenapa grup ini tak main di TIM saja, misalnya? "Saya sudah menghubungi TIM, tapi kata Pimpinan TIM, sampai akhir Juli acara di sana sudah penuh," tutur Karjo yan ditemui Bachrun Suwatdi dari TEMPO selagi memasang sanggul di kamar riasnya. Tertawa Gedongan Jadi, selama sebulan di Jakarta ini, apakah Lokaria hanya akan main di Bintaro? "Menurut rencana, setelah seminggu di Bintaro, akan main di Bali Rakyat Tebet dan Kecamatan Sawah Bcsar. Kedua tempat itu sudah bersedia menerima kami. Sesudah itu, jika tak ada tempat lain yang berhasil dihubungi panitia, yah, kami akan main lagi di Bintaro," kata Amang. "Kalau modal bisa kembali saja, sudah untung. Dan inilah pengalaman yang cukup mahal harganya," lanjutnya sambil menghela nafas. Yang bergembira dengan adanya pertunjukan Lokaria di Bintaro itu agaknya cuma orang-orang semacam Murid, pemilik warung dekat Balai Rakyat. "Dagangan saya laris," katanya sambil ketawa. Cuma, katanya sambil memandang ke arah rumah-rumah mentereng yang kini mulai menjulang atau memanjang, "saya heran, kenapa orang gedongan nggak mau nonton, padahal lawakan itu lucu, bisa bikin ketawa," komentarnya. Tapi mungkin orang gedongan punya tertawa gedongan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus