Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kalau berencana liburan mendaki Gunung Fuji di Jepang tahun depan, siap-siap merogoh kocek lebih dalam. Sebab Pemerintah Prefektur Shizuoka mempertimbangkan untuk memberlakukan biaya masuk wajib pada musim panas 2025. Biaya yang diusulkan, mulai dari Rp 307 ribu hingga Rp 513 ribu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tarif biaya masuk ini bertujuan untuk mengurangi pariwisata berlebihan, mencegah pendakian malam hari, dan melestarikan ekosistem alami gunung ikonik tersebut. Sebelumnya sudah ada biaya konservasi sukarela pendakian Gunung Fuji sebesar Rp 102 ribu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat ini pihak berwenang prefektur Shizuoka sedang bersiap untuk mengajukan rancangan proposal ke Majelis Prefektur pada bulan Februari 2025. Besaran biaya masuk diharapkan akan mencakup kontribusi konservasi sukarela yang sudah ada sebelumnya.
Jalur pendakian Gunung Fuji
Gunung Fuji dapat didaki melalui dua prefektur, yaitu Shizuoka dan Yamanashi. Pemerintah Shizuoka memperkenalkan sistem pendaftaran sukarela, tetapi tidak menerapkan peraturan masuk dan biaya wajib. Padahal hampir 40 persen dari total pendaki atau sekitar 89 ribu wisatawan pendaki situs warisan dunia itu, naik dari Shizuoka. Sedangkan Prefektur Yamanashi mengenakan biaya akses kepada pendaki sebesar Rp 200 ribuan, selain biaya kerja sama sukarela, dan membatasi akses ke gunung setelah jam 4 sore.
Dari Perfektur Shizuoka, merupakan rute yang sangat populer di kalangan pendaki, karena tantangan unik dan pemandangan yang indah. Jalur pendakian dari Shizuoka akan melewati rute Shizuoka - Fujinomiya - Subashiri, dan Gotemba.
Selain biaya masuk, ada beberapa usulan perubahan dari pemerintah Shizuoka. Termasuk menerapkan waktu akses yang lebih ketat, yaitu membatasi jumlah pendaki, dan waktu masuk setelah jam 1 siang di Rute Gotemba, jam 3 sore di Rute Subashiri, dan jam 4 sore di Rute Fujinomiya. Pengaturan waktu ini untuk memastikan pendaki mencapai titik tengah setiap rute dengan aman, dan dapat menyelesaikan perjalanan sebelum malam tiba.
Dalam periode awal Juli hingga awal September, jumlah orang yang mendaki gunung tertinggi di Jepang ini berjumlah sekitar 204 ribu, turun sekitar 8 persen dari musim tahun sebelumnya. Sementara jumlah pendaki di malam hari berkurang secara signifikan di satu-satunya jalan setapak di sisi Yamanashi karena pemasangan gerbang sementara untuk mengurangi kemacetan.
Gunung Fuji, yang membentang di prefektur Yamanashi dan Shizuoka, adalah salah satu tujuan wisata paling populer di Jepang. Gunung ini terdaftar sebagai situs Warisan Dunia UNESCO pada 2013. Sebagai situs warusan dunia, Gunung Fuji harus tetap dijaga dari kepadatan dan kerusakan lingkungan akibat pengunjung.
TRAVEL AND TOUR WORLD | JAPAN TIMES