Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Thailand Tambah Hari Libur agar Warganya Bisa Berwisata

Thailand yang bergantung pada pariwisat ingin mendukung industri perjalanan dan membantu pemulihan ekonomi setelah pandemi.

19 November 2024 | 08.16 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Selain Bangkok, berikut ini beberapa destinasi wisata di Thailand yang wajib dikunjungi. Ada Chiang Mai, Phuket, hingga Khao Yai. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Thailand menambah hari libur umum untuk tahun depan dan Januari 2026. Penambahan ini terutama di akhir pekan panjang atau long weekend untuk meningkatkan pariwisata dan ekonomi secara keseluruhan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wakil Perdana Menteri Phumtham Wechayachai, yang mengumumkan rencana ini pekan lalu, mengatakan hari libur tambahan tahun depan adalah Senin, 2 Juni dan 11 Agustus, dengan hari libur ulang tahun Ratu pada 3 Juni dan Hari Ibu pada 12 Agustus. Dengan demikian, ada dua tambahan akhir pekan panjang yang masing-masing selama empat hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hari libur tambahan lainnya adalah Jumat, 2 Januari 2026, yang memperpanjang libur Tahun Baru menjadi lima hari, dari 31 Desember hingga 4 Januari. Ini berarti akan ada 21 hari libur umum pada tahun 2025 di Thailand.

Bergantung pada Pariwisata

Thailand yang bergantung pada pariwisata dalam beberapa tahun terakhir ingin mendukung industri perjalanan dan membantu pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid sejak 2020. Sektor pariwisata menyumbang sekitar 12 persen dari produk domestik bruto Thailand dan hampir seperlima dari lapangan pekerjaan di negara tersebut.

Penetapan hari libur tambahan ini juga sejalan dengan langkah pemerintahan Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra untuk menetapkan tahun depan sebagai tahun pariwisata dan olahraga, kata wakil juru bicara pemerintah Sasikan Wattanachan.

Sekitar 30 juta wisatawan asing telah mengunjungi negara tersebut sepanjang tahun ini. Adapun pemerintah untuk sepanjang 2024 adalah mendatangkan sebanyak 36,7 juta turis mancanegara. Pada 2019, Thailand mencatat rekor kedatangan wisatawan asing, hampir 40 juta, yang menghasilkan pendapatan sebesar US$60 miliar atau sekitar Rp950,5 triliun. Sayangnya, pandemi menghancurkan pariwisata.

Subsidi untuk Wisatawan Domestik

Meski kunjungan wisatawan asing banyak, Thailand menghadapi masalah besar pada wisata domestik karena warganya enggan berlibur. Pemerintah Thailand ini berupaya mengajak warganya untuk liburan di dalam negeri dengan memberikan subsidi bagi wisatawan lokal dalam skema stimulus hingga 50 persen, seperti diungkapkan Menteri Pariwisata dan Olahraga Sorawong Thienthong.

“Secara pribadi, saya ingin subsidi dari pemerintah ditingkatkan dari 40 persen dalam lima tahap sebelumnya, menjadi 50 persen. Jika memungkinkan, kami ingin memulai lebih awal untuk merangsang ekonomi melalui pengeluaran pariwisata sesegera mungkin,” kata Sorawong, bulan lalu. 

Sebelumnya, Thailand pernah mengadakan skema subsidi liburan untuk warganya. program subsidi tersebut menciptakan dampak ekonomi sekitar 58,6 miliar baht atau sekitar Rp2,7 triliun.

TAT akan memaksimalkan wisatawan domestik akhir tahun ini melalui Festival Musim Dingin. Festival ini menampilkan berbagai acara seperti Festival Loy Krathong, Festival Seni Chao Phraya, dan kolaborasi dengan sektor swasta untuk berbagai promosi, serta acara olahraga, festival musik, dan festival tradisional di seluruh Thailand. Tujuannya adalah untuk mendorong pendapatan pariwisata domestik mendekati target 1 triliun baht atau Rp463 triliun untuk tahun ini.

VN EXPRESS | BANGKOK POST 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus