Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Yogyakarta Gelar Tradisi Labuhan Gunung Merapi dan Pantai Parangkusumo

Upacara adat yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam

12 Februari 2024 | 06.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua tradisi Adat Labuhan digelar di Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Minggu dan Senin, 11-12 Februari 2024. Upacara adat itu yakni Labuhan Merapi di lereng Gunung Merapi Sleman dan Labuhan Parangkusumo di Pantai Parangkusumo Bantul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upacara Adat Labuhan yang digelar Keraton Yogyakarta ini merupakan tradisi ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan alam, yang diinterpretasikan dalam wujud barang-barang berupa hasil bumi (polo pendem), pakaian, dan sesajen yang dilarung di Laut Selatan atau diarak di lereng gunung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengawali Labuhan Merapi, Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo telah menerima ubarampe dari utusan Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X yang kemudian diserahkan kepada juru kunci Merapi Wedono Surakso Hargo Asihono pada Minggu, 11 Februari 2024.

Serah terima ubarampe Labuhan Merapi itu dilakukan di kantor Kecamatan Cangkringan Sleman.

"Labuhan Merapi juga sebagai tradisi memperingati Tingalan Jumenengan Dalem atau ulang tahun kenaikan takhta Raja Keraton Yogya," kata Kustini.

Adapun ubarampe yang diserahterimakan terdiri dari benda-benda sejenis kain dan lainnya yang bernama Sinjang Kawung Kemplang, Semekan Gadung, Semekan Gadung Mlati, Kampuh Paleng, Desthar Daramuluk, Desthar Udaraga, serta Arta Tindih.

Setelah prosesi serah terima, ubarampe tersebut dibawa ke petilasan Mbah Maridjan (juru kunci Merapi sebelumnya yang telah meninggal), yang berada di Kinahrejo. Selanjutnya barang-barang itu akan dibawa ke Bangsal Sri Manganti di Gunung Merapi untuk prosesi labuhan pada Senin, 12 Februari.

Kustini mengatakan Labuhan Merapi tak hanya sekadar tradisi. "Labuhan Merapi juga wadah masyarakat bersyukur kepada Sang Pencipta atas berkah dan karunia yang telah diberikan," kata dia.

"Melalui tradisi Labuhan Merapi ini terus terpupuk sikap gotong royong, guyub rukun, golong gilig (bersatu)," ujarnya.

Upacara Labuhan Merapi, kata Kustini, masih sangat mengakar pada masyarakat dan relevan untuk dilakukan sampai saat ini, karena memiliki filosofi yang bijaksana dan mengandung nilai luhur serta mencerminkan masyarakat Yogyakarta yang agamis, humanis, dan berbudaya.

Prosesi Labuhan Parangkusumo di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta Minggu (11/2). Dok.istimewa

Labuhan Parangkusumo

Adapun pada Minggu, juga digelar Labuhan Parangkusumo yang dipusatkan di Pantai Parangkusumo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul.

Labuhan di Parangkusumo berlangsung meriah serta disaksikan ribuan wisatawan yang datang dari berbagai daerah.

Upacara Labuhan Parangkusumo didahului dengan serah terima ubarampe dari Pendopo Kecamatan Kretek lalu dibawa menuju Pendopo Pantai Parangtritis. Dari pendopo itu kemudian ubarampe diarak abdi dalem Keraton menyusuri pantai menuju Cempuri Pantai Parangkusumo.

Setelah itu sesaji didoakan oleh Ki Sulaksotopo Samudera selaku juru kunci lantas dibawa untuk dilarung atau dilabuh ke tengah laut dari Pantai Parangkusumo.

Ratusan warga Yogyakarta turut berebut sesaji atau ubarampe itu. Acara itu dikawal ketat Tim SAR Pantai Parangtritis dan Polisi Air Udara (Polairud) Polda DIY.

PRIBADI WICAKSONO

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus