Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

"saya akan kembali"

Wawancara Tempo dengan jusuf randy. ia mempunyai 4 nama, membantah memalsukan paspor, mengaku bekerja di bidang komputer selama 25 tahun. membantah menggelapkan pajak, membantah lpkia berutang, dll.

18 Maret 1989 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tak gampang ternyata untuk bertemu si "Raja Komputer" Jusuf Randy, kendati ia sudah lepas dari tahanan Polres Jakarta Selatan. Hampir sepanjang pekan lalu, TFMPO mencoba meminta kesediaannya untuk wawancara. "Jangan sekarang, nanti saja. Saya janji, saya akan memberikan semuanya kepada TEMPO, yang pertama dan yang eksklusif. Sekarang ini saya masih dalam situasi yang lemah, saya tidak mau hancur lagi," alasannya berkali-kali. Tapi kekukuhan Jusuf untuk mengelak diwawancarai TEMPO, berkat kegigihan wartawan TEMPO, semakin hari semakin cair. Kepada wartawati TEMPO Linda Djalil, ia semula menjanjikan wawancara pada hari Kamis. Batal. Ia kemudian membuat jaji lagi dengan wartawan TEMPO Agung Firmansyah, hahwa ia akan datang sendiri ke kantor Majalah TEMPO di Kuningan, Jakarta Selatan, pada hari Sabtu. Sekitar pukul 22.00 malam Minggu itu tim wartawan TEMPO -- Moebanoe, Agung, Rustam Mandayun, dan Robin Ong -- terpaksa nnelakukan "penyerbuan mendadak" ke rumah kontrakan Jusuf Randy bersama Yanti di kompleks Jalan H. Nawi 10, Jakarta Selatan. Jusuf Randy, yang telah siap tidur, dengan kaus biru cap Lacoste dan bercelana pendek (sport) biru terpaksa menemui TEMPO. Trenyata, ia masih tetap kocak, terbuka, dan ramah. Ia bahkan sempat potret bersama dengan wartawan TEMPO. Sebelum dipotret, misalnya, ia minta izin untuk mengganti celana pendeknya. "Tunggu, saya malu kalau difoto dengan celana pendek. Saya ganti celana dulu," kata Jusuf. Yanti, istri Jusuf, yang sebelumnya disebutnya lagi sakit, tiba-tiba ikut meramaikan suasana, kendati sudah pakai baju tidur. "Saya kira ke mana," kata Yanti kepada suaminya. "Dikira diculik orang, ya," ujar Jusuf bercanda. "Kalau Anda mau mewawancari saya sekarang, silakan minta izin penasehat hukum saya," tambah Jusuf, sembari menunjuk isterinya yang manis itu. "Dia kan manajer dan pakar hukum," ucap Jusuf lagi. Berikut wawancara yang dilakukan dengan Jusuf Randy. Anda mempunyai banyak nama. Manakah di antaranya yang merupakan nama asli Anda? Nama Cina, Indonesia, Jerman, ataupun Belanda, itu semua nama saya. Ini wajar saja. Saya kan dilahirkan dari keluarga WNI Tionghoa. Tapi hati-hati, soalnya masalah ini menyangkut ras, lho. Saya dilahirkan dengan nama Joe Siang Nio. Masuk taman kanak-kanak, saya bernama Bobert. Pada 1967 saya bernama Thomas Tamzil. Saya memakai nama Jusuf Randy ketika saya memeluk agama Islam. Semuanya resmi, dan ada surat-suratnya. Oh ya,bagaimana dengan dokumen identitas Anda yang katanya palsu itu? Karena saya ingin cepat-cepat, ya, saya melalui jalan tol. Tapi nama saya semuanya resmi, seperti yang tadi saya jelaskan. Nama Jusuf Randy terjadi, ya, antara lain karena ayah saya juga. Dia tidak bisa menerima saya karena saya masuk Islam. Ayah saya seorang pendeta. Ya, begitulah, akhirnya saya ganti nama. Dari sinilah semuanya lalu berkembang. Karena saya harus cepat-cepat, otomatis ya saya harus melalui jalan tol. Saya bikin KTP baru, dan ini harus betul-betul dipertahankan, berikut semuanya, antara lain, lahir dengan nama Jusuf Randy. Benarkah Anda memasulkan paspor juga? Ini tidak benar. Sya masuk ke Indonesia ini memang dengan paspor Jerman, karena saya warga negara Jerman. Waktu itu saya masuk dengan izin, semuanya dicatat. Jadi, mana mingkin saya macam-macam. Yang mana yang benar, kita tunggu saja nanti keputusannya. Banyak orang mengatakan Anda bukan pakar komputer. Anda hanya sempat kursus komputer selama enam bulan di Jerman? Masalah ini juga tidak benar. Untuk menarik kredit dari bank, orang harus memberikan jaminan. Apalagi dalam jumlah yang cukup besar, 400 ribu DM. Paling tidak untuk jaminan kredit sebesar itu, untuk ukuran di Jerman, ya, rumah atau vila. Saya mana punya rumah atau vila di sana. Jadi, tidak mungkin saya melakukan penggelapan itu. Juga pajak. Apa yang bisa dipajak dari saya di sana. Toh saya tidak punya apa-apa. Banyak juga alumus Jerman yang menuduh Anda menyelundupkan alat-alat komputer melalui mahasiswa di sana? Ini tuduhan omong kosong. Man mungkin saya mau melakukan ini. Tentunya ini harus dilihat dari logika bisnis, dong. Banyangkan, cuma kopor-kopor. Berapa banyak, sih, barang yang bisa dibawa? Ongkosnya mahal dan tentu saja risiko anak-anak amatiran itu. Sekali ketahuan semua amblas. Untuk bisnis seperti ini, kalau saya mau, lebih baik saya lakukan di Singapura. Di sana banyak orang profesional yang bisa saya pakai. Ongkosnya juga lebih murah, cuma Rp 12.000 per kilo. Jelas, kan. Benarkah LPKIA kini banyak utang? Ini juga cerita yang nggak masuk akal. Mana mungkin LKPIA berutang Rp 1,8 milyar selama setahun lalu. Tidak benar itu. Kalau ini betul, artinya LPKIA berutang 100 juta sebulannya. Duit untuk apa sebanyak itu, lagi pula apa lebih besar dari itu penghasilannya, tidak mungkin. Apakah itu berarti Anda masih banyak utang? Jangan khawatir. Soal deposit, tentu saya punya. Bagi saya, ini hanya soal kecil (sambil menyentikan jarinya). Saya hanya memohon Anda bisa mengerti, apa yang diberitakan koran bahwa saya bangkrut dan tidak bisa bayar utang itu, it's not true. Tidak benar. Isinya bodor. Ya, bodor. (dalam bahasa Sunda artinya lucu). (Jusuf Randy tertawa keras, badannya terguncang). Saya masih memiliki kekayaan. Banyak yang menuduh sebenarnya Anda berada di balik manipulasi Fa. Marathon di Perumtel? Masalah ini juga harus dengan logika. Yang jelas, saya tidak terbukti terlibat kasus ini. Saya sudah ditahan selama 60 hari. Kecuali masalah KTP (maksudnya pemalsuan), yang lain omong kosong. Saya cuma didakwa karena KTP itu. Perkara yang lain buktinya mana? Kalau begitu, bagaimana Anda sampai ditahan? Menurut logika saya, ada kesengajaan orang untuk menghancurkan nama baik saya, karier saya, rumah tangga saya. Lihat saja akbatnya, istri dan anak-anak saya semua pergi (maksudnya Elisabeth) kasihan mereka. Semua hancur. Yanti istri saya, misalnya. Ada kesan memang, dia saya sembunyikan, tapi masalah ini hanya masalah waktu saja, toh sekarang soal Yanti sudah terungkap semua. Tapi namanya sudah dihancurkan orang. Dia dianggap yang tidak-tidak. Petugas intel membuntuti dia untuk membuktikan bahwa Yanti itu perempuan nakal. Nyatanya, Yanti tidak pernah mengkhkanati saya, apalagi serong. Tegasnya, mereka -- entah siapa -- sedang menghancurkan saya. Saya harus already go on, go on .... Saya ikhlas diperlakukan seperti itu tapi harap Anda tahu, semuanya itu tidak benar. Kok, menduga seperti itu? Ini logika. Siapa yang pertama mengisukan itu semua. Semua orang mudah menduga. Siapa lagi kalau bukan orang-orang yang pernah dekat saya, iya kan. Tapi saya tidak perlu menyebut siapa mereka. Sebetulnya ini persoalan kecemburuan bisnis. Tapi saya tidak dendam. Saya dibacok dan mau dibunuh pun (sambil memperlihatkan kepalanya yang konon pernah dibacok orang waktu pembukaan warung Basmallah) tidak dendam. Saya memaafkan pembacoknya, dan kalau ia butuh uang, pasti akan saya beri. Kenapa semua itu tidak Anda ungkapkan saja? Nantilah. Saya mau benar-benar open kepalang, nama saya sudah kepalang basah. Anda boleh bertanya apa saja. Saya akan menjawabnya. Sebagai seorang muslim, saya harus bilang Insya Allah . Ada satu hal kenapa saya sekarang tidak mau diwawancarai. Jawahannya: saya ingin membela siswa-siswi saya. Justru cara diam seperti ini -- menurut kami -- malah tidak menyelesaikan masalah? Iidak. Sekarang siswa-siswi saya sangat guncang. Jujur saja, saya kasihan pada mereka . Mereka mau mencari kerja dan modalnya sertifikat dari saya. Mereka sekarang jelas dihadapkan pada suatu kebingungan. Saya rela berkorban asal siswa-siswi saya jangan dirugikan. Membayar Rp 600 ribu itu mahal, lho. Tapi perlu saya sampaikan, sekarang LPKIA justru makin harum, maki populer. Nanti, begitu saya sudah punya kesempatan, saya akan melangkah lagi nengembangkannya. Apa ada alasan lain? Saya tidak mau dan tak bisa cuap-cuap kalau kasus saya masih menggatung. Saya bilang clean, walau sebetulnya tidak 100 persen, sebab ada persoalan KTP, kan? Kalau sesudah vonis misalnya Pak Jusuf dihukum 3 bulan, okelah, ngomongnya pun saya bisa enak kan? Tentang identitas saya, kalau saya bicara sekarang, orang bisa menilai saya mau self-defence. Dengan demikian saya tidak bisa meyakinkan mereka. Anda masih beramal? Tentu beramal, karena itu penting dan merupakan bagian penting dalam kehidupan berperikemanusiaan saya. Bagaimana dengan pemberitaan selama ini? Benarkah Anda akan menggugat TEMPO? Walaupun TEMPO sudah "menggebuki" saya, saya tidak dendam. Pokoknya nanti semua akan saya jelaskan. Saya tidak takut pemberitaan, dan saya tidak gentar terhadap siapa pun. Lihat saja sekarang, saya kan tidak takut menemui Anda? Benar nggak ? Kedua ada fakta lain, Jusuf Randy sekarang dikeluarkan dari tahanan dan ini orang akhirnya senang menamabahi yang bukan-bukan. Padahal, saya betul-betul clean, clean. Bersih. Polisi, Bakin, Bais, semuanya sudah memeriksa saya. Benar Anda tak dendam? Ya, karena Jusuf Randy makin populer (ha ha ha. Jusuf Randy tertawa ngakak). Selain itu, saya banyak berterima kasih, TEMPO telah menobatkan saya sebaga "Raja Komputer". Nah, pernahkah ada orang yang selama ini menobat kan saya sebagai Raja Komputer? Ha ha ha .... Anda tahu, kalau raja itu suatu saat akan kembali ke singgasananya. Ha ha ha ... (kembali tertawa keras.) Apa hikmah dan pengalaman Anda selama di tahanan? Tidak benar saya pernah mogok makan di tahanan. Saya sekamar dengan tiga teman lainnya, satu di antaranya pelaku penculik Jimmy. Sebagai seorang eksekutif, saya malah bangga bisa bersama-sama mereka, karena saya banyak mendapat pengalaman macam-macam dari mereka, teman-teman saya itu kan ada yang ditahan karena maling. Mereka juga merasa senang berkenalan dengan saya, terutama mereka senang akan nasihat saya. Hikmah yang utama, saya jadi merasa lebih dekat dengan Tuhan, Alhamdulillah, ibadat saya juga semakin mantap. Saya sekarang betul-betul seorang Islam, menjalankan sembahyang lima waktu secara ketat .... Apa rencana Anda selanjutnya? Juga saya merasa harus lebih hati-hati lagi. Para siswa dan karyawan saya di LPKIA menunggu tanggung jawah saya. Tapi sekarang ini belum banyak yang bisa saya lakukan, saya masih dalam situasi yang lemah. Tunggu saja. Toh, lihat saja sendiri, sekarang saya tetap tidak kekurangan (sambil merentangkan kedua tangannya), saya masih bisa hidup di rumah ini. Yang membuat saya bahagia, itu tadi, saya dinobatkan sebagai "Raja Komputer". Ini sesuatu yang luar biasa, saya akan semakin terkenal. Saya jadi ingat sejarah King Arthur, raja yang pernah bangkit dari keruntuhan. Mudah-mudahan saya akan seperti dia, kembali ke singgasana, insya Allah. He-he-he.Karni Ilyas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum