Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kriminal

Siapa Miss Huang Perantara Pendonor Ginjal dari Indonesia dengan RS di Kamboja

Miss Huang adalah perempuan perawakan Tiongkok yang fasih berbahasa Indonesia. Jadi perantara pendonor ginjal dengan rumah sakit di Kamboja.

22 Juli 2023 | 15.25 WIB

Sejumlah tersangka dihadirkan saat rilis pengungkapan perkara Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) jaringan internasional Indonesia-Kamboja berupa penjualan organ tubuh di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 20 Juli 2023. Dari hasil pengembangan, polisi berhasil mengamankan 12 orang tersangka lintas profesi dengan barang bukti sebanyak 18 kartu ATM beserta buku tabungan, 16 paspor, uang tunai senilai Rp 950 juta, dan 15 buah handphone, dengan jumlah korban diperkirakan mencapai 122 orang. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Perbesar
Sejumlah tersangka dihadirkan saat rilis pengungkapan perkara Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) jaringan internasional Indonesia-Kamboja berupa penjualan organ tubuh di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis 20 Juli 2023. Dari hasil pengembangan, polisi berhasil mengamankan 12 orang tersangka lintas profesi dengan barang bukti sebanyak 18 kartu ATM beserta buku tabungan, 16 paspor, uang tunai senilai Rp 950 juta, dan 15 buah handphone, dengan jumlah korban diperkirakan mencapai 122 orang. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Peran sosok Miss Huang dalam kasus penjualan ginjal ke Kamboja diceritakan oleh Hanim, pria asal Subang yang menjadi koordinator pendonor ginjal di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hanim, laki-laki berusia 40 tahun, adalah salah satu pelaku dari 12 tersangka tindak pidana perdagangan orang atau TPPO yang ditangkap oleh Polda Metro Jaya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sosok Miss Huang dikenal Hanim pertama kali saat dia menjual ginjalnya pada 2019. Setelah menjadi pendonor, Hanim direkrut untuk ikut dalam jaringan jual-beli ginjal internasional. Hanim diminta untuk mencari pendonor lainnya.

"Saya sebenarnya gak ada niatan buat jadi koordinator di sana. Soalnya saya gak ngerti bahasanya sama sekali, saya itu karakternya gak bisa ngatur ngatur orang kemudian gak bisa bahasa Inggris juga," kata Hanim, Jumat, 21 Juli 2023.

Namun karena broker yang membawanya dan Miss Huang percaya, Hanim dipaksa untuk mengkoordinasi semuanya.

Menurut Hanim, bukan karena uang, ia menerima tawaran tersebut. Tapi karena utang budi ke broker. Selama satu tahun sebelum berangkat ke Kamboja, ia tinggal di rumah sang broker.

"Saya melihat jasanya brokernya ke saya itu gede. Karena selama satu tahun saya di situ itu ya yang ngasih makan itu brokernya," ucapnya.

Dia menceitakan Miss Huang merupakan penyambung lidah, saat Hanim sudah masuk ke jaringan itu. Koordinasi Hanim dilakukan dengan Miss Huang tanpa perantara. Jadi, jaringan yang ditangkap di Indonesia merupakan kaki tangannya.

"Karena waktu itu kan broker tadi itu udah nggak bisa nyukupin kebutuhan di sana," katanya.

Sosok Miss Huang merupakan orang yang mengatur segala urusan di Kamboja. Selain itu penyambung lidah antara dia dan rumah sakit.

"Sebenarnya tanggung jawabnya ada di resipien, bukan di pendonor karena berhubung saya tidak bisa ngobrol langsung sama pihak rumah sakitnya, Miss Huang jadi penyambung lidah," tuturnya.

Selain itu, peran Miss Huang adalah orang yang mengabari Hanim jika ada pasien yang butuh donor ginjal. Kemudian, Hanim mencarikan calon pendonor.

"Miss Huang cuma bilang 'mas butuh ginjal dengan golongan darah tertentu, kalau bisa tolong carikan,' saya perintah langsung dari Miss Huang," ucapnya.

Menurut Hanim, Miss Huang merupakan perempuan perawakan Tiongkok yang fasih berbahasa Indonesia.

Hanim biasanya diminta untuk membawa 10 sampai 20 orang calon pendonor ke Kamboja.

Sempat ingin berhenti, namun dibujuk lagi.

Hanim mengaku sempat ingin berhenti menjadi koordinator jual beli ginjal. Namun, broker dan Miss Huang membujuknya dengan alasan kasihan kepada calon pendonor lain.

"Dalihnya kan gini, 'kasihan anak-anak yang butuh bantuan kita, gimana kalau ibaratnya mereka gak jadi sampai berangkat. Kemudian gagal, ada yang bunuh diri atau jadi copet atau gimana'," cerita Hanim.

Tidak dapat untung, Hanim mengaku rugi karena calon pendonor ginjal yang tidak lolos pemeriksaan atau gagal operasi. Dia yang menanggung biayanya. Total hutang mencapai Rp 700 juta.

"Hutang saya ke rumah sakit itu sebesar [Rp] 700 juta lebih. Jadi kalau dihitung-hitung itu gak ada (untung). Saya gak ada," ucapnya.

Belum sempat berhenti, hingga akhirnya Hanim ditangkap di Hotel Bungkarang pada 27 Juni 2023 lalu. Hanim kini jadi tersangka tindak pidana pencarian orang atau TPPO.

Komunikasi terakhir Hanim dan Miss Huang terakhir saat dia ditangkap. Dia di telepon Miss Huang terakhir kali saat berada di Hotel Bungkarang, dia mengangkat telepon tersebut di depan anggota kepolisian yang menangkapnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus