Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Asosiasi Psikologi Forensik atau Apsifor Reni Kusumowardhani mengatakan ada satu orang anggota keluarga yang meninggal di Kalideres, Jakarta Barat, menyukai hal klenik sejak SMA. Hasil analisis menunjukkan anggota satu keluarga tewas di Kalideres, Budyanto Gunawan, berkepribadian seperti itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia dipetakan sebagai orang yang iri hati, keras kepala, bertingkah laku atau berpikir tidak lazim. "Menyukai hal-hal yang bersifat klenik, perdukunan, dan memiliki guru spiritual. Hal ini sudah sejak SMA dia lakukan dan taraf kecerdasannya biasa saja tidak sepeti kakaknya (Rudyanto Gunawan)," kata Reni saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jumat, 9 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Posisinya dalam keluarga disebut ikut membantu mengurusi keperluan sehari-hari untuk keluarga. Dia juga dinilai aktif mencari pengobatan alternatif non medis dan yakin sesuatu bisa memperbaiki kehidupan aspek finansial.
Kemudian, kata Reni, dia melakukan suatu itu untuk memperbaiki kesehatan keluarga dan dirinya. Tetapi yang diharapkan Budyanto tidak kunjung datang dan membuatnya pasrah.
Menjelang kematiannya, kondisi finansial makin tidak mendukung dan berdampak pada psikologis dan kesehatannya. "Sumber keuangan sudah habis, upaya menjual aset sudah tidak ada lagi, ini membuat keadaan psikologisnya tidak berdaya," tuturnya.
Ritual keagamaan dengan mantra-mantra bukan hal aneh
Sosiolog Agama Jamhari mengatakan, lelaku ritual yang dilakukan keluarga tersebut bukan hal aneh. Karena mantra-mantra yang ditemukan sebelumnya adalah wajar sebagaimana ritual keagamaan.
Walaupun media yang ditemukan adalah tulisan huruf Hijaiyah atau aksara Arab dan kutipan Al Quran surat Yusuf. Mengingat mereka sedang sakit dan melakukan lelaku ritual yang dianggap bisa membantu kesehatan.
Buku-buku lintas agama yang disita polisi pun tidak diartikan sebagai buku khusus. "Setelah dilihat dan dibaca, buku ini tidak ada yang aneh, tidak ada yang istimewa, karena buku tersebut buku-buku biasa yang bisa ditemukan dan bisa dibeli di luar umum," kata Jamhari pada kesempatan yang sama.
Ada empat orang tewas di dalam rumah dengan waktu kematian yang berbeda-beda. Lalu empat mayat itu dievakuasi pada Kamis malam, 10 November 2022 setelah tetangganya mengeluhkan bau busuk yang menyengat.
Baca juga: Dokter Forensik Pastikan Tidak Ada Tanda-tanda Kekerasan di 4 Jasad Satu Keluarga di Kalideres
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.