Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom buka suara soal kabar desertir polisi Aske Mabel gabung dengan kelompoknya. Sebby juga membantah Aske Mabel telah diangkat menjadi Panglima Komando Daerah Pertahanan (Kodap) Balim Timur Yali-Yalimo.
Desertir polisi Aske Mabel sebelumnya mengklaim telah menjadi panglima kodap dalam sebuah video yang beredar pada 9 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebby menyatakan TPNPB-OPM tidak memiliki kodap seperti yang diklaim pria dalam video tersebut. “Tidak ada nama Kodap Balim Timur Yalimu, melainkan hanya satu Kodap yaitu TPNPB Kodap XIV Yali-NGem yang telah terdaftar di TPNPB Komando Nasional,” kata Sebby melalui pesan singkat pada Ahad, 10 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebby menuding Aske Mabel memiliki afiliasi dengan TPNPB-OPM versi Jeffrey Pagawak Bomanak. Jeffrey sempat menyatakan dirinya sebagai Ketua OPM pada 2023. Namun, TPNPB-OPM telah menyatakan Jeffrey bukan bagian dari OPM maupun sayap bersenjatanya.
Sebby mempertanyakan klaim Aske Mabel, khususnya soal penamaan Kodap Balim Timur Yalimu. “Pada forum apa dan kapan tetapkan nama Kodap Balim Timur Yalimu? Karena bentuk Komando Wilayah Pertahanan baru TPNPB ada mekanismenya, dan juga TPNPB di setiap komando memilih dan mengangkat Panglima Wilayah melalui Rakorda,” ucap Sebby.
Karena klaim Aske Mabel sebagai panglima kodap tidak melalui mekanisme tersebut, Sebby menyatakan pernyataan sang desertir polisi itu pun ilegal. Sebby mempertanyakan pasukan yang akan dipimpin Aske Mabel, sebab, kelompok TPNPB-OPM di wilayah Yalimo telah memiliki panglimanya sendiri.
Jika Aske Mabel bersikeras ingin membentuk Kodap sendiri, Sebby mengatakan, dia harus mencari wilayah lain. “Karena di wilayah tanah adat suku Yali Besar dan Yali-Ngem adalah wilayah kekuasaan TPNPB di bawah komando Nasilan, dan di luar itu tidak diperbolehkan menduduki secara ilegal di wilayah Yali,” ujarnya.
Aske Mabel, mantan polisi dari Kepolisian Resor (Polres) Yalimo, Papua Pegunungan, diduga bergabung dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM). Dugaan itu muncul setelah beredar video seorang pria yang diduga Aske Mabel mendeklarasikan diri sebagai Panglima Kodap Balim Timur Yali-Yalimo TPNPB–OPM.
Dalam video tersebut, seorang pria yang diduga Aske Mabel membacakan pernyataan sikap sebagai pimpinan Kodap Yalimo. Ada tiga orang yang mendampingi pria tersebut di dalam videp.
Dia juga mengklaim telah merampas senjata api jenis AK-47. "Saya telah diangkat sebagai Panglima TPNPB-OPM Kodap Balim Timur Yali-Yalimo. Kami telah merampas empat senjata jenis AK-47 dari Polres Yalimo, Provinsi Papua Pegunungan, beberapa waktu lalu," kata pria yang diduga Aske Mabel dalam video tersebut, dikutip pada Ahad, 10 November 2024.
Aske Mabel sebelumnya merampas empat senjata api laras panjang dari Polres Yalimo pada 9 Juni 2024 lalu. Satuan Tugas Operasi Damai Cartenz dari kepolisian telah menyatakan Aske Mabel sebagai buruan utama.
Pilihan Editor: Pertimbangan Hakim Vonis 20 Tahun Penjara Yudha Arfandi dalam Kasus Pembunuhan Berencana Terhadap Bocah Dante