Bila Direksi Kabur: Ratusan nasabah PT Nevesco bergolak di Surabaya dan Jember. Ramai-ramai mereka menuntut perusahaan asuransi emas itu membayar klaim, karena sudah jatuh tempo. Namun, tak satu sen pun bisa dibayarkan. Apalagi terhadap nasabah di Jember yang berjumlah 200 orang lebih. Sebab, Abdurachman, 28, pimpinan Nevesco Cabang Jember, ternyata lari. Bujangan itu rupanya kalut, karena terus-menerus didesak para nasabah yang menuntut klaim hampir Rp 64 juta, sementara kantor pusat Nevesco diJakarta seperti tak mau tahu. Menurut sebuah sumber, Abdurachman sempat mencari pinjaman Rp 30 juta kepada beberapa orang kaya, untuk menutup sebagian klaim. Tapi, sewaktu nasabah mencairkan cek yang berasal dari dana pinjaman itu di bank, ternyata tak ada dananya. "Kasus ini memang ruwet," kata kepala Polres Jember, Letnan Kolonel Soemardijono. Di Surabaya, klaim 300 lebih nasabah, dengan jumlah pertanggungan Rp 100 juta lebih, juga belum bisa dibayar. "Kami di sini cuma pegawai. Yang bertanggung jawab membayar kantor pusat," ujar seorang karyawan di situ. Karena kemelut itu, kegiatan Nevesco Surabaya praktis terhenti. Hanya para nasaban yang setiap hari menanyakan kapan klaim bisa dibayarkan. Keadaan itu sama dengan yang dialami para nasabah Nevesco di Yogyakarta, menjelang Lebaran, Juli 1984 lalu. Ketika itu, sekitar 300 nasabah bahkan sempat histeris, dan mencoba membakar kantor Nevesco di Kotagede. Untung, bisa dicegah. Kebetulan, direktur utama Nevesco, Bambang Soejono, datang ke sana, dan menjanjikan klaim akan dibayarkan paling lambat tiga bulan kemudian. Ternyata, sampai pekan lalu, janji itu tetap kosong melompong. Kantor induk Nevesco di Jakarta sejak beberapa waktu lalu memang sudah oleng. Nyaris tenggelam. Kantornya yang di Jalan Hayam Wuruk,Jakarta Pusat, sudah pindah ke Tanjung Priok. Di alamat yang baru pun tak ada lagi kegiatan. "Mereka saya suruh pindah, karena bikin ribut saja," kata pemilik alamat tersebut, sewaktu TEMPO mengecek ke sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini