Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Bunuh Pasangan Di Simalungun

Lerti Boru Sidauruk, 30, menyuruh empat orang untuk membunuh suaminya di Simalungun, karena Lerti dendam pernah dipukul suaminya. (krim)

23 November 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LERTI Boru Sidauruk, 30, sudah mengatakan bahwa suaminya, Maratuah, merantau ke Kalimantan. Tapi mengapa tiba-tiba seseorang yang mabuk berceloteh: "Preman itu sudah kami bunuh . . . ha . . . ha . . . ha." Mendengar celotehan si mabuk, penduduk curiga. Bukankah tiga orang yang mabuk itu, Hotman Purba, Juli Sidauruk, dan Kaler Sidauruk juga mengatakan bahwa Maratuah pergi ke Kalimantan, seperti yang diucapkan Lerti? Kabar itu akhirnya merembes ke polisi. Maka, terungkaplah kejadian itu. Malam itu, Maratuah pulang setelah seminggu pergi. Pada istrinya, ia minta uang tapi tak diberinya. "Selama setengah jam dia memukuli saya. Hingga pingsan," kata Lerti. Setelah siuman, bulatlah tekadnya membalas dendam. Empat orang, termasuk Jadiman Manik, diupahnya untuk membunuh Maratuah itu. Menyesal? "Tidak. Ia layak mati," kata Lerti tegas. "Sejak menikah, dia tak memberi uang sepeser pun pada saya."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus