PENYELUNDUPAN cenderawasih itu memang dipersiapkan secara matang. Burung-burung itu ditaruh dalam kemasan istimewa: dimasukkan ke dalam karton yang berlubang-lubang, lalu disusun rapi dalam kopor model Echolac. Kopor itu sendiri dilengkapi dengan freezepack, sehingga burung-burung surga itu tetap merasa nyaman dan cukup mendapat oksigen. Penyelundupan itu dipergoki petugas Polres Sorong, Irian Jaya, di Jerman, pelabuhan udara di kota itu. Dari dua buah kopor besar, ditemukan 43 ekor burung cenderawasih hidup, yang sedianya akan diterbangkan ke Jakarta. Vicky, 41, sebagai orang yang bertanggung Jawab dalam pengiriman unggas yang dilindungi itu pun ditangkap. Kini ia tengah diadili di Pengadilan Negeri Sorong. Piter S., 43, yang diduga sebagai otak penyelundupan, pekan ini juga akan mulai di adili. Piter, WNI keturunan asing, sebenarnya bukan orang asing di Sorong. Ia pemilik klub malam Blue Orchid dan direktur CV Fauna Indah, yang memiliki iin menangkap satwa yang tidak dilindungi dari Subbalai PPA (Pelindungan dan Pelestarian Alam) di kota itu. Dalam melakukan kegiatannya, menurut Kapolda Irian Jaya Brigjen Pieter Sambo, Piter bekerja sama dengan Kurt Scafer, seorang turis berkebangsaan Jerman Barat dan seorang asing lain bernama P.H. Gunter. Ia juga mempunyai jaringan yang rapi di pelabuhan udara, yang terdiri dari orang daam, sehingga kegiatannya sulit dideteksi. "Cara kerjanya memang luar biasa," komentar Dan Satserse Polda Irian Jaya, Letnan Kolonel Joko, di Jayapura pekan lalu kepada TEMPO. Karena itulah sebelum Vicky tertangkap basah 8 Mei lalu, empat pengiriman sebelumnya - yang berisi 137 ekor cenderawasih - sempat lolos. Burung cenderawasih (Paradissedae Sp), yang hanya ada di hutan Irian dan ,sekitarnya, memang sangat dikagumi karena keindahan bulunya. Selain cenderawasih, menurut kepala Subbalai PPA II IrianJaya, Ir. Suyono, ada beberapa jenis burung lain di Irian Jaya yang dilindungi. Di antaranya adalah kakaktua raja berbulu hitam (Proboscger attermus), kakaktua putih besar berjambul kuning (Cacatua galerita triton), nuri merah berkepala hitam (Lorius domicella), dan burung kasuari (Casuarius-casuarius). Menurut Koesnadi Hardjasoemantri, sekretaris Menteri KLH (Kependudukan dan Lingkungan Hidup), dari sekitar 200 satwa yang dilindungi, sekitar 15 jenis terdapat di Irian Jaya. Kesemua jenis burung tersebut, meski ada larangan dan dilindungi UU No 4/1982 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, tetap saja diburu. Dan, cenderawasih memang yang paling banyak diburu di hutan-hutan. Cenderawasih yang diselundupkan Piter diketahui berasal dari penduduk di Pulau aigeo dan Pulau Batanta, yang menjualnya seharga Rp 7.500 hingga Rp 10.000 seekor. Dari Sorong ke pelabuhan udara Jefman, kopo-kopor tadi diangkut dengan long boat carteran. Karena di sana sudah ada orang-orang Piter, yang mendapat bagian Rp 100.000 sekali angkut, kopor-kopor bisa langsung dinaikkan ke pesawat tanpa melalui penimbangan dan pemeriksaan. Kemudian, oleh orang yang lain lagi, kopor dikawal sampai ke Jakarta. Dalam persidangan nanti, diharap semuanya bisa menjadi jelas. Juga, apakah kepergian Piter ke luar negeri ada hubungan dengan bisnis gelap cenderawasih atau tidak diharap nantinya bisa terungkap. Menurut Letnan Kolonel Joko, Piter memang diketahui sering bepergian ke luar negeri, antara lain Hong Kong dan Las Vegas - AS. Menurut sebuah sumber, hara seekor burung cenderawasih yang masih hidup sampai ratusan ribu rupiah. Dan bila dia mati dan kemudian diawetkan, harganya masih cukup tinggi, antara RR 35.000 dan Rp 40.000 per ekor. Sebab itu, ia tak pernah hidup aman di alamnya yang asli.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini