Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasangan suami istri Dani dan Gebi, yang sempat disandera oleh kelompok separatis Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB OPM, yang menyerang pendulang emas di Lokasi 22, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, selamat dan telah dievakuasi ke Dekai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Pasutri itu sudah dievakuasi ke Dekai dengan helikopter Polri pada hari Jumat ini," kata Kasatgas Humas Damai Cartenz Kombes Pol. Yusuf Sutejo kepada Antara, Sabtu, 12 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut dia, kelompok separatis yang disebut pemerintah sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sempat menyandera mereka menyerang pendulang emas di Lokasi 22, Minggu, 6 April 2024.
Namun mereka kemudian ditinggalkan kelompok itu di area Lokasi 22, sehingga bisa bergabung dengan pendulang lainnya di Makbul, Kabupaten Asmat.
Dijelaskan bahwa pasutri itu ditinggalkan KKB karena Dani adalah kepala dusun yang juga orang Papua Asli (OAP).
"Keduanya sudah dievakuasi, dan kini berada di Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo," kata Yusuf.
Kapolda Papua Irjen Patrige Renwarin mengatakan 11 orang pendulang emas yang menjadi korban kelompok kriminal bersenjata (KKB) sudah dievakuasi dari lima TKP berbeda di dua kabupaten di wilayah Provinsi Papua Pegunungan, dalam kondisi meninggal dunia.
"Memang benar dari laporan yang diterima 11 orang pendulang yang menjadi korban telah dievakuasi," kata Patrige sesuai memimpin sertijab tiga pejabat utama dan delapan kapolres di Jayapura, Sabtu.
Dia mengatakan 10 korban dievakuasi dari empat TKP lokasi penambangan emas ilegal yang ada di Kabupaten Yahukimo dan seorang korban lainnya berasal dari lokasi Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang.
"Terakhir dilaporkan dua jenazah dari Tanjung Pomali telah dievakuasi dan kini berada di RSUD Dekai," kata Kapolda Papua.
Dikatakan, untuk jenazah dari Kawe, Pegunungan Bintang saat ini sudah dievakuasi ke Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel.
Untuk 10 jenazah di RSUD Dekai, masih akan dilakukan identifikasi karena saat ini baru dua jenazah yang teridentifikasi.
Serangan ke Warga Sipil Dikutuk
Serangan terhadap warga sipil pendulang emas itu mendapat reaksi keras dari berbagai pihak. Anggota Komisi I DPR RI Amelia Anggraini menyatakan serangan terhadap warga sipil Yahukimo telah melewati batas kemanusiaan.
"Fakta bahwa korban adalah warga sipil mempertegas bahwa KKB telah melewati batas kemanusiaan," kata Amelia kepada Antara di Jakarta, Jumat.
Dia juga mengatakan bahwa narasi yang menyebut para korban penyerangan merupakan agen intelijen TNI tidak berdasar.
"Tudingan bahwa korban adalah intelijen TNI tidak memiliki dasar yang jelas dan tidak pernah terbukti," ujarnya.
Menurut dia, aksi KKB tersebut tidak hanya mencederai rasa kemanusiaan, melainkan juga menunjukkan bahwa KKB terus berupaya mencari simpati internasional dengan cara-cara kekerasan yang justru merugikan warga sipil tak berdosa.
"Kami mengutuk keras aksi biadab yang dilakukan oleh kelompok kriminal bersenjata di Papua," ucapnya.
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia RI Atnike Nova Sigiro mengatakan serangan terhadap warga sipil di Yahukimo tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun.
"Komnas HAM kembali mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata terhadap warga sipil, kali ini terhadap pendulang emas di wilayah Yahukimo, yang tidak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun," kata Atnike, Jumat.
Atas peristiwa tersebut, Komnas HAM mendesak pemerintah untuk melakukan penegakan hukum yang efektif terhadap pelaku.
Komnas HAM juga meminta pemerintah menjamin keselamatan warga sipil dalam melakukan aktivitas sosial ekonomi, dengan mengevaluasi faktor-faktor yang mungkin menjadi pemicu eskalasi serangan KKB terhadap warga sipil.
Di sisi lain, Komnas HAM meminta semua pihak untuk menghindari pelabelan atau stigmatisasi apa pun yang berisiko menimbulkan kekerasan terhadap warga sipil.
Dalih TPNPB OPM: Mereka Pencuri
Juru bicara TPNPB OPM mengungkapkan alasan di balik pembunuhan terhadap belasan pendulang emas di wilayah Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Pegunungan karena mereka mencuri emas dari hutan Papua.
"Ini namanya pencuri. Datang curi emas di hutan-hutan Papua," kata juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom lewat rekaman suara yang ia kirimkan kepada Tempo, Jumat, 11 April 2025.
Sebby menuturkan, para penambang emas tersebut mulai berdatangan ke tanah Papua sejak 2017 lalu. Semenjak saat itu, kata dia, aktivitas pertambangan terus dilakukan yang berdampak pada kerusakan ekosistem hutan.
Ia menuding kegiatan pertambangan emas itu mendapat sokongan dari aparat TNI dan Polri. "Betul-betul liar, mereka orang gila. Kami punya semua data," ujar Sebby.
Menurut Sebby, sudah sepantasnya para penambang emas tersebut diserang. Sebab, dia sendiri meragukan pihak aparat keamanan akan melakukan penegakan hukum terhadap aktivitas tersebut karena adanya kecurigaan telah terjadi kerja sama.
"Prinsipnya mereka pencuri, wajib hukumnya dibunuh, dipotong kaki atau tangan supaya tidak mencuri lagi," tutur Sebby.
Vedro Imanuel Girsang berkontribusi dalam penulisan artikel ini.