JAMUAN malam menyambut tahun baru yang penuh dansa dan tawa itu berlangsung di Aspen Club Lodge di Colorado, Amerika Serikat. Klub itu milik Helmut Voss. Penyelenggaranya adalah Heinrich von Hanou-Schaumburg Lippe, 35 tahun, seorang pangeran Jerman yang masih berduit. Tidak disangka suasana jetset yang riuh dengan ha hi hu ini berubah sontak karena mendadak Ratna Sari Dewi Soekarno, 51 tahun, membuat ulah. Didahului ribut kecil, lalu dilanjutkan dengan sebuah gelas champagne di tangan kanan janda Presiden Soekarno itu menampar muka Nyonya Marie Victoria Osmena. Marie, 43 tahun, yang punya panggilan akrab Minnie tidak sempat menghindar dari serangan Dewi. Pecahan gelas, yang berisi minuman, menggores pipi Minnie yang tertutup makeup tebal. Gemerlap baju dan wangi parfum dalam acara glamour itu ternodai percikan darah. Dan beberapa saksi melihat Dewi bergumul dengan Minnie seperti kucing berkelahi. Mereka berteriak dan mengeluarkan umpatan yang tidak layak disemprotkan dalam suasana yang sedang meriah itu. Bahkan, ucapan "Perempuan jalang" dan "Pelacur" saling meluncur dari mulut mereka. Setelah Dewi melihat darah mengucur di pipi Minnie, pergumulan pun reda. Minnie yang masih famili dari Imelda Marcos adalah cucu Sergio Osmena, bekas Presiden Filipina. Ketika ia berteriak dalam bahasa Tagalog, Minnie memegangi pipinya. "Apa ini akan meninggalkan bekas?" katanya. Ia dibopong petugas ke Aspen Valley Hospital. Dewi, yang menyerang Minnie dengan gaya kamikaze itu, seperti ditulis koran terbitan Jerman, Bild, 6 Januari lalu, sebelum diseret, sempat minta izin kepada polisi untuk memungut mantelnya seharga 5.000 dolar AS yang tertinggal. Setelah itu, Janda Bung Karno itu lantas diamankan ke kantor polisi. Ia ditahan 45 menit, sebelum dibebaskan dengan jaminan 5.000 dolar AS. Perempuan, yang punya nama Jepang Naoko Nemoto, ini oleh polisi didakwa melakukan penganiayaan. Menurut harian New York Post, ketika itu Dewi tak membawa uang tebusan sebesar yang diminta. Seorang pengawal dekat Dewi merogoh kantongnya, untuk menomboki 3.000 dolar AS. Patnernya, malam itu, tak disebutkan siapa dia. Suasana kisruh yang merusak kenikmatan pesta tersebut sempat disaksikan beberapa pengunjung beken, seperti Ivana Trump, Elle MacPherson, dan Barbara Streisand. Akibat keributan itu, kata Goodwin, Kepala Kepolisian Aspen, "muka Minnie memerlukan 37 jahitan untuk memulihkan luka yang dideritanya." Besoknya, berita keributan di malam pesta itu bocor ke media lokal. Seorang wartawan setempat menelepon KBRI di Washington untuk mengonfirmasi apakah wanita yang namanya Ratna Sari Dewi adalah Janda Presiden Soekarno. Tapi, petugas bagian penerangan belum dapat menjelaskan karena khawatir orang yang terlibat di pesta tersebut punya nama yang sama dengan Dewi. "Ia tak pernah melapor bila datang ke Amerika, dan kami harus mencocokkan dulu dengan nomor paspornya," kata petugas tadi. Kemudian ia mengontak Theo Waimuri, kepala bagian protokol dan konsuler KBRI. Bagian inilah yang harus turun membantu tiap WNI yang mendapat kesulitan, terutama di bidang hukum. Sorenya, Theo menghubungi wartawan tersebut untuk mencari informasi tambahan tentang kasus Dewi. Theo kaget mendengar berita cakaran itu, dan lantas mengatakan "We regret what has happened and we apologize to the victim and her family." Tapi, si wartawan mengartikan ucapan Theo itu sebagai pernyataan pemerintah RI "Minta maaf kepada korban dan keluarga Osmena". Inilah yang membikin geger KBRI di Washington. Theo menyesalkan atas kesalahan wartawan tersebut. "Maksud saya dalam pernyataan itu bahwa arti we adalah saya dan pihak Nyonya Dewi," katanya kepada TEMPO. "Dan sebagai pribadi saya kan boleh menyatakan penyesalan atas kejadian tersebut." Theo juga ditelepon Direktur Penerangan Departemen Luar Negeri dari Jakarta mengenai pernyataaan tersebut, dan ditegur bosnya. "Masa saya berani mengatasnamakan pemerintah Indonesia. Itu di luar wewenang saya," katanya. KBRI pun kemudian membuat pernyataan resmi yang disebarkan ke berbagai media massa untuk membantah pernyataan Theo, yang salah kutip tadi. Isi pernyataan itu: Pemerintah Indonesia membantah pernah menyatakan permohonan maaf secara resmi kepada keluarga Osmena. Menanggapi kasusnya, Dewi enggan berkomentar. Ketika Dewi dihubungi TEMPO melalui telepon ke kamarnya, di Hotel Ritz, Carlton, New York, ia memilih bungkam. "Kami sudah memutuskan berdiam diri untuk sementara waktu," katanya. Ia juga menolak memberi tahu nama pengacaranya. "Percuma, dia tidak akan mau bicara. Kami putuskan tak ada komentar dulu. Maaf," katanya. Akan beda jika ia diajak bicara masalah lain, misalnya tentang Karina, anak tunggalnya dengan Bung Karno, suara Dewi tercetus penuh bersemangat. Apalagi anaknya sekarang keliling Eropa mengadakan riset, dan kabarnya Mei tahun lalu Karina telah lulus sekolah di Boston. Tapi, begitu menyinggung masalah Osmena, Dewi cergas menjawab "No comment". Kepala Polisi di Aspen yang beberapa kali dihubungi selalu memberi jawaban sedang sibuk. Dan seorang petugas menyebutkan bahwa polisi menolak memberi keterangan karena kasus Dewi sudah dilimpahkan ke kejaksaan. Dalam waktu dekat ia akan dibawa ke pengadilan. Cyndi Adams yang pernah menggarap otobiografi Bung Karno, dalam perkara ini, menulis di kolom gosip di New York Post. Dalam tulisannya itu ia mengaku kawan dekat Dewi, dan Karina adalah anak baptisnya. "Jika sahabat saya ini berseteru dengan Nyonya Osmena karena Minnie sering bikin gara-gara," begitu tulis Cyndi Adams, memihak Ratna Sari Dewi. Gatot Triyanto (Jakarta) dan Bambang Harymurti (Washington)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini