Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Di Lobi MPR Mereka Tertipu

Puluhan pencari kerja tertipu. Mereka telah membayar uang pelicin & melalui ujian yang diselenggarakan di gedung MPR/DPR. Pelaku penipuan belum dilaporkan ke polisi, masih diurus secara intern. (krim)

12 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENGUMUMAN penerimaan pegawai Bepeka (Badan Pemeriksa Keuangan), 16 April lalu, hanya menerima 230 orang dari lebih 1.000 calon yang diuji. Tapi selain sejumlah orang yang gagal diterima, ternyata puluhan orang lain lebih kecewa. Mereka adalah golongan yang tertipu setelah ikut ujian dan membayar uang pelicin, dengan janji pasti diterima sebagai pegawai, ternyata nama mereka tak ikut terpampang di papan pengumuman. Oktober tahun lalu di kantor Bepeka di gedung MPR/DPR lantai 8 dan 9, sibuk dilakukan pendaftaran calon pegawai baru. Saat itulah muncul BU (30 tahun), petugas bagian rumah tangga Bepeka, kasak-kusuk di antara para pelamar. Di sana BU, mengaku orang dalam yang ikut menentukan penerimaan, mengumbar janji: dia dapat mengusahakan seorang calon diterima, asal tentu saja, berani membayar uang pelicin. Janji BU memikat banyak peminat. Menurut sumber TEMPO sampai mencapai 83 orang. Sumber yang lain menyatakan 54 orang. Sedangkan menurut Sekretaris Jenderal Bepeka, Sudjito Sindumihardjo SH, hanya 17 orang yang terpikat bujukan BU. Oleh BU pemegang ijasah SLP/SLA para pencari kerja itu ditarik masing-masing antara Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu. Bagian Personalia Untuk meyakinkan korbannya, BU melakukan pendaftaran khusus dan membuka suatu ujian penerimaan. Test bahasa Inggeris, pengetahuan umum dan psikotes diambil dari bahan-bahan resmi. Jika ujian resmi diselenggarakan Bepeka di Stadion Utama Senayan, BU tak tanggung-tanggung melangsungkannya di lobi gedung MPR/DPR. Humas DPR, Ruslan Salamun, tak tahu menahu kegiatan BU tersebut. Memang ada "kumpul-kumpul" di lobi di lantai I gedung DPR/MPR, tapi setahunya, "mereka calon-calon pegawai Bepeka". Itu saja. Servis BU yang lain, 'bukti penerimaan pegawai' -- berupa SK (Surat Keputusan) yang ditandatangani pimpinan Bepeka lengkap dengan NIP (Nomor Induk Pegawai)nya -- diantar ke rumah setiap korbannya. Tentu saja semua SK dan NIP tersebut palsu adanya. "Semuanya itu jelas penipuan," kata Sekjen Bepeka Sudjito SH. Malah, katanya, semuanya kelihatannya tak hanya dilakukan BU sendiri. Ada oknum orang dalam lain, misalnya dari bagian personalia, yang diduga turut terlibat kegiatan BU. Pembagian tugas antara BU dengan oknum lain kurang lebih begini: BU mencuri memfotokopi SK pegawai baru yang akan diajukan ke BAKN (Badan Administrasi Kepegawaian Negara). Nama dan keterangan aslinya dihapus dan diganti dengan nama dan keterangan korbannya. Sedangkan soal NIP, tandatangan pimpinan dan stempel Bepeka kemungkinan dikerjakan oknum yang lain. Bagaimana formulir pendaftaran dan bahan test bisa jatuh ke tangan BU? "Semuanya masih dalam taraf pengusutan dan penyelidikan," ujar Sudjito. Hanya, katanya, sementara ini persoalan BU dan korbannya belum menjadi urusan polisi. Masih diurus secara "intern" oleh bagian keamanan Bepeka sendiri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus