Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri mengungkap adanya eksploitasi seksual anak melalui grup telegram. Grup tersebut bernama premium place. Grup tersebut membuka jasa layanan seksual atau open booking out (BO).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada 19 anak di bawah umur," ujar Wadirtipidsiber Bareskrim Polri Komisaris Besar Dani Kustoni di gedung Bareskrim Polri, Selasa, 23 Juli 2024. Dari total 1.962 orang yang dijajakan di grup tersebut, polisi baru mengidentifikasi 19 orang yang masuk katagori di bawah umur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para korban masih berusia 16 -17 tahun. Dani menyebutkan untuk masuk ke grup tersebut dikenakan biaya member sekitar Rp 500 ribu-Rp 2 juta. Untuk talent anak-anak yang masih di bawah umur, para member dikenakan tarif Rp 8 juta-Rp 17 juta.
Bagi para member yang loyal, jaringan ini akan menawarkan layanan grup hidden gems. "Dengan memabayar deposit Rp 5 juta-Rp 10 juta," ujar dia. Grup hidden gems tersebut memiliki tawaran yang berbeda dengan tawaran grup premium place.
Jaringan eksploitasi seksual itu akan menawarkan perempuan dengan rate terbaik mereka. Karena itu, tarif yang dikenakan cukup tinggi. "Hampir rata-rata tarifnya ratusan juta," ujar dia.
Selain anak, Dani mengatakan talent yang dieksploitasi secara seksual juga terdiri dari orang dewasa, warga negara asing hingga kelompok yang mereka sebut 'skuter' atau selebriti kurang terkenal. Jumlah member grup tersebut saat ini mencapai 3.200 akun. Kasus ekspolitasi seks ini dioperasikan di beberapa wilayah, yakni Jakarta, Surabaya, Bali, Bandung, dan Makassar.