Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENDIRIKAN Yayasan Animal Defenders Indonesia pada 2011, Doni Herdaru Tona mencoba menyelamatkan anjing dan kucing jalanan dari penganiayaan. Namun, pada 2017, ia dilaporkan oleh musikus Melanie Subono karena dituding menganiaya anjing di tempat penampungan. Melanie kembali melaporkan Doni ke Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya pada Juni 2018 karena diduga melakukan penipuan dalam menghimpun donasi. Kepada wartawan Tempo, Mustafa Silalahi, pada Kamis, 6 Agustus lalu, di penampungan hewan milik Animal Defenders di kawasan Parung, Bogor, Jawa Barat, Doni menjawab semua tuduhan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anda dituduh menganiaya anjing di penampungan. Bagaimana tanggapan Anda?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak benar. Anda bisa melihat sendiri bagaimana anjing-anjing ini antusias menyambut kedatangan saya. Anjing mati di penampungan atau klinik itu biasa. Penampungan ini bukan surga yang membuat mereka hidup abadi. Tapi mereka mati dalam kondisi disayang, bukan terbuang di jalanan.
Melanie Subono menuduh Anda menganiaya anjingnya hingga mati pada April 2017.
Silakan dia buktikan. Kalau benar dan terbukti, saya gantung diri. Kalau laporan enggak ada bukti, maka enggak akan diteruskan oleh polisi seperti saat ini.
Bagaimana kejadian hingga anjingnya mati?
Anjingnya bernama Nina. Ia mati dengan posisi meringkuk di depan pintu tempat ia tidur. Ia memiliki penyakit, ada medical record-nya. Saya yang bayar biayanya. Semua ada buktinya. Tuduhannya enggak valid. Banyak anjing mati karena penyakit bawaan saat masih berada di jalanan. Anjingnya bahkan kami tempatkan di kamar pegawai saya yang ber-AC.
Berapa biaya perawatan anjing dan kucing di tempat penampungan ini?
Kami menampung sekitar 100 hewan saat ini. Tiap bulan dibutuhkan biaya kesehatan hingga Rp 50 juta. Untuk anjing yang kami selamatkan di jalan, umumnya habis Rp 2-4 juta. Kami pernah menghabiskan biaya Rp 20 juta untuk menyelamatkan satu anjing di Samarinda, Kalimantan Timur.
Dari mana Anda memperoleh biaya perawatan itu?
Dulu kami mengkampanyekan penerimaan donasi. Kementerian Sosial mengembargo yayasan karena ada laporan pada 2017. Tapi sekarang ada saja pihak yang menyumbang tanpa diminta. Kalau ada yang mengirimkan uang dan makanan, masak gue tolak?
Kabarnya sumbangan itu mencapai puluhan juta rupiah per orang?
Enggak ada. Biasanya jumlah sebesar itu karena sumbangan beramai-ramai. Kami pernah mengumumkan permintaan sumbangan lewat akun Instagram. Nilainya mencapai Rp 120 juta. Uang segitu langsung habis karena biaya perawatan tiap bulan cukup besar.
Anda juga dituduh menggelapkan uang sumbangan ke yayasan.
Kami justru berlumur utang. Enggak ada yang mewah dari gue. Mobil gue itu punya mertua. Kami enggak berfoya-foya. Sekarang kami mengupayakan tambahan dana dengan mengembangkan usaha seperti jasa memandikan peliharaan hingga menjadi konsultan. Kalau nanti kami independen secara finansial, berapa pun sumbangan akan dilaporkan setiap hari.
Mengapa Anda menggunakan rekening pribadi untuk menampung sumbangan?
Memang salah saya menggunakan rekening nama pribadi. Sebenarnya ada kok rekening yayasan. Tapi proses pencairannya ribet dan lama. Ada tiga rekening atas nama saya. Ketiganya saya pisahkan untuk urusan pribadi, operasional, dan bisnis.
Benarkah Anda dan Animal Defenders Indonesia di-banned oleh salah satu lembaga pengumpul donasi?
Saya yang memilih keluar karena kami dipersulit saat mencairkan hasil donasi publik. Nilainya kalau enggak salah sekitar Rp 50 juta. Ada juga lembaga lain yang mengalami nasib yang sama.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo