Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat kepolisian sekaligus dosen Universitas Bhayangkara, Hirwansyah, mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus teror kepala babi dan bangkai tikus yang ditujukan kepada Tempo. Menurut Hirwansyah, pengusutan teror ini penting guna memastikan perlindungan hukum terhadap jurnalis dan kebebasan pers di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kasus ini jangan dibiarkan berlarut-larut dan harus dipastikan P21 hingga dibawa ke persidangan,” kata Hirwansyah melalui keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 24 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hirwansyah menekankan pengusutan teror tersebut tidak hanya menyangkut kepentingan Tempo sebagai institusi media. Namun juga berkaitan dengan kebebasan pers serta perlindungan terhadap jurnalis.
Menurut Hirwansyah, pengusutan teror ini bisa menjadi pembuktian bagi Polri dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Apalagi, Herwansyah melanjutkan, teror yang dialami Tempo mendapat sorotan dari banyak pihak.
“Serangkaian teror ini adalah ancaman nyata terhadap kebebasan pers dan Polri sebagai penegak hukum harus memastikan tindakan ini diusut tuntas dan tidak dibiarkan berlarut-larut,” ujarnya.
Kepala Bareskrim Polri Komisaris Jenderal Wahyu Widada mengatakan masih terus menyelidiki teror kepala babi terhadap Tempo. Dia mengatakan penyelidikan kasus ini akan dilakukan dengan baik. “Penyelidikan masih terus berlangsung, ujarnya kepada wartawan di gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Senin, 24 Maret 2025.
Saat ditanya apakah kasus ini bakal diusut tuntas, Wahyu tidak memberikan jawaban tegas. Dia mengatakan penyelidikan akan dilakukan secara maksimal. “Semua laporan masyarakat tentu kami sikapi dan kami berkomitmen untuk melakukan penyidikan dengan baik, mohon doanya,” kata dia.
Kantor Tempo mendapat kiriman kepala babi pada Rabu, 19 Maret 2025. Kepala babi tersebut dibungkus kotak kardus yang dilapisi styrofoam. Kotak berisi kepala babi tersebut ditujukan kepada “Cica”. Di Tempo, Cica adalah nama panggilan Francisca Christy Rosana, wartawan desk politik dan host siniar Bocor Alus Politik.
Tiga hari setelah teror kepala babi itu, kantor Tempo kembali mendapatkan kiriman paket berisi enam ekor bangkai tikus yang kepalanya dipenggal. Petugas kebersihan Tempo menemukan kardus berisi enam ekor tikus pada Sabtu, 22 Maret 2025, pukul 08.00 WIB.
Agus, petugas kebersihan Tempo, menduga kotak kardus yang dibungkus dengan kertas kado bermotif bunga mawar merah itu berisi mi instan. Kotak itu sedikit penyok. "Ketika dibuka, isinya kepala tikus," kata dia.
Agus lalu memanggil petugas kebersihan lain dan satpam Tempo. Ketika mereka membukanya, ada enam bangkai tikus dengan kepala terpenggal yang ditumpuk dengan badannya. Tak ada tulisan apa pun di kotak kardus tersebut.
Pemeriksaan sementara oleh manajemen gedung, bungkusan berisi bangkai tikus itu dilempar orang tak dikenal pada pukul 02.11 WIB dari luar pagar kompleks kantor Tempo di Jalan Palmerah Barat, Jakarta Selatan.
Petugas keamanan menduga kotak bangkai tikus itu mengenai mobil yang sedang diparkir sebelum membentur aspal. Ada jejak baret pada mobil yang terkenal lemparan kotak tikus itu.
Pemimpin Redaksi Tempo Setri Yasra mengatakan kiriman bangkai tikus makin memperjelas teror untuk redaksi Tempo. Soalnya, sebelum bangkai tikus, redaksi Tempo menerima pesan ancaman melalui media sosial melalui akun Instagram @derrynoah pada 21 Maret 2025. Pengendali akun itu menyatakan akan terus mengirimkan teror “sampai mampus kantor kalian”.
Menurut Setri, teror kepala babi dan bangkai tikus itu adalah intimidasiterhadap kerja media dan kebebasan pers. “Pengirimnya dengan sengaja meneror kerja jurnalis,” katanya. “Jika tujuannya untuk menakuti, kami tidak gentar tapi stop tindakan pengecut ini.”
Pilihan Editor: Teror Kepala Babi dan Tikus yang Terpenggal