Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Hadiri Prarekonstruksi Penembakan Brigadir J, Dua Petinggi Polisi Bungkam

Dirtipidum Bareskrim Polri dan Dirkrimum Polda Metro Jaya turut hadir di prarekonstruksi penembakan Brigadir J

22 Juli 2022 | 22.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Andi Rian Djajadi dan Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Haryadi menghadiri prarekonstruksi kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J di Balai Pertemuan Metro Jaya (BPMJ), kawasan Polda Metro Jaya, Jumat malam, 22 Juli 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berdasarkan pantauan Tempo di lokasi, kedua pejabat di kepolisian itu terlihat setelah prarekonstruksi selesai dilakukan. Andi terlihat mengenakan baju serba hitam sedangkan Hengki mengenakan baju batik berkelir cokelat. Mereka keluar gedung sekitar pukul 21.43 WIB.

 

Meski begitu, Andi dan Hengki sama-sama bungkam saat dicecar pertanyaan oleh wartawan ihwal prarekonstruksi ini. Mereka berdua langsung menuju kendaraannya masing-masing.

 

Gelar prarekonstruksi di Polda Metro Jaya ini dimulai sekitar pukul 20.41. Kegiatan ini dilakukan secara tertutup. Awak media hanya bisa mengamati dari luar gedung dengan jarak sekitar 40 meter.

 

Prarekonstruksi kasus penembakan ini nampak dilakukan di lantai dasar gedung BPMJ. Terlihat dari luar gedung beberapa adegan prarekonstruksi dilakukan, salah satunya adegan penembakan yang terjadi antara Brigadir J dan Bharada E di tangga.

 

Dalam adegan di dalam gedung itu terlihat pula seseorang yang mengenakan baju kemeja bergaris-garis memegang senjata api jenis pistol dan mengarahkannya ke lobi gedung BPMJ. Sinar flash foto pun beberapa kali muncul saat adegan itu.

 Sejumlah aksi masa yang tergabung dalam Tim Advokat Penegak Hukum & Keadilan (TAMPAK) menggelar aksi 1.000 lilin atas tragedi meninggalnya Brigadir Yosua Hutabarat di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Jumat, 22 Juli 2022. Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan atas tragedi meninggalnya Brigadir Yoshua Hutabarat yang terjadi secara tragis. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Adapun di luar gedung BPMJ nampak mobil Indonesia Automatic Finger Print Identification System (Inafis) terparkir bersamaan dengan mobil Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Nampak juga beberapa mobil berplat RFP terparkir di parkiran BPMJ.

 

Meski demikian, Mabes Polri belum mengonfirmasi apakah aktivitas di dalam Gedung BPMJ ini betul sebagai prarekonstruksi atau bukan. Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo hanya mengatakan belum dapat informasi mengenai agenda pra rekonstruksi di Gedung BPMJ malam ini. "Sudah saya tanyakan (betul tidaknya prarekonstruksi), tapi belum dapat info," kata Dedi saat dihubungi Jumat malam, 22 Juli 2022.

 

Sebelumnya, Mabes Polri mengatakan pihaknya telah menaikkan status perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J dari penyelidikan menjadi penyidikan.

 

"Betul hari ini timsus sudah berada di Jambi untuk memintai keterangan beberapa saksi yang dibutuhkan terkait laporan dari pihak pengacara keluarga korban Brigadir J," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Jumat, 22 Juli 2022.

 

Dari hasil pemeriksan yang sudah dilaksanakan di Polda Jambi, kata Dedi, akan didalami oleh timsus dan melalui proses gelar perkara. "Gelar perkara yang dilakukan sore hari ini oleh Kabid Sidik Dirpidum jadi status laporan dari pihak pengacara Brigadir J dari penyelidikan sekarang statusnya sudah dinaikkan menjadi penyidikan," katanya.

 

Dedi mengatakan naiknya status kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J menjadi bukti bahwa Tim Khusus bentukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo serius bekerja dalam mengungkap kasus ini.

 

Koordinator kuasa hukum keluarga, Kamaruddin Simanjuntak sebelumnya juga sudah mengatakan, pihaknya meminta kepada polisi untuk adanya rekonstruksi kejadian. Pihak keluarga belum mengetahui motif atau latar belakang terjadinya pembunuhan terhadap ajudan Ferdy Sambo itu.

 

“Itulah yang sedang diselidiki apa latar belakangnya. Makanya itu kami datang untuk melakukan gelar dan memohon adanya rekonstruksi,” tuturnya saat ditemui di Bareskrim Mabes Polri, Rabu, 20 Juli 2022.

 

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus