Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Ilham dari serial televisi

Bakorstanasda dengan Tim Bapulata mengusut tiga kasus pembunuhan wanita di Medan. Seorang tersangka, David Kawilarang tertangkap. Modus pembunuhan sama, korban tewas di kamar mandi.

4 April 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK awal Maret lalu sudah tercatat tiga pembunuhan sadis di Medan. Semua korbannya adalah wanita keturunan Tionghoa. Modusnya sama: korban tewas di kamar mandi. Para pembunuh itu tampaknya menghabisi mereka tanpa menggunakan senjata tajam. "Kualitas kejahatan akhir-akhir ini juga rada meriang di Medan," kata Kepala Penerangan dan Humas Bakorstanasda Letkol. A. Maryono. Kenyataan ini membuat prihatin Panglima Daerah Militer (Pangdam) I Bukit Barisan Mayor Jenderal R. Pramono. Dan dalam kapasitasnya selaku Ketua Bakorstanasda (Badan Koordinasi Strategi Nasional Daerah) Sumatera Bagian Utara, ia segera mengambil langkah pengamanan. Ini bukan hanya menyangkut kasus pembunuhan wanita yang menimbulkan keresahan tapi juga untuk menanggulangi kasus lain yang terjadi sejak Januari lalu. Yaitu delapan kali perampokan bermobil bersenjatakan parang. Kasus ini pun hingga kini belum terungkap. "Apalagi tiga bulan lagi mau pemilu," kata Sekretaris Bidang I Bakorstanasda Sumatera Bagian Utara Kolonel Soetrisno kepada TEMPO. Trend kejahatan yang menimpa wanita itu memang menggetarkan. Kisah ini diawali dengan tewasnya Ang Oh Yu, 58 tahun, berlumuran darah di bak kamar mandi rumahnya, 29 Februari lalu. Putra ketiganya, Yap Chin Yong, 24 tahun, baru pulang kerja sore itu. Karena pintu depan terkunci, ia masuk lewat pintu belakang. Firasatnya mulai curiga ketika melihat barang-barang berserakan di ruang tamu dan kamar tidur seperti bekas diobrak-abrik. Ketika melongok ke kamar mandi, Yap melihat ibunya menelungkup di dalam bak air. Melihat itu, ia memekik sekuatnya sehingga para tetangga di Kampung Lalang, Medan, itu berdatangan. Mulut korban tampak disumbat kain dari baju kaus. Lehernya terikat tali pinggang. Dahinya memar. Pelakunya diduga telah memukulkan batu ke dahi korban. Batu sebesar tinju itu memang tergeletak tak jauh dari mayat korban. Kalau disebut merampok, barang yang hilang hanya satu radio kompo. Sedangkan duit Rp 200 ribu yang terselip di dinding tak dicomot si pembunuh. Sepekan kemudian terjadi pula pembunuhan terhadap seorang warga Kota Medan. Jumat tengah malam itu penduduk sekitar Jalan Perdana menemukan mayat Kok Mei Lin alias Mince, 29 tahun, di kamar mandi salon Michele. Petugas dari Polsek Medan Baru menemukan kedua tangan dan kaki Mince terikat kain panjang. Mulutnya disumpal dengan kain yang telah dikerubungi semut. Wajahnya memar dan kepalanya di bagian belakang terluka bekas pukulan benda tumpul. Barang-barang dalam salon berantakan. Tapi hingga kini belum diketahui adakah barang atau uang yang hilang. Pelakunya pun masih gelap. Dan 11 Maret lalu, kisah Oei Ai Cien alias Rita, 36 tahun, menyusul. Ibu beranak satu di Jalan S. Parman, Medan, ini ditemukan suaminya, Tan Hong Tjun, 50 tahun, juga tewas menelungkup di kamar mandi. Seperti korban sebelumnya, leher Rita tampak bekas terikat tali dan luka dicekik. Wajahnya lebam. Isi rumah tampak berantakan bekas digerayangi. Serupa dengan Mince, pelaku dalam kasus ini pun belum terungkap. Untuk melacak rangkaian kejadian yang nyaris serba misterius itulah pihak Bakorstanasda menurunkan pasukan yang disebut tim Bapulata (Bagian Penugasan dan Pengelola Data) memburu pelaku kejahatan itu. Mulanya mereka menyisir sekitar lokasi peristiwa. Ini berdasar info seorang saksi mata yang mengaku melihat seorang pemuda tergopoh-gopoh keluar dari rumah Rita pada hari kejadian. Ia kemudian masuk ke sebuah rumah di sekitar itu. Pemuda itu ternyata bernama David Kawilarang. Dan rumah tadi adalah milik ayah angkatnya yang dikenal sebagai seorang pengusaha kebun dan restoran di Tuntungan, pinggiran Medan. David diringkus 14 Maret lalu. Tanpa banyak belit, ia mengaku sebagai pelaku kejahatan tersebut. Duda beranak satu ini mengaku butuh duit untuk merayakan hari ulang tahunnya yang ke-24, 26 Maret lalu. Mulamula ia hendak mencuri kaca-kaca spion mobil yang parkir di kawasan itu. Niatnya gagal karena orang ramai dan ia pulang ke rumah ayah angkatnya. Tapi ketika melintasi rumah Rita, baru muncul niatnya merampok perempuan itu. Ia teringat cerita serial televisi tentang seorang perampok yang pura-pura mengantarkan surat ke rumah korban. Singkat kata, cara itu ditirunya: David pura-pura mengantarkan surat untuk A Cong dan seolaholah tinggal di rumah Rita. Sementara itu, ia mempersiapkan kaus kaki, sepasang tali sepatu, dan sepotong besi bulat sepanjang 25 sentimeter. Rita waktu itu tentu saja bilang A Cong tidak tinggal di situ. Lalu David pura-pura minta minuman. Nah, pada saat itulah David memiting dan menyeret Rita ke kamar mandi. Wanita ini memekik karena ketakutan. David panik. Tak ayal, ia membenamkan kepala Rita ke dalam bak mandi. Karena tak mati juga, mulut wanita itu disumpalnya dengan kaus kaki dan lehernya dijerat dengan tali sepatu hingga korban tewas. Usai itu, David menjarah rumah korban. Nahas, ia hanya menemukan uang Rp 5 ribu dan sebuah mancis milik suami korban. David yang kini ditahan tampak menyesal. "Tak ada niat saya membunuhnya. Hanya karena dia menjerit, saya jadi kalap," kata pria tinggi tegap itu kepada Sarluhut Napitpulu dari TEMPO. Kasus David ini ternyata tak ada kaitannya dengan dua kasus sebelumnya. "Cuma kebetulan mirip," kata Kolonel Soetrisno. "Kita ucapkan terima kasih, Bakorstanasda Sumatera Bagian Utara membekuk David Kawilarang itu," komentar Kepala Dinas Penerangan Polda Sumatera Utara Letnan Kolonel Leo Sukardi. Dijelaskannya, di dalam lembaga Bakorstanasda itu juga termasuk polisi, jaksa dan aparat lain, di samping militer. "Jadi, sama saja," kata Leo. Bersihar Lubis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus