Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Kebakaran Glodok Plaza, Kilas Balik Glodok Sebagai Pusat Belanja Elektronik Legendaris

Kebakaran Glodok Plaza bermula dari lantai 7, kemudian merambat dengan cepat hingga lantai 8 dan 9.

20 Januari 2025 | 14.42 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas pemadam kebakaran berjalan di halaman Gedung Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta, 17 Januari 2025. Tim evakuasi telah menemukan enam orang tewas dalam kebakaran Gedung Glodok Plaza. Lima dari enam jenazah telah dievakuasi menuju Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta. ANTARA/Aprillio Akbar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pada Rabu malam, 15 Januari 2025, Glodok Plaza habis dilalap si jago merah sekitar pukul 21.30. Pencarian korban kebakaran Glodok Plaza masih berlanjut hingga hari ini Ahad, 19 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifuddin, mengatakan pencarian pada hari itu hanya akan dilakukan hingga pukul 16.00 WIB.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kebakaran bermula dari lantai 7, kemudian merambat dengan cepat hingga lantai 8 dan 9.

Terhitung sejak Sabtu, 18 Januari 2025, ditemukan identitas ketujuh korban yang dievakuasi di RS Polri belum dapat dipastikan. “Semua jenazah masih dalam proses identifikasi. Mohon waktu, tim Kedokteran Forensik sedang bekerja,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Ade Ary Syam Indradi kepada awak media, Sabtu, 18 Januari 2025.

Dibalik insiden nahas ini, terdapat kisah menarik yang dimiliki oleh pusat elektronik legendaris di Jakarta ini.

Pada masa awal operasional, Glodok Plaza merupakan gedung berlantai enam yang ditempati oleh para pedagang, mayoritas pedagang menjual beragam perlengkapan elektronik. Sebelum bertransisi menjadi pusat perbelanjaan, Glodok Plaza dulunya adalah bekas gedung Lembaga Pemasyarakatan Khusus (LPK). 

Pada 1940-an, kawasan ini dilengkapi dengan benteng kecil yang digunakan sebagai penjara. Salah satu tokoh penting Indonesia, Mohammad Hatta, yang juga merupakan Wakil Presiden pertama, pernah menjadi salah satu tahanan di tempat ini.

Tempat ini dikenal angker sebab pada masa sebelum Indonesia meraih kemerdekaannya, kawasan ini dipergunakan sebagai lokasi eksekusi bagi narapidana yang dijatuhi hukuman mati. Pasca kemerdekaan, bangunan di wilayah ini kemudian dialihfungsikan menjadi tempat penahanan bagi para tahanan, atau Lembaga Pemasyarakatan Khusus (LPK).

Pada dekade 1990-an, Glodok Plaza tumbuh menjadi pusat perdagangan elektronik terbesar di Asia Tenggara, dengan aktivitas perdagangan yang berlangsung sangat dinamis.

Bangunan ini terus mengalami perluasan, dan pada tahun 2001, Glodok Plaza direnovasi menjadi delapan lantai dengan desain yang lebih modern dan menarik. Sejak itu, pusat perbelanjaan ini semakin berkembang, dikenal sebagai pusat audio dan sistem karaoke terlengkap di Jakarta.

Fasilitasnya bahkan dilengkapi dengan Plaza Hotel Glodok, menambah daya tarik kawasan tersebut sebagai destinasi belanja dan hiburan.

Di bawah kepemimpinan Eddy P. Wikanta sebagai presiden komisaris dan Johannes Suriadjaja sebagai direktur utama, perusahaan ini tidak hanya membangun Glodok Plaza tetapi juga menggarap berbagai proyek besar lainnya. Hingga September 2024, nilai pasar Glodok Plaza diperkirakan mencapai Rp 576,81 miliar. Saat ini, pusat perbelanjaan tersebut telah berkembang menjadi bangunan sembilan lantai yang menampung 903 kios.

Kebakaran terjadi yang kemarin bukanlah kebakaran pertama yang terjadi di tempat itu. 

Pada 9 April 1983, terjadi sebuah kebakaran hebat melanda rumah makan Golden Dragon di Plaza Theater. Insiden ini lantas mengakibatkan seluruh rumah makan hangus terbakar. Namun, Plaza Theater tidak ikut terdampak oleh kobaran api. 

Kebakaran Glodok Plaza ini membuat para pedagang tidak diizinkan memasuki gedung hingga api berhasil sepenuhnya dipadamkan hingga 14 April 1983 atau memakan waktu lima hari. Keterbatasan fasilitas pemadam kebakaran dan desain bangunan yang tak biasa menjadi penyebab sulitnya api dipadamkan.

Misalnya, gudang di lantai 5 hanya dapat diakses melalui lift, sehingga mempersulit petugas pemadam untuk menjangkau area tersebut. Akibatnya, sebagian petugas hanya dapat menyiram bagian luar gedung, sementara api terus menyebar hingga ke bagian atas bangunan.

Intan Setiawanty turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan editor: Terima 8 Kantong Jenazah dari Lokasi Kebakaran Glodok Plaza, RS Polri: Bukan Berarti 8 Jenazah 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus