Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tangerang - Perban menutupi wajah bagian kanan Widya, korban kebakaran pabrik petasan. Dia berusaha tersenyum ketika Gubernur Banten Wahidin Halim mengunjunginya di ruang perawatan RSUD Tangerang pada Jumat sore, 28 Oktober 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buruh pabrik PT Panca Buana Cahaya Sukses ini baru saja masuk ke RSUD Tangerang untuk perawatan bedah. Sebelumnya, perempuan berusia 20 tahun ini dirawat RS Ibu dan Anak Bun Kosambi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Widya adalah satu dari 46 korban yang selamat dari kebakaran hebat yang melanda tempatnya bekerja di pabrik kembang api kawat dan petasan PT Panca Buana di Jalan Raya SMPN 1, Kosambi Kabupaten Tangerang pada Kamis pagi, 26 Oktober 2017.
"Saya tidak tahu tiba-tiba mendengar ledakan dan api sudah besar," katanya menceritakan awal bencana.
Seluruh pekerja berhamburan mencari jalan keluar.
"Kami tunggang langgang berusaha keluar dari kepungan api," ujarnya. Si jago merah membakar sebagian tubuhnya.
Widya berlari ke bagian belakang pabrik. Dia dibantu Kadiman yang menjebol asbes.
“Kami keluar lewat atap dan melompati tembok belakang dibantu warga dari luar pabrik,"ujar Widya, warga Desa Selembaran Jaya.
Setelah di luar pabrik, Widya menceburkan dirinya ke dalam kolam atau kubangan air di seputar pabrik. Dia tak tahan menahan panas.
"Saya nyemplung ke kolam dan ditolong warga,” kata Widya.
Hal yang sama dilakukan M. Kadiman, 25 tahun yang juga dirawat di RSUD Tangerang. Dia mengalami luka bakar cukup serius hingga 40 persen.
"Saya masuk ke kolam karena tidak tahan menahan panas. Oleh warga dibawa ke rumah sakit,” kata Kadiman. Selama bekerja di pabrik petasan, dia tinggal di mes pabrik.
Kebakaran hebat pabrik petasan itu menewaskan 48 pekerja. Jasad mereka hangus tak dikenali. Baru satu yang teridentifikasi berdasarkan tes gigi, yakni Surnah (14) yang telah dimakamkan.
Nurhayati yang sempat dirawat di RSUD Tangerang, akhirnya meninggal pada Sabtu 28 Oktober 2017. Dia mengalami luka bakar hingga 80 persen,
Dengan meninggalnya Nurhayati, saat ini korban kebakaran yang luka serius di RSUD Tangerang sebanyak 11 orang, lima diantaranya rujukan dari RS Ibu dan Anak Bun Kosambi.