Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUA pekan sebelum tender pengadaan mesin cetak timbul (embossing) dan satu mesin cetak panas (hot stamping) pelat nomor kendaraan digelar tahun lalu, Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian RI Inspektur Jenderal Royke Lumowa mengunjungi pabrik Utsch di Siegen, Jerman. Di sana, Royke melihat-lihat mesin pencetak pelat nomor yang diproduksi pabrik tersebut. Dua pekan kemudian, Korlantas mengumumkan distributor mesin buatan jerman itu, PT Peruri Digital Security, anak usaha Perusahaan Umum Percetakan Uang RI, sebagai pemenang lelang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Belakangan, banyak mesin hasil pengadaan 2017 yang didistribusikan ke delapan kepolisian daerah terbengkalai. Pada Juni lalu, Korlantas menggelar tender serupa. Pemenang tender juga PT Peruri Digital Security. Didampingi sebelas pejabat dan anggota staf Korlantas, Royke Lumowa menjelaskan seputar proyek itu kepada Linda Trianita dan Erwan Hermawan dari Tempo di kantornya pada Jumat pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kenapa lelang kembali digelar padahal banyak mesin hasil pengadaan 2017 terbengkalai dan tidak terpakai?
Pengadaan ini untuk proyeksi perbaikan pelat nomor yang berkualitas. Tahun ini semua kepolisian daerah akan mendapat mesin embossing dan hot stamping. Tahun sebelumnya 200 unit mesin hot stamping dan 100 mesin embossing sudah didistribusikan ke delapan kepolisian daerah besar. Ini pengadaan tahunan, tapi bukan multiyears. Targetnya selesai 2020.
Bagaimana dengan mesin hasil lelang 2017 yang terbengkalai dan tidak terpakai?
Memang betul tidak terpakai, tapi bukan berarti rusak. Akan kami gunakan tahun ini untuk prioritas pembuatan nomor "cantik". Alatnya kan masih sedikit dan nomor cantik juga belum 100 persen. Sebelumnya untuk kebutuhan ini kami sewa dari swasta.
Kalau digunakan tahun ini, kenapa tahun lalu harus menggelar tender pengadaan mesin tersebut?
Karena Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran untuk nomor pilihan (nomor cantik) baru turun tahun ini. Mesin tersebut tidak bisa digunakan untuk pembuatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor biasa.
Mengapa sistem penganggarannya bukan multiyears?
Uangnya tidak ada. Sistem anggarannya tahunan. Tahun depan belum tentu ada. Kalau duitnya ada, kami bikin tender.
Pemenang lelang pengadaan ini adalah distributor mesin Jerman yang pabriknya pernah Anda kunjungi dua pekan sebelum tender tahun lalu digelar....
Ibarat kita mau beli mangga. Saya, misalnya, mau mangga kuini, tentu harus dicek dulu ke Probolinggo (tempat penghasilnya). Wajar saja kami melihat dulu. Kalau beli tanpa pengecekan, nanti seperti beli kucing dalam karung.
Banyak perusahaan di negara lain juga memproduksi mesin yang sama. Kenapa hanya mengunjungi pabrik di Jerman?
Pabrik yang lain juga kami kunjungi. Ada tim yang ke London dan Jepang. Bukan saya saja. Kami memiliki tim untuk melihat-lihat ke berbagai negara. Kebetulan saya yang ke Jerman.
Apa kelebihannya?
Jerman punya hak paten membuat alat embossing itu sampai 50 ton. Dengan alat ini, pembuatan pelat bisa mulus. Lempengannya tidak pecah. Huruf dan angka-angkanya juga bagus. Kami mendengar informasi bahwa perawatan mesin buatan jerman ini khusus. Misalnya tidak boleh kotor sehingga mesti disimpan di ruangan dengan penyejuk udara (AC)....
Perawatannya lebih mudah dan tidak memerlukan perlakuan khusus. Pemenang tender pengadaan mesin itu tahun ini adalah perusahaan yang sama, PT Peruri Digital Security. Kenapa bisa seperti ini?
Korlantas Polri sudah mengumumkan paket pengadaan melalui SIRUP (Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan). Pengadaan alat embossing dan hot stamping diumumkan melalui lpse.polri.go.id, sehingga tender ini dapat diakses dan diketahui serta diikuti oleh semua penyedia yang ingin mengikuti tender secara online. Semua orang bisa ikut.
Perusahaan ini memberi penawaran lebih mahal ketimbang satu peserta lain.…
Tender menggunakan metode pascakualifikasi dan sistem gugur. Ada empat tahap. Pertama, evaluasi administrasi lengkap atau tidak. Dari 15 yang mendaftar, yang memenuhi syarat administrasi hanya dua, yakni Peruri dan PT Starmas Inti Aluminium Industry. Artinya yang lain hanya mendaftar, tidak menyetorkan dokumen kelengkapan. Setelah itu, evaluasi teknis. Peruri ini spesifikasi alatnya dari mika keras seperti yang kami inginkan. Sedangkan Starmas dari besi.
Bagaimana dengan tawaran harga lebih murah?
Setelah kami teliti, konon yang Starmas itu buatan Cina. Jelas saja lebih murah. Yang Peruri ini buatan Jerman. Penawaran harga rendah bukan merupakan syarat mutlak sebagai pemenang lelang.
Apa jaminannya kalau proyek ini tidak bermasalah?
Tahun lalu pengadaannya dipermasalahkan Tempo (laporan majalah ini akhir Oktober 2017 menyoroti kejanggalan pengadaan mesin tersebut). Tim pengadaan sampai diperiksa Inspektorat Pengawasan Umum Polri. Saya malah senang kalau diminta klarifikasi. Hasil pemeriksaannya, pengadaan ini dinyatakan tak bermasalah.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo