Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) angkat bicara atas kasus polisi tembak polisi di Polres Solok Selatan, Sumatera Barat. Peristiwa itu menewaskan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro mengatakan, peristiwa polisi tembak polisi bukan yang pertama terjadi. Sebelumnya, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J juga tewas ditembak atasannya, Ferdy Sambo, eks Kadiv Propam Polri.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Komnas HAM menaruh atensi atas peristiwa penembakan Kasat Reskrim Polres Solok Selatan AKP Riyanto Ulil Anshar tersebut," kata Atnike dalam keterangan persnya yang diterima Tempo, Rabu, 27 November 2024.
Atnike mengatakan, Sekretariat Komnas HAM di Sumatera Barat, akan melakukan pemantauan atas insiden tersebut untuk memastikan proses penegakan hukum yang adil dan transparan.
"Mendesak dan memastikan proses penegakan hukum yang adil, independen dan transparan atas peristiwa penembakan AKP Riyanto Ulil Anshar tersebut, baik itu secara pidana, dan persidangan etika-nya," katanya.
Komnas HAM juga meminta aparat penegak hukum melindungi para saksi dan keluarga korban yang mengetahui peristiwa tersebut. "Memastikan peristiwa yang sama tidak akan terjadi lagi di masa depan serta perlu mengungkap akar permasalahannya untuk mencegah peristiwa serupa terulang kembali," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bagian Operasi Polres Solok, AKP Dadang Iskandar menembak rekannya sesama polisi, Kasatreskrim AKP Ryanto Ulil Anshar pada Jumat dini hari, 22 November 2024. Peristiwa itu terjadi di halaman parkir Polres Solok Selatan.
Pemicu kejadian itu, bermula ketika Ryanto, sedang mengusut kasus tambang ilegal galian C. Kapolda Sumatera Barat Irjen Suharyono mengatakan memang ada beberapa pihak yang tidak sepakat dengan razia ini.
"Korban sedang menangkap seorang tersangka yang diduga pelaku tambang galian C. Disampaikan bahwa pada minggu-minggu ini dan juga hari-hari sebelum peristiwa ini terjadi, salah satu Polres sedang melakukan penegakan hukum terhadap pekerjaan-pekerjaan tambang yang diduga ilegal," kata Suharyono saat diwawancara wartawan di Rumah Sakit Bhayangkara Padang pada Jumat, 22 November 2024.
Pilihan Editor: Polda Jawa Tengah Ungkap Identitas Polisi Penembak Siswa SMK di Semarang