Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Koordinator Aliansi Organisasi Masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat Kota Bekasi, Anwar Sadat: Kami Bukan Preman

SEJUMLAH organisasi kemasyarakatan Bekasi, Jawa Barat, mengaku tengah menenangkan diri setelah berdemonstrasi di stasiun pengisian bahan bakar umum Pertamina di Rawalumbu, Bekasi, pada akhir Oktober lalu.

16 November 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Koordinator Aliansi Organisasi Masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat Kota Bekasi, Anwar Sadat: Kami Bukan Preman/Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOORDINATOR Aliansi Organisasi Masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat Kota Bekasi, Anwar Sadat, mengatakan saat ini mereka sedang mencari jalan terbaik untuk menjembatani keinginan organisasi dan pemerintah kota soal penataan parkir. Ada 12 organisasi kemasyarakatan yang berada di bawah naungan Aliansi dengan jumlah anggota diklaim mencapai puluhan ribu.

Anwar berkali-kali menolak anggapan organisasi kemasyarakatan di bawah naungannya berisi preman. Pria berkacamata itu bercerita soal besarnya peran organisasi mereka di Bekasi kepada wartawan Tempo, Linda Trianita dan Mustafa Silalahi, Kamis, 14 November lalu. Wawancara dilakukan di dalam salah satu ruangan tempat karaoke di kawasan Harapan Indah, Bekasi, atas permintaan Anwar. Kopi hitam menemani Anwar sepanjang wawancara itu. “Tempat karaoke ini mitra kami,” katanya.

Ada yang menuduh bahwa organisasi kemasyarakatan ini sama dengan preman?

Kami adalah organisasi resmi yang memiliki penasihat atau pembina dari kalangan berpendidikan, seperti kiai dan tokoh masyarakat. Kami bukan preman.

Lalu mengapa Aliansi berdemonstrasi soal pengelolaan parkir Bekasi?

Ini sebenarnya masalah kecil, tapi dibuat viral. Hubungan kami dengan pemerintah, seperti Pak Haji Aan Suhanda (Kepala Badan Pendapatan Daerah Kota Bekasi), sudah baik. Tidak ada konflik apa-apa. Kami semua dari ormas, meski berbeda bendera dan visi-misi, bertujuan sama. Kami sama-sama putra daerah yang mencintai Bekasi.

Mengapa anggota Aliansi tetap ingin mengelola parkir?

Kami ingin berpartisipasi. Anggota ormas yang selama ini memegang surat tugas menjadi juru parkir tetap menyetor ke perwakilan Badan Pendapatan Daerah di kecamatan. Juru parkir mendapat bagi hasil dari titik-titik parkir itu. Organisasi tidak punya jatah apa-apa.

Ini membuat sumber nafkah para anggota terganggu?

Kalau saya menyayangkan program yang sudah berjalan tiba-tiba berhenti. Bayangkan berapa kerugiannya. Anggap satu titik Rp 50 ribu yang disetor ke pemerintah. Satu hari tidak disetor, ada berapa ribu titik? Berapa kerugian pemerintah?

Bagaimana hubungan organisasi Anda dengan pengusaha?

Masyarakat menerima organisasi kami. Jujur saja, perusahaan-perusahaan itu malah minta dibuatkan kartu keanggotaan. Karena kami itu sekarang baik. Contoh, kami bermitra dengan Harapan Indah, maka kami akan berbuat baik. Atau di tempat lain yang punya kegiatan, kami dipercaya beberapa perusahaan untuk membantu.

Publik melihat organisasi kemasyarakatan ini sebagai bentuk premanisme karena sering meminta uang. Tanggapan Anda?

Jangankan organisasi kemasyarakat-an, pengurus rukun tetangga dan rukun warga juga bikin surat permohonan dana atau tunjangan hari raya. Ini bukan berarti kami memeras. Logika pemerasan itu, misalnya, datang ke satu tempat, lalu memalak. Ini kan enggak. Dikasih syukur, eng-gak dikasih ya sudah.

Bagaimana bentuk kerja sama organisasi dengan pengusaha di Bekasi?

Kalau tempat begini (merujuk pada usaha karaoke tempat lokasi wawancara) namanya usaha di lingkungan. Beda dengan di mal, yang memiliki penjagaan gedung sendiri. Usaha di lingkungan lebih rentan. Mereka akan lebih merasa nyaman kalau bermitra dengan kami.

Organisasi Anda menjual jasa keamanan?

Kami bekerja. Contohnya begini, saat pembangunan kantor atau tempat hiburan, kami meminta anak-anak kami dipekerjakan, dikaryakan. Itu bisa menjadi sumber nafkah mereka. Ada penjaga di sini. Mereka mendapatkan gaji, bukan memalak.

Aliansi juga terlibat dalam agenda politik?

Saat pemilihan lalu, beberapa organi-sasi mendukung Pak Rahmat Effendi, wali kota saat ini. Ada juga organisasi yang mendukung calon lain. Itu tidak ada masalah. Kami tidak dibayar. Saya menjamin organisasi kemasyarakatan tidak menerima uang sepeser pun.

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus