TEMPO.CO, Semarang - Anggota TNI Kopda Muslimin disebut sempat beberapa kali mencoba membunuh istrinya, Rina Wulandari, sebelum akhirnya Rina tertembak pada Senin pekan lalu, 18 Juli 2022. Aparat Kepolisian Daerah Jawa Tengah hingga saat ini masih terus mengejar Muslimin yang kabur.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Ahmad Luthfi mengungkapkan bahwa penyidik menemukan fakta bahwa sebelumnya Muslimin pernah menyewa jasa pelaku penembakan yang telah tertangkap untuk meracun istrinya.
"Bahwa satu bulan lalu sudah memerintahkan Babi (Sugiono, pelaku penembakan) untuk meracun istrinya," katanya.
Temuan itu didapat penyidik dari pengakuan Sugiono yang telah ditangkap bersama tiga rekannya. Muslimin juga disebut sempat memerintahkan Sugiono berpura-pura mencuri di rumahnya dengan tujuan mencelakai nyawa sang istri.
Tak hanya melalui aksi kekerasan fisik, menurut Lutfhi berdasarkan pengakuan Sugiono, suami korban juga pernah mencoba jalur santet.
"Kemudian ketiga menggunakan santet, tapi belum kami kroscek karena yang bersangkutan belum tertangkap," ujar dia.
Usaha terakhir yang ditempuh Muslimin adalah menyewa jasa Sugiono dan kawan-kawan untuk menembak istrinya. Saat kejadian para pelaku sempat sekali menembakkan senjata ke arah korban namun meleset. Melalui arahan lewat telepon Muslimin memerintahkan mereka menembak lagi dan mengenai tubuh istrinya.
Beruntung nyawa
Rina Wulandari masih terselamatkan meski satu butir peluru bersarang di perutnya. Kini Rina dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi Semarang setelah menjalani operasi pengangkatan proyektil di Rumah Sakit Hermina Banyumanik.
Setelah kejadian penembakan itu, Muslimin masih terlihat di Rumah Sakit Hermina, lokasi korban dirawat. Di tengah istrinya masih mendapat pertolongan, menurut Luthfi, Muslimin menerima panggilan telepon dari eksekutor penembakan dan kemudian pergi ke luar rumah sakit.
Mereka bertemu di sebuah minimarket berjarak sekitar 300 dari Rumah Sakit Hermina. Di lokasi itu Muslimin memberikan uang kepada pelaku penembakan.
"Diberikan uang Rp 120 juta sebagai kompensasi. Dan telah dibagi oleh para pelaku," sebut Luthfi.
Hasil pengungkapan kasus penembakan tersebut, polisi telah menangkap lima orang. Mereka terdiri atas empat orang yang diduga sebagai eksekutor dan seorang diduga penyedia senjata api. Sementara suami korban yang diduga sebagai otak penembakan masih buron.
Kopda Muslimin diduga tega berbuat itu kepada Rina Wulandari karena memiliki wanita lain. Dia disebut ingin membunuh Rina karena ingin menikahi wanita simpanannya tersebut. Panglima TNI Jenderal
Andika Perkasa menyatakan pihaknya juga membantu polri dalam upaya mencari dan menangkap Muslimin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini