Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hotel Saka di Jalan Gagak Hitam, Medan, bersebelahan dengan pool Perusahaan Otobus Kurnia Anugerah Pusaka, yang melayani rute Sumatera Utara-Aceh. Keduanya milik Akbar Himawan Buchari, pengusaha sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara.
Petugas keamanan Hotel Saka, Ilham Nasution, mengatakan Akbar dulu kerap datang ke hotel tersebut. “Tapi, setelah penjualan saham, Pak Akbar jarang ke sini,” kata Ilham, Jumat, 22 November lalu.
Akbar menjual 70 persen saham PT Saka Mitra Sejati, yang menaungi Hotel Saka dan Hotel Saka Premier, yang berganti nama menjadi Hotel Swiss-Belinn, senilai Rp 68,4 miliar pada 23 Agustus 2018. Pembelinya PT Intikeramiks Alamasri Industri Tbk. Kini Akbar lebih berfokus pada usaha otobus peninggalan ayahnya, properti, dan perkebunan sawit 6.000 hektare di Blang Seunong, Aceh Timur. Ia juga aktif berorganisasi dan menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Sumatera Utara periode 2015-2018.
Pria 31 tahun itu mengelola perusahaan otobus sejak duduk di sekolah menengah atas dibantu seorang pamannya. Lulus SMA, ia kuliah di Fakultas Hukum Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hikmah, Medan, pada 2011.
Aktivitas Akbar di dunia politik dimulai pada 2014. Dia maju sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari daerah pemilihan Sumatera Utara I, yang meliputi Deli Serdang, Serdang Bedagai, Medan, dan Tebing Tinggi. Mendapat nomor urut sembilan dari Partai Golkar, Akbar gagal ke Senayan, Jakarta. Walau begitu, dia tetap aktif di Golkar Sumatera Utara, menjabat bendahara.
Pada Pemilihan Umum 2019, Akbar kembali mencalonkan diri sebagai wakil rakyat. Kali ini ia mendaftar sebagai anggota DPRD Sumatera Utara hingga akhirnya terpilih. Akbar juga menjadi bendahara tim kampanye Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Sumatera Utara.
Penasihat tim kampanye Jokowi-Ma’ruf di Sumatera Utara, Fuad Ginting, mengatakan Akbar berada di tim pemenangan meski Golkar menarik diri dari tim kampanye daerah. Golkar, kata Fuad, membuat tim pemenangan sendiri. “Golkar keluar karena tidak sepakat tim kampanye daerah dipimpin partai lain,” ujar Fuad.
Menurut Fuad, Akbar cukup aktif di tim kampanye. Misalnya, tiap menantu Jokowi, Bobby Nasution, berkampanye di Sumatera Utara, Akbar selalu mendampingi. “Dia dekat dengan Bobby untuk keperluan kampanye. Yang mendampingi Bobby ke mana-mana, ya, Akbar itu,” kata Fuad.
Dalam sejumlah kesempatan, Akbar kerap bersebelahan dengan Bobby. Dalam akun Instagramnya, Akbar banyak mengunggah foto dia bersama Bobby. Pada ulang tahun Bobby, 5 Juli lalu, misalnya, Akbar menunjukkan kue tar cokelat untuk Bobby. Dalam foto yang lain, Bobby menyuapkan sepotong kue itu ke mulut Akbar. Ketika putri pertama Bobby-Kahiyang Ayu merayakan ulang tahun pertama di Hotel Aston Priority Simatupang, Jakarta, Akbar dan keluarganya hadir.
Tempo berupaya mengkonfirmasi kedekatan Bobby dengan Akbar. Surat permo-honan wawancara sudah disampaikan kepada Biro Pers Istana pada Rabu, 20 November lalu. Hingga Sabtu, 23 November, surat itu belum mendapat respons.
Pelaksana tugas Ketua Golkar Sumatera Utara, Ahmad Doli Kurnia Tanjung, menga-takan Akbar tak lagi menjabat bendahara sejak Oktober 2018. “Akbar tidak lagi menjadi pengurus karena kesibukannya di luar kegiatan partai, sehingga mengganggu kinerja partai,” ujar Doli.
Permintaan wawancara kepada Akbar tak berbalas. Surat permohonan diantarkan ke kantor Hotel Swiss-Belinn di Medan dan diterima petugas keamanan bernama Raymond. Kediaman Akbar di Jalan D.I. Panjaitan, Medan, pun kosong. Tempo juga mendatangi rumah yang disebut sejumlah narasumber milik Akbar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Tapi seorang penghuni rumah menyatakan bangunan itu bukan milik Akbar.
LINDA TRIANITA, MUSTAFA SILALAHI, RIKY FERDIANTO (MEDAN)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo