Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kisah Arie Hanggara, bocah berusia 7 tahun yang tewas di tangan kedua orang tuanya menjadi catatan gelap perlindungan anak di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Arie namanya. Ia mati dihukum ayahnya. Mungkin anak kita tidak. Tapi benarkah kita tidak kejam?” tulis Majalah Tempo edisi Desember 1984 pada halaman pertamanya sebagai artikel utama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan catatan Tempo, Arie merupakan anak kedua dari pasangan Machtino Eddiwan dan Dahlia Nasution. Namun, tak lama kemudian, keduanya berpisah dan Arie beserta kedua saudara lainnya dibawa Machtino bersama perempuan lain bernama Santi.
Menurut laporan Tempo edisi April 1985, Machtino dan Santi belum resmi menjadi pasangan suami istri, tetapi Santi kerap dirujuk sebagai ibu tiri dari Arie Hanggara.
Baca: Apa Beda Kasus Angeline dengan Arie Hanggara?
Arie Hanggara Disiksa Hingga Meninggal Dunia
Masih merujuk pada catatan Tempo, sebelumnya, Arie Hanggara diketahui bersekolah di SD Yayasan Cikini, Jakarta Pusat. Ayahnya, Machtino, diketahui tidak memiliki pekerjaan usai mengalami kebangkrutan. Sedangkan, ibu tirinya, Santi, bekerja sebagai pegawai kantoran.
Dalam laporan tersebut, konon, menurut Santi dan Machtino, Arie merupakan sosok anak yang nakal dan sempat kedapatan mencuri uang. Sementara itu, menurut Khadidjah, guru Arie, ia merupakan sosok yang periang dan mudah bergaul.
Akibat kesal terhadap perangai Arie, Machtino dan Santi diketahui kerap menyiksanya. Menurut laporan Tempo, Arie dipukul, ditampar, ditendang, dan disuruh melakukan gerakan jongkok dan berdiri secara terus-menerus hingga kelelahan. Bahkan, kepala Arie terkadang dibenturkan ke tembok dan dirinya dikurung di kamar mandi.
Meskipun mendapat perlakuan biadab seperti itu, Khadidjah menyampaikan bahwa Arie tidak memperlihatkan kondisi tertekan secara mental ketika di sekolah. Pernah suatu saat Arie ditanyai soal kondisi lebam pada tubuhnya, tetapi ia mengaku hal tersebut karena jatuh.
Nahas, 8 November 1984 atau 38 tahun lalu benar-benar menjadi hari terakhir bagi Arie Hanggara untuk berdiri dan terjatuh untuk selamanya. Saat itu, Arie diketahui disiksa sejak siang hingga malam hari dan sempat dibenturkan kepalanya ke tembok beberapa kali.
Laporan Majalah Tempo saat itu uga menyebut bahwa Arie tidak diperbolehkan makan dan minum selama menjalani siksaan tersebut. Kondisi ini membuat Arie jatuh dan tak berdaya. Ketika ayahnya, Machtino, mengetahui Arie sudah terkapar, ia hendak membawanya ke rumah sakit. Namun, di perjalanan, Arie dinyatakan meninggal dunia.
Jenazah Arie Hanggara dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan dengan nisan di samping kanan dan kiri bertuliskan “Maafkan Papa” dan “Maafkan Mama”.
Kematian Arie Hanggara Menjadi Sorotan Nasional
Kabar kematian Arie Hanggara di tangan ayahnya sendiri sontak menjadi pemberitaan nasional. Beberapa media, termasuk Tempo, sempat menjadikan peristiwa ini sebagai kabar dan laporan utama.
Bahkan, menurut sejumlah sumber, proses rekonstruksi kejadian yang menimpa Arie dihadiri oleh puluhan masyarakat yang berjubel dan mengutuk para pelaku.
Di meja persidangan, ayah Arie Hanggara, Machtino Eddiwan divonis 5 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sementara itu, ibu tirinya, Santi, hanya divonis selama 2 tahun sebab dinilai sekadar membantu Machtino dalam melakukan aksinya.
Kasus Serupa Arie Hanggara Belum Berakhir
Tiga dekade setelah peristiwa Arie Hanggara, masyarakat kembali digemparkan dengan peristiwa kematian anak perempuan berusia 8 tahun, Angeline, pada 2015.
Laporan Tempo menyebut bahwa Angeline menghilang sejak 16 Mei 2015. Namun, ia ditemukan pada 10 Juni 2015 oleh pihak kepolisian dengan kondisi tak bernyawa.
Apabila kematian Arie Hanggara didalangi oleh ayah kandungnya, kematian Angeline disebut didalangi oleh ibu angkatnya, Margriet. Hal ini diperkuat dengan kesaksian pekerja di rumahnya, Agustai Hamdani, yang menyebut bahwa Margriet menghabisi nyawa Angeline.
Berbeda dengan ayah Arie Hanggara, Machtino, yang divonis 5 tahun penjara, Margriet ditetapkan sebagai tersangka kasus penelantaran anak dan divonis penjara seumur hidup.
ACHMAD HANIF IMADUDDIN
Baca juga: Matinya Arie, Siapa yang Bersalah?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.