Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Sipil mengecam adanya julukan Adidas dan Kabinda di institusi pemerintahan. Wakil Ketua YLBHI Arif Maulana mengatakan julukan itu menunjukkan adanya intervensi pada instansi pemerintahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Penegakan hukum pada akhirnya akan terjebak menjadi alat politik atau kekuasaan seperti pada masa orde baru bukan alat untuk menegakkan keadilan," kata Arif Maulana saat dihubungi melalui pesan singkat pada Jumat, 11 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Arif mengatakan institusi pemerintahan harus dapat bekerja secara adil. Dia berujar penegak hukum semestinya melakukan suatu pekerjaan secara profesional. "Sebagai Institusi penegak hukum semestinya didukung untuk dapat bekerja secara independen dan profesional," kata Arif.
Dikutip dari Majalah Tempo berjudul "Tangan Sufmi Dasco Mengendalikan Badan Legislasi DPR" edisi Minggu, 30 Maret 2025, para politikus di DPR bercerita, ada julukan khusus bagi mereka yang dekat dengan Dasco. Antara lain "Adidas" dan "Kabinda", yakni kader binaan Dasco.
Dasco mengaku tak mengerti mengenai munculnya istilah anak didik Dasco, "Adidas", atau kader binaan Dasco "Kabinda". Dasco, 57 tahun, menganggap anggota DPR yang usianya lebih muda dari dia adalah juniornya di parlemen. Sebaliknya, Dasco menganggap senior jika ada anggota DPR yang berusia lebih tua. "Saya sedapat mungkin selalu mengedepankan perkawanan kepada sesama anggota DPR," ujarnya.
Pilihan Editor: KPK Terima 561 Laporan Gratifikasi Selama Hari Raya Idul Fitri
Keterangan redaksi:
Artikel ini mengalami perubahan di bagian isi berita pada Minggu, 13 April 2025 pukul 11.53 WIB.