Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Pemuda di Bekasi Jadi Saksi Mata Kasus Pembunuhan Vina, LPSK Sarankan Ajukan Perlindungan

Seorang pemuda asal Bekasi mengaku berada di sekitar lokasi dalam kasus pembunuhan Vina di Cirebon. Bersaksi bukan kecelakaan

24 Mei 2024 | 21.48 WIB

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Perbesar
Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menemui Aep, 30 tahun, seorang saksi mata dalam kasus pembunuhan Vina Dwi Arsita dan kekasihnya Muhammad Rizky (Eky) di Cirebon, Jawa Barat. Aep disarankan untuk mengajukan perlindungan ke LPSK.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pertemuan antara LPSK dengan Aep dilakukan di Kantor Desa Karangasih, Kabupaten Bekasi. “Kami menawarkan perlindungan kepada yang bersangkutan ini,“ kata Wakil Ketua LPSK Susilaningtias, di kantor Desa Karangasih, Kabupaten Bekasi, Jumat, 24 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Meski ditawarkan untuk ajukan permohonan perlindungan ke LPSK, Susilaningtyas mengatakan bahwa Aep tidak langsung menerima tawaran tersebut. Sebab, Aep masih memerlukan waktu untuk memikirkan tawaran tersebut.

“Saksi masih memikirkan dan masih berdiskusi dulu lah gitu, jadi belum ada kepastian,” ucapnya.

Selain itu, Susilaningtyas menyebut saat ini pihaknya telah menerima satu permohonan perlindungan dari salah satu saksi dalam kasus Vina Cirebon. Namun, dia belum dapat mengungkap identitas pemohon.

Lagipula kata dia, LPSK masih menelaah pengajuan permohonan perlindungan saksi tersebut. “Kalau yang mengajukan ke LPSK cuma cuma satu, cuma kan memang berkas belum lengkap ya,” tandasnya.

Sebelumnya, seorang pemuda asal Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, Aep, 30 tahun mengaku menjadi saksi mata dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon. Saat peristiwa berlangsung, Aep mengaku tengah berada di sebuah warung dekat lokasi kejadian.

“Waktu kejadian itu kebetulan saya lagi di warung. Terus ada pengendara motor (korban) yang berseragam XTC lewat terus langsung dilempari batu,” kata Aep saat ditemui di Bekasi, Kamis, 23 Mei 2024.

Aep menyebut pelaku yang melempari korban dengan batu adalah sekelompok remaja yang tengah kumpul di sebuah tempat tongkrongan dekat lokasi kejadian. Dia memperkirakan jumlah remaja itu berkisar delapan orang.

Usai melempari korban dengan batu, Aep melihat sekelompok remaja itu mengejar korban dengan menggunakan sepeda motor.  “Terus dikejar-kejar. Di situ juga anak-anak ada sekitaran delapan orang. Cuma yang memepet itu ada empat motor,” ujarnya.

Saat itu Aep mengaku ketakutan melihat kejadian tersebut dan memilih pergi dari warung tempat dia berada saat peristiwa berlangsung. Setelah itu, Aep tak lagi mengetahui apa yang terjadi terhadap korban.

Namun, Aep mengklaim dapat memastikan bahwa pengendara motor yang diduga merupakan Vina dan pacarnya itu saat kejadian tidak terlibat kecelakaan. “Enggak (bukan kecelakaan), memang itu yang saya lihat,” kata Aep.

Aep mengatakan saat peristiwa berlangsung, dia memang tinggal di wilayah Cirebon. Saat itu, dia bekerja sebagai pegawai cuci mobil di steam yang lokasinya dekat dengan tempat kejadian perkara. 

Delapan remaja yang dilihatnya melempari korban dengan batu pun, Aep sering melihat mereka berkumpul di sebuah tongkrongan yang berada di seberang tempatnya bekerja. Namun, Aep mengaku tidak mengenal dekat dengan para remaja itu. “Ya cuma mengenal wajah (pelaku) saja, cuma nama-nama saya tidak tahu. Gak ada (hubungan),” ujarnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus