Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Hukum

Penembakan Misterius 1980an Ribuan Korban Jiwa, Petrus Beraksi Pertama di Yogya

Petrus merupakan fenomena penembakan misterius rentang 1982 - 1985 di era Orde Baru, dengan alasan membasmi kejahatan.

28 November 2021 | 15.40 WIB

Ilustrasi penembakan. dentistry.co.uk
Perbesar
Ilustrasi penembakan. dentistry.co.uk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Penembakan Misterius atau sering disingkat Petrus merupakan salah satu peristiwa kelam yang terjadi di Era Orde Baru. Sebagaimana dirangkum dari berbagai sumber, Petrus merupakan peristiwa penembakan terhadap orang-orang yang dituduh sebagai preman atau gali di beberapa penjuru daerah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Orang-orang yang menjadi korban Petrus biasanya akan dibiarkan tergeletak di tengah jalan atau di bawah jembatan sehingga publik dapat menyaksikan sendiri kejamnya peristiwa tersebut. Selain dibiarkan tergeletak, beberapa korban lainnya justru disembunyikan dan hingga kini tidak diketahui nasibnya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbagai macam spekulasi hadir untuk menjelaskan cara Petrus bekerja selama Order Baru. Presiden Soeharto, sebagaimana ditulis dalam otobiografinya Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya, mengungkapkan bahwa Petrus merupakan metode pembasmi kejahatan yang efektif. Petrus menjadi efektif karena mampu membawa efek jera yang luar biasa pada para pelaku kejahatan.

Berbagai tindakan pembunuhan dan tindakan meninggalkan korban di tempat umum merupakan tindakan yang disengaja supaya efek jera itu sampai kepada masyarakat. Presiden Soeharto mengklaim bahwa efek jera yang dibawa oleh Petrus terasa lebih nyata daripada hukuman-hukuman lain yang telah diberlakukan di Indonesia. 

Petrus mulai marak di Indonesia sejak 1983. Kala itu, Kota Yogyakarta menjadi tempat pertama bagi operasi Petrus. Orang-orang bertato atau berpenampilan seperti preman menjadi target utama dari Petrus. Hal tersebut kemudian membuat banyak pemuda yang memiliki tato di tubuhnya untuk menghilangkan tatonya ramai-ramai. Ketakutan tersebut semakin meluas ketika kabar mengenai munculnya Petrus di berbagai daerah lain menyebar. 

Korban Petrus biasanya ditemukan dengan ciri-ciri yang hampir sama. Korban Petrus umumnya memiliki tiga luka tembak di tubuhnya. Selain luka tembak, beberapa korban Petrus sebagian besar juga ditemukan dengan luka cekik di lehernya. Di atas mayat yang dibiarkan tergeletak, pelaku penembakan biasanya akan meninggalkan uang Rp 10 ribu untuk biaya penguburan. 

Ketua Tim Ad Hoc Penyelidikan Pelanggaran HAM Yosep Adi Prasetyo saat itu, pada 2012, mengatakan jumlah korban dari peristiwa penembakan misterius pada 1982 sampai 1985 mencapai 10 ribu orang. 

Data tersebut ia kutip dari penelitian David Bourchier yang berjudul "Crime, Law, and State Authority in Indonesia" pada 1990, yang diterjemahkan oleh Arief Budiman. Sedangkan dari pengaduan yang diterima oleh Komnas HAM, jumlah korban mencapai 2.000 orang lebih.

BANGKIT ADHI WIGUNA 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus