Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Sedot Lemak Berujung Maut, Begini Penjelasan Dokter Bedah Plastik RSUI

Dokter bedah plastik RSUI dr. Ruth Fitri Margareta Lumbuun mengatakan tindakan sedot lemak relatif aman jika persiapannya matang.

29 Juli 2024 | 15.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Depok - Dokter bedah plastik Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), dr. Ruth Fitri Margareta Lumbuun, Sp.B.P.R.E., Subsp.E.L.(K) mengatakan tindakan sedot lemak atau liposuction relatif aman jika persiapan operasinya matang. Sebelumnya, wanita asal Medan yang merupakan selebgram, ENS (30 tahun), meninggal dunia diduga akibat menjadi korban malpraktik saat sedot lemak di klinik kecantikan WSJ Beauty di Depok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Ruth, tindakan sedot lemak sebenarnya dilakukan harus sesuai indikasi untuk meminimalisasi risiko dan komplikasi. "Nah indikasinya itu untuk mengurangi lemak-lemak pada area tertentu, misalnya pada perut, lengan, paha, leher dan sebagainya. Tindakan ini bukan untuk menurunkan berat badan, tapi hanya menghilangkan lemak-lemak berlebih di salah satu bagian tubuh," kata Ruth saat dikonfirmasi Senin, 29 Juli 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Untuk risiko dan bahayanya sendiri, Ruth memastikan harus dilakukan screening dulu dari awal sehingga sebelum operasi harus ada persiapan. "Kami tanyakan dulu ke pasiennya, apakah ada riwayat penyakit sebelumnya, misalnya darah tinggi, kencing manis, dan penyakit lain yang bisa menjadi penyulit saat operasi," terang Ruth.

Setelah itu, lanjut Ruth, biasanya pasien diminta untuk persiapan operasi dengan mengecek lab lengkap dan persiapan-persiapan lainnya. "Misal usianya sudah lebih tua, kami minta periksa jantung dan sebagainya, lalu kami minta juga untuk tanyakan ke dokter anastesi," ujar Ruth.

Sebab, Ruth mengatakan tindakan sedot lemak bisa dibius yang lokal saja atau bisa juga dibius umum yang dilakukan anastesi. "Nah itu kalau memang misalnya butuh bius umum, kita bisanya konsultasi dulu ke dokter anastesi agar persiapannya itu baik," ucap Ruth.

Praktisi di RSUI dan Beyoutiful ini mengatakan bahaya atau tidaknya tergantung pada persiapan yang dilakukan sebelum operasinya. "Kalau persiapannya matang, harusnya relatif aman untuk dilakukan," ujar Ruth.

Ditanya terkait pembuluh darah bisa sampai pecah dan mengakibatkan kematian pasien, Ruth menjelaskan di seluruh tubuh manusia terdapat pembuluh darah kecil maupun besar.

Sementara, untuk tindakan liposuction, juga dibagi dua lemak yang bisa disedot. "Jadi lemak yang bisa disedot itu adalah lemak yang bisa kita cubit, sedangkan lemak yang lebih dalam atau di dalam organ itu tidak bisa dilakukan liposuction, karena letaknya di dalam," jelas Ruth.

Untuk sedot lemak, kata Ruth, cenderung dilakukan di atas otot sehingga seharusnya dapat dilakukan secara aman asal dilakukan oleh dokter yang berkompeten dan dengan teknik yang benar. "Kalau pembuluh darah pecah itu, saya tidak tahu itu pembuluh darah apa, tapi memang risiko perdarahan itu ada untuk semua operasi, bukan hanya liposuction saja, risiko perdarahan itu mungkin terjadi, tapi pembuluh darah di bagian mana, menyebabkan sampai kondisi pasien bagaimana, itu mesti ditelaah lebih lanjut kalau misalnya pasien diautopsi untuk tahu pembuluh darah apa," ujar Ruth.

Ditanya prosedur harus istirahat satu hari sebelum melakukan sedot lemak, Ruth menerangkan sebenarnya dilakukan seperti biasa meskipun pasien dari luar kota. Menurut dia, yang lebih penting adalah persiapan operasinya.

"Mungkin kalau dari luar kota kita lakukan pemeriksaan, baik wawancara, tanya ke pasien, ada riwayat penyakit apa atau tidak, terus kita lakukan pemeriksaan fisik sama kita lakukan pemeriksaan penunjang, istirahat yang diperlukan itu bukan istirahat tidur, tapi persiapan operasinya itu, jadi mungkin ada jeda, atau kalau persiapannya bisa dilakukan sebelumnya, asal baik sih tidak apa-apa untuk dilakukan operasi sedot lemak ini," terang Ruth.

Ditanya kompetensi dokter yang bisa melakukan operasi sedot lemak, Ruth menjelaskan dokter yang memiliki kompetensi bedah plastik. "Setahu saya yang punya kompetensi sedot lemak itu dokter bedah plastik, jadi harus memang dokter yang berkompeten," ucap Ruth.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus