DUA siswi dari sekolah menengah kejuruan -- masing-masing
berumur 18 tahun --melapor: mereka diperkosa ketika sedang
menjalani praktek kerja. Satu terjadi di Manado dan yang lain di
Yogya.
Praktek Kerja Siswa (PKS) di Manado, dibuka Menteri Muda Urusan
Pemuda A. Gafur akhir Februari lalu, dijalani sejumlah siswa
kelas terakhir SMEA PGRI. Tersebar di beberapa kantor pemerintah
maupun swasta, mula-mula program memang berjalan baik. Sampai
setelah beberapa hari menjelang pertengahan Maret, tersebar
kabar mengagetkan seorang siswi SMEA tersebut diperkosa di hotel
oleh seorang pegawai tempat dia ber-KPS. Kantor Wilayah P & K
Sulawesi Utara segera menyetop PKS yang dijalankan di hotel.
Apa yang terjadi sebenarnya, peristiwa pemaksaan atau
penyelewengan siswi itu sendiri, sedang diusut. Tapi yang jelas
pelajar putri yang bersangkutan melapor ke kepolisian dan
kejaksaan -- bahwa dirinya telah diperkosa oleh seseorang, A,
pegawai perwakilan Perusahaan Rokok BAT Ujungpandang.
Kisahnya memang seperti cerita novel pop. Sang pelajar, IS,
beserta tiga temannya ber-PKS di Firma Sejahtera, perwakilan BAT
di Manado. Dalam beberapa hari saja para siswa tersebut sudah
rapat bergaul dengan beberapa pegawai firma. Bahkan kadang
mereka ikut mengadakan perjalanan kanvas (perjalanan keliling
untuk menawarkan dagangan, menagih langganan, survei) ke
pedalaman. Tak jarang pula sampai harus bermalam di luar kota.
Peluk Cium
Suatu sore, 10 Maret, muncul di sekolah SMEA PGRI di Jalan Siswa
seorang pegawai Firma Sejahtera menemui IS. Katanya A, pegawai
yang membimbing IS ber-KPS, datang dari Ujungpandang dan ingin
bertemu untuk memberi kenang-kenangan. Mula-mula IS enggan. Tapi
menurut IS belakangan, akhirnya mau juga setelah didesak oleh
temannya, Mar, yang mau pergi bersamanya.
Tapi mobil yang membawa mereka ternyata tak menuju kantor Firma
Sejahtera. Arahnya ke sebuah hotel, karena A menunggu di hotel,
kata penjemput. Dan terjadilah peristiwa di Hotel Angkasa itu.
IS menceritakan peristiwa yang menimpanya begini. Begitu sampai
di hotel, oleh penjemputnya mereka diantar langsung ke tingkat
II kamar 6 B. A memang sudah menunggu di sana. Setelah ngobrol
beberapa saat, menurut IS, dengan berbagai alasan Mar dan
penjemputnya meninggalkannya sendirian bersama A. Mula-mula,
ceritanya, A merayunya secara "baik-baik". Tapi setelah ia
menolak, A memaksanya dengan kekerasan.
Cerita Mar lain lagi. Ia, katanya, sudah mengajak kawannya
pulang seperempat jam setelah mereka ngobrol. Tapi IS menolak.
Maka Mar meninggalkannya. Dan lagi, menurut pengetahuan Mar,
antara IS dengan A memang sudah terjalin hubungan mesra.
Buktinya, waktu A kembali ke Ujungpandang, sebenarnyalah IS
sudah dua kali menyuratinya. Baik berupa permintaan tolong --
minta bantuan uang -- maupun kata-kata mesra seperti "peluk cium
dari miss kesepian" atau "lagi rindu sama Oom A" pada akhir
suratnya. Dan lagi, menurut keterangan, apa yang disebut
"pemerkosaan" di Hotel Angkasa, dilanjutkan di Hotel Sartum pada
malam berikutnya.
Bagaimanapun keluarga si gadis, diwakili pamannya, dr Pajouw,
menyalahkan juga pihak sekolah yang kurang bertanggungjawab.
"Mengapa tak ada pengawasan dari sekolah bagi yang ber-PKS?"
Direktur SMEA PGRI, apa boleh buat, cuma bisa bilang: "Yah,
harus diakui itu faktor negatif PKS," katanya dengan suara serak
dan agak gugup. Pengusutan sedang dilakukan di Manado.
Peristiwa serupa di Yogya terjadi lebih dulu dan sudah dilakukan
rekonstruksi peristiwa di Hotel Ambarukmo Sheraton 1 April lalu.
Pemeriksaan tidak begitu lancar. Sebab SK, pegawai hotel yang
dituduh memperkosa, membantah tuduhan dan karenanya menolak
melakukan adegan ulangan. Sehingga rekonstruksi hanya dilakukan
PL yang mengaku diperkosa.
Awal mulanya begini. Sejak Februari lalu, 16 siswa SMKK (Sekolah
Menengah Kesejahteraan Keluarga) Kebumen ber-PKN (Praktek Kerja
Nyata -- nama lain PKS) di Hotel Ambarukmo Yogya. Mereka
ditempatkan di rumah penduduk sekitar hotel kelas satu itu tanpa
seorang guru pun ikut serta sebagai pengawas. Padahal jarak
Kebumen-Yogya sekitar 110 km.
Tak Gadis Lagi
Anak-anak itu dari jurusan Tata Boga (makanan). Mereka
ditugaskan membantu bagian coffee shop dan dibimbing beberapa
karyawan bagian itu. Suatu hari, 21 Februari, seorang siswi
melapor kepada keamanan hotel 12 Februari ia telah diperkosa
oleh salah seorang pembimbingnya. Pihak keamanan langsung
meneruskan urusan ke polisi.
Ceritanya memang tak seromantis kisah di Manado. Adalah SK,
seorang karyawan yang bertugas sebagai pembimbing siswa yang
ber-PKN, yang berlagak ahli meramal nasib. Pada waktu istirahat
iseng-iseng ia melihat telapak tangan PL. Dan si gadis pun
diramalkan bahwa dia "telah . . . " -- tak jelas karena memang
disampaikan dengan berbisik-bisik, tutur yang bersangkutan
kepada TEMPO kemudian. Penjelasan tukang ramal amatir tersebut,
ternyata hanya dapat diberikan di tempat sepi. Dan di sebuah
ruangan di Lantai III yang sepi, isi ramalan itu dikatakannya:
"Kamu sudah tak gadis lagi . . . tampak dari roman mukamu."
Tentu saja si gadis, yang lumayan cantik, naik pitam. Tapi
sebelum sempat menghindar, ia sudah ditangkap dan diperkosa.
Karyawan yang melakukan perkosaan itu memang terkenal jagoan
merayu. Kabarnya ia punya 4 istri -- dua sudah dicerai. Ditahan
sebentar oleh polisi, selanjutnya ia dibebas-tugaskan dari
hotel. Polisi tengah menyiapkan perkaranya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini