Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Seperti Cerita Novel Pop

Dua siswi dari smea dan smkk diperkosa oleh pembimbing praktek kerja siswa (pks). kabarnya pemerkosa mempunyai 4 istri. kini perkaranya sedang ditangani polisi.

12 April 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA siswi dari sekolah menengah kejuruan -- masing-masing berumur 18 tahun --melapor: mereka diperkosa ketika sedang menjalani praktek kerja. Satu terjadi di Manado dan yang lain di Yogya. Praktek Kerja Siswa (PKS) di Manado, dibuka Menteri Muda Urusan Pemuda A. Gafur akhir Februari lalu, dijalani sejumlah siswa kelas terakhir SMEA PGRI. Tersebar di beberapa kantor pemerintah maupun swasta, mula-mula program memang berjalan baik. Sampai setelah beberapa hari menjelang pertengahan Maret, tersebar kabar mengagetkan seorang siswi SMEA tersebut diperkosa di hotel oleh seorang pegawai tempat dia ber-KPS. Kantor Wilayah P & K Sulawesi Utara segera menyetop PKS yang dijalankan di hotel. Apa yang terjadi sebenarnya, peristiwa pemaksaan atau penyelewengan siswi itu sendiri, sedang diusut. Tapi yang jelas pelajar putri yang bersangkutan melapor ke kepolisian dan kejaksaan -- bahwa dirinya telah diperkosa oleh seseorang, A, pegawai perwakilan Perusahaan Rokok BAT Ujungpandang. Kisahnya memang seperti cerita novel pop. Sang pelajar, IS, beserta tiga temannya ber-PKS di Firma Sejahtera, perwakilan BAT di Manado. Dalam beberapa hari saja para siswa tersebut sudah rapat bergaul dengan beberapa pegawai firma. Bahkan kadang mereka ikut mengadakan perjalanan kanvas (perjalanan keliling untuk menawarkan dagangan, menagih langganan, survei) ke pedalaman. Tak jarang pula sampai harus bermalam di luar kota. Peluk Cium Suatu sore, 10 Maret, muncul di sekolah SMEA PGRI di Jalan Siswa seorang pegawai Firma Sejahtera menemui IS. Katanya A, pegawai yang membimbing IS ber-KPS, datang dari Ujungpandang dan ingin bertemu untuk memberi kenang-kenangan. Mula-mula IS enggan. Tapi menurut IS belakangan, akhirnya mau juga setelah didesak oleh temannya, Mar, yang mau pergi bersamanya. Tapi mobil yang membawa mereka ternyata tak menuju kantor Firma Sejahtera. Arahnya ke sebuah hotel, karena A menunggu di hotel, kata penjemput. Dan terjadilah peristiwa di Hotel Angkasa itu. IS menceritakan peristiwa yang menimpanya begini. Begitu sampai di hotel, oleh penjemputnya mereka diantar langsung ke tingkat II kamar 6 B. A memang sudah menunggu di sana. Setelah ngobrol beberapa saat, menurut IS, dengan berbagai alasan Mar dan penjemputnya meninggalkannya sendirian bersama A. Mula-mula, ceritanya, A merayunya secara "baik-baik". Tapi setelah ia menolak, A memaksanya dengan kekerasan. Cerita Mar lain lagi. Ia, katanya, sudah mengajak kawannya pulang seperempat jam setelah mereka ngobrol. Tapi IS menolak. Maka Mar meninggalkannya. Dan lagi, menurut pengetahuan Mar, antara IS dengan A memang sudah terjalin hubungan mesra. Buktinya, waktu A kembali ke Ujungpandang, sebenarnyalah IS sudah dua kali menyuratinya. Baik berupa permintaan tolong -- minta bantuan uang -- maupun kata-kata mesra seperti "peluk cium dari miss kesepian" atau "lagi rindu sama Oom A" pada akhir suratnya. Dan lagi, menurut keterangan, apa yang disebut "pemerkosaan" di Hotel Angkasa, dilanjutkan di Hotel Sartum pada malam berikutnya. Bagaimanapun keluarga si gadis, diwakili pamannya, dr Pajouw, menyalahkan juga pihak sekolah yang kurang bertanggungjawab. "Mengapa tak ada pengawasan dari sekolah bagi yang ber-PKS?" Direktur SMEA PGRI, apa boleh buat, cuma bisa bilang: "Yah, harus diakui itu faktor negatif PKS," katanya dengan suara serak dan agak gugup. Pengusutan sedang dilakukan di Manado. Peristiwa serupa di Yogya terjadi lebih dulu dan sudah dilakukan rekonstruksi peristiwa di Hotel Ambarukmo Sheraton 1 April lalu. Pemeriksaan tidak begitu lancar. Sebab SK, pegawai hotel yang dituduh memperkosa, membantah tuduhan dan karenanya menolak melakukan adegan ulangan. Sehingga rekonstruksi hanya dilakukan PL yang mengaku diperkosa. Awal mulanya begini. Sejak Februari lalu, 16 siswa SMKK (Sekolah Menengah Kesejahteraan Keluarga) Kebumen ber-PKN (Praktek Kerja Nyata -- nama lain PKS) di Hotel Ambarukmo Yogya. Mereka ditempatkan di rumah penduduk sekitar hotel kelas satu itu tanpa seorang guru pun ikut serta sebagai pengawas. Padahal jarak Kebumen-Yogya sekitar 110 km. Tak Gadis Lagi Anak-anak itu dari jurusan Tata Boga (makanan). Mereka ditugaskan membantu bagian coffee shop dan dibimbing beberapa karyawan bagian itu. Suatu hari, 21 Februari, seorang siswi melapor kepada keamanan hotel 12 Februari ia telah diperkosa oleh salah seorang pembimbingnya. Pihak keamanan langsung meneruskan urusan ke polisi. Ceritanya memang tak seromantis kisah di Manado. Adalah SK, seorang karyawan yang bertugas sebagai pembimbing siswa yang ber-PKN, yang berlagak ahli meramal nasib. Pada waktu istirahat iseng-iseng ia melihat telapak tangan PL. Dan si gadis pun diramalkan bahwa dia "telah . . . " -- tak jelas karena memang disampaikan dengan berbisik-bisik, tutur yang bersangkutan kepada TEMPO kemudian. Penjelasan tukang ramal amatir tersebut, ternyata hanya dapat diberikan di tempat sepi. Dan di sebuah ruangan di Lantai III yang sepi, isi ramalan itu dikatakannya: "Kamu sudah tak gadis lagi . . . tampak dari roman mukamu." Tentu saja si gadis, yang lumayan cantik, naik pitam. Tapi sebelum sempat menghindar, ia sudah ditangkap dan diperkosa. Karyawan yang melakukan perkosaan itu memang terkenal jagoan merayu. Kabarnya ia punya 4 istri -- dua sudah dicerai. Ditahan sebentar oleh polisi, selanjutnya ia dibebas-tugaskan dari hotel. Polisi tengah menyiapkan perkaranya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus