SELAIN menjadi bahan gunjingan, para - janda di Jember kini menghadapi an caman baru: menjadi korban pembunuhan . Di Jember Selatan, Jawa Timur, polisi sedikitnya telah menemukan tiga kubur darurat di Desa Wonosari, yang berisi jasad atau kerangka janda korban pembunuhan. Kerangka terakhir digali kembali, Sabtu pekan lalu, dekat saluran air di sawah milik penduduk. Dari ciri-ciri yang ditemukan, bisa dipastikan bahwa jasad tadi adalah Mulyati, 21, janda cantik asal Desa Gumukmas. Sehari-hari, janda kaya yang masih muda itu dikenal sebagai pedagang beras. Seorang tersangka, Subur, 38, dan seorang lagi Wagimin, yang diduga ikut mempunyai andil dalam pembunuhan para janda itu, kini sudah ditangkap dan ditahan di Polsek Puger. "Kami sedang melakukan pemeriksaan intensif," ujar kepala Polsek Puger, Letda Bambang Suharno. Adalah Subur, menurut Suharno, yang menunjukkan lokasi ditemukannya jasad Mulyati. Lokasi itu tak berapa jauh dari ditemukannya jasad Sukesi, 22, dan seorang janda yang biasa dipanggil Um pada akhir Maret lalu. Ketika itu, Haji Dhofir, 65, sedang mencangkul ladangnya yang sudah agak lama terbengkalai. Ia melihat seperti ada gundukan tanah baru. Ia juga menemukan celana dalam wanita dan rok biru berkembang putih. Pada ayunan cangkul berikutnya, tanpa sadar ia telah mencangkul sepotong lengan. Itu, ternyata, bagian dari sesosok tubuh mulus yang kemudian diketahui bernama Sukesi, ibu beranak dua asal Desa Grenden, sekitar 5 km dari Desa Wonosari, tempat mayat ditemukan. Pada hari yang sama, Achmad, yang juga mencangkul di kebunnya, menemukan tengkorak berambut panjang, bergigi emas, dan masih mengenakan BH. Setelah diteliti, ternyata itu jasad Ibu Um, janda yang dikabarkan menghilang sekitar dua tahun lalu. Selain ketiga korban yang sudah diketahui identltasnya, menurut sumber dl Kepolisian Puger, banyak sebenarnya famili yang kehilangan keluarganya yang janda. Di Desa Sumberrejo saja, katanya, paling tidak ada dua orang janda menghilang secara misterius. Subur, menurut Mangil, kepala desa Wonosari, diringkus karena cerita Wagimin. Tanpa ditanya, kata Mangil, Wagimin, yang merasa ketakutan sejak ditemukannya mayat Sukesi dan Um, mengaku pernah disuruh Subur untuk menjualkan seuntai kalung. Kalung tersebut, yang kini sudah ditemukan dari tangan pedagang emas di Jember, ternyata milik Sukesi. Beberapa waktu lalu, Sukesi cekcok dengan suaminya sampai pisah rumah segala. Orangtua Sukesi berharap ibu dua anak itu kembali kepada suaminya, tapi Sukesi berkeras minta cerai. Sepuluh hari sebelum ditemukan menjadi mayat, kata Suparto, ayah Sukesi, wanita muda itu tampak berdandan rapi dan memakai kalung 25 gram. Dikira ia kembali pada suaminya, ternyata ia tak pernah lagi ditemukan dalam keadaan hidup. Juga cukup banyak petunjuk bahwa Suburlah yang menghabisi Mulyati. Menurut Nyonya Romlah, ibu Mulyati, beberapa bulan lalu anaknya itu melakukan kontak dagang dengan Subur. Sampai esok harinya, Mulyati tak pulang. Yang muncul ke rumah justru Subur. "Dia minta surat kendaraan sepeda motor yang dinaiki Mulyati dan mengaku sudah membeli 6 ton gabah dari anak saya," tutur Romlah. Karena Romlah bertahan dan menanyakan di mana anaknya berada, Subur marahmarah. Esok harinya, Romlah dipanggil Koramil setempat. Dikira anaknya sudah ditemukan. Ternyata, "Saya dipanggil karena Subur mengadu seolah saya tidak mau membayar utang," kata Romlah. Tapi apakah Subur bekerja sendiri atau ada kawannya belum bisa diketahui. Tapi kuat dugaan, sebelum dirampok, para janda itu diperkosa lebih dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini