Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Bedebah si penusuk ...

Empat wanita bersuami ditusuk vaginanya sampai ke pantat di desa trampang, madura. Korban terakhir Ny. Fatima menderita luka parah. Pelakunya belum di ketahui, diduga baru memperdalam ilmu hitam.(krim)

4 Mei 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAUM wanita di pesisir utara Pulau Madura kini dicekam kengerian. Tercatat sudah empat wanita menjadi korban penjahat yang konon bisa menghilang begitu cepat. Mereka bukan diperkosa, tapi - sungguh ngeri - ditusuk kemaluannya dengan senjata yang sangat tajam sampai tembus ke pantat. "Iblis itu datang dan menghilang cepat sekali, tanpa bisa diketahui uiung bayangannya sekali pun," ujar seorang tokoh masyarakat Desa Trampang, Kabupaten Sampang, kepada TEMPO. Korban keempat yang jatuh memang dari desa tersebut. Namanya Fatima, 20, ibu muda beranak satu. Selasa dua pekan lalu, ia dan suaminya, Mislun, serta anak mereka yang berumur tiga tahun tidur di langgar keluarga yang terletak di samping rumah. Di tengah malam, wanita berkulit kehitaman dan bergigi emas itu tersentak kaget. Ia merasa nyeri sekali di bagian vaginanya, yang ternyata telah terluka, dan berdarah-darah. Ia berteriak sambil menunjuk ke arah pintu langgar yang tidak berdaun. Suaminya, yang segera bangkit, tak melihat ada sesuatu di sana. Bedebah penusuk vagina itu telah menghilang. "Kalau sampai ketemu, saya bunuh dia. Atau kami mati sama-sama," ujar Mislun geram. Kini ia terus-terusan mendampingi istrinya yang terbaring di Rumah Sakit Dr. Soetomo di Surabaya. Berdasarkan visum dokter, Fatima mengalami luka tusuk cukup dalam. Vagina terkoyak, dubur tersobek selebar tiga senti, juga kantung kencingnya ikut sobek. Bila hendak buang air kecil, Fatima terpaksa memakai selang yang dialirkan ke dalam botol. "Kami sudah habis hampir Rp 500 ribu, pinjam dari tetangga, untuk membeli obat-obatan. Belum lagi biaya perawatan dan operasi," ujar Mislun, yang sehari-hari hidup bertani, dengan sedih. Sampai pekan lalu, Polsek Kecamatan Banyuates belum bisa mencium jejak tersangka yang dicurigai. Itu sebabnya penduduk sepanjang pantai utara Madura kini kian mengetatkan siskamling. Tak seorang pun wanita berani berada di luar rumah, begitu hari mulai gelap. Dan pada malam hari, beberapa keluarga yang masih ada hubungan famili tidur bersama. Para lelaki tidur di pinggir, semen-ara wanitanya tidur di tengah. Terbetik berita, pelaku penusukan adalah seseorang yang sedang belajar ilmu hitam. Oleh gurunya ia, konon, diwajibkan merusakkan 40 alat vital wanita yang sudah bersuami, agar kebal peluru dan tak mempan senjata tajam, serta digandrungi cewek. Tapi ada juga dugaan, pelaku penusukan tak lain orang yang terganggu sarafnya, yang bisa jadi memendam kebencian penuh terhadap kaum wanita. Buktinya, si pelaku hanya tergoda untuk melukai vagina, dan tidak tergoda, misalnya, untuk memperkosa. "Bedebah itu barangkali gila. Ia tidak merampok,tidak menculik, atau memperkosa. Ia hanya mempunyai nafsu untuk merusakkan alat vital wanita," tutur M. Deri, kepala desa Trampang, dengan masygul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus