Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Andre Dedy Nainggolan, mantan pegawai KPK membuat sketsa 18 dari 57 pegawai KPK yang diberhentikan karena tidak dianggap lolos tes wawasan kebangsaan (TWK). “Saya buat dalam waktu sekitar 2 minggu karena saya butuh waktu mencari foto masing-masing orang yang sudah beredar di publik sebagai acuan lukisan,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Idenya saat itu adalah saya ingin mengekspresikan kekaguman saya atas 57 orang tersebut sebagai orang-orang kuat. Ya, saya kagum kepada mereka,” ujar eks Kasatgas Penyidik KPK.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepiawaian Andre melukis atau membuat sketsa sudah diketahui teman-temannya di KPK. “Ini penyidik jago gambar,” kata Nanang Farid Syam, eks pegawai KPK. “Saya menyukai dunia seni rupa sejak kecil. Saya suka membuat sketsa figur secara realistik dengan menggunakan media kertas dan pensil. Bahkan saya sempat mencoba seni memahat. Figur yang sering saya sketsa di waktu kecil adalah para pahlawan nasional yang foto-fotonya banyak digantung di dinding kelas,” kata Andre kepada Tempo.co, 13 Oktober 2021.
Sketsa18 dari 57 pegawai KPK yang diberhentikan karena TWK, karya Andre Dedy Nainggolan. dok. Andre Dedy Nainggolan.
Andre termasuk salah seorang dari 57 eks pegawai KPK. Ia mengatakan, bergabung dengan KPK pada 2008 setelah selesai menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian. “Alasannya antara lain adalah bahwa KPK memiliki budaya organisasi yang egaliter dan mengedepankan nilai integritas yang mana hal itu menarik bagi saya. Selain itu, saya juga tertarik untuk mengembangkan kompetensi menginvestigasi kasus korupsi,” kata dia.
Setelah 30 September, usai pemecatan 57 pegawai KPK karena TWK yang dianggap bermasalah oleh Komisi Ombudsman dan Komnas HAM, Andre dan kawan-kawan tidak surut langkah. “Saat ini, saya bersama dengan M. Praswad Nugraha dan rekan-rekan 57 lainnya sedang mematangkan konsep IM57+ Institute sebagai wadah bagi 58 pegawai KPK yang diberhentikan oleh Pimpinan KPK,” ujarnya.
Saat bertugas di KPK, ia mengatakan hampir sulit melakukan hobi menggambarnya karena waktu senggang yang minim. “Jika benar-benar ada waktu yang cukup, saya mencoba membuat sketsa wajah. Selama ini, menggambar lebih kepada hobi yang membantu saya me-refresh pikiran yang penuh dengan tuntutan pekerjaan, bukan digunakan dalam rangka pekerjaan,” katanya.
Lantas, apa yang rencananya? “Ada beberapa gagasan yang sudah saya pikirkan. Tapi, saya masih mencoba mencari suatu profesi yang bisa memberikan keseimbangan antara pekerjaan dengan kegemaran saya. Selama ini kegemaran menggambar sangat terabaikan,” kata Andre.
“Saya mempertimbangkan ke depannya menggambar akan dapat porsi lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Bentuknya seperti apa, saya masih mengeksplor. Bisa membuat galeri atau menjadi seorang konten kreator bertema melukis,” kata Andre tanpa mengesampingkan untuk terus berkontribusi dalam upaya pemberantasan korupsi bersama kawan-kawan eks pegawai KPK. “Saat ini yang terpikir oleh kami adalah melalui wadah IM57+ Institute,” ujarnya.