Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan jasa ekspedisi Anteraja angkat bicara soal kasus pengeroyokan terhadap kurir di kantor operasional mereka di Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Selasa, 21 Desember 2021. VP Operations Anteraja, Jimmi Krismiardhi, mengatakan setidaknya ada 5 kurir yang menjadi korban pengeroyokan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kami sudah melakukan pelaporan kepada pihak yang berwenang, yaitu Polres Metro Jakarta Timur, untuk dapat diproses secara hukum sehubungan dengan adanya tindak kekerasan tersebut,” kata Jimmi dalam keterangan tertulisnya yang Tempo terima pada Kamis, 23 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jimmi mengatakan pihaknya menyerahkan segala proses hukum kepada Polres Metro Jakarta Timur. Ia juga menyebut akan menghormati dan mendukung proses yang berjalan. Jimmi memastikan pihaknya akan bertanggung jawab jika kurir mereka terbukti melakukan pelanggaran hukum dalam peristiwa tersebut.
“Kami akan bertanggungjawab apabila terdapat/terbukti telah terjadi pelanggaran yang dilakukan Anteraja atas insiden tersebut,” ujar Jimmi. Ia mengatakan bahwa peristiwa pengeroyokan itu tak mengganggu operasional pengiriman barang kepada pelanggan mereka.
Seperti diketahui, Video CCTV yang merekam peristiwa di kompleks ruko di Duren Sawit itu diunggah oleh akun Instagram @merekamjakarta. Dalam video berdurasi1 menit 46 detik tersebut terlihat beberapa orang menyerang beberapa korban yang diduga merupakan karyawan Anteraja.
Bahkan, salah satu orang yang menggunakan seragam Anteraja terlihat dipukuli, diinjak, hingga dihantam menggunakan helm. Beberapa orang lain terlihat mencoba menghentikan para pelaku.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Jakarta Timur Ajun Komisaris Besar Ahsanul Muqaffi mengatakan pengeroyokan berawal dari gesekan antara karyawan jasa ekspedisi itu dengan petugas keamanan kantor penyalur tenaga kerja bernama PT TSI. Kedua kantor hanya terpisah satu bangunan ruko saja.
Mulanya seorang pelamar kerja PT TSI memarkir motornya di halaman ruko Anteraja. Orang tersebut mengatakan kalau PT TSI sebagai penipu. Keributan lantas tak terhindarkan. Dari situ, pegawai PT TSI menyebut karyawan Anteraja menyerang sekuriti mereka. Namun, saksi dari Anteraja menyebut mereka juga diserang.
"Cuma di video yang (terlihat) menyerang (pihak) penyalur tenaga kerja. Tapi faktanya, sebelumnya sekuriti mereka diserang sama karyawan Anteraja," kata Ahsanul. "Jadi sama-sama ada korban pemukulan sebenarnya."
Sebanyak tiga orang yang merupakan kepala cabang, koordinator, dan sekuriti PT TSI telah ditetapkan sebagai tersangka. Ahsanul menjelaskan bahwa ketiga tersangka terekam CCTV tengah memukul dan menginjak salah seorang karyawan Anteraja.
ADAM PRIREZA