Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kriminal

Surga untuk istri tercinta

Gara-gara menderita impotensi, riduan, 26, tega membunuh istrinya mariani. agar tidak digaet orang lain & mati dalam kesucian, kata riduan yang mengaku sangat mencintainya. (krim)

26 Oktober 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RIDUAN, 26, mungkin menganggap tindakannya membunuh istri sendiri - bukan sebuah dosa. Ia membunuh Mariani, yang baru dinikahinya lima bulan, bukan didasari sakit hati atau apa, melainkan, "Biar ia bisa masuk surga dengan segala kesuciannya." Riduan memang tak kelewat menyesal menghabisi nyawa istrinya. Karena ia tak menunjukkan rasa menyesal itulah, antara lain, majelis hakim di Pengadilan Negeri Pematangsiantar, Sumatera Utara, pekan lalu menjatuhkan hukuman berat bagi Riduan: 20 tahun penjara. Seperti diakui sendiri dalam persidangan, Riduan sebenarnya sangat mencintai istrinya. "Aku sangat cinta kepadanya. Tak bisa kubayangkan apa yang bakal terjadi andai kata aku melihatnya digandeng laki-laki lain," katanya. Riduan, bekas kernet bis mengawini Mariani pada Desember 1984. Pasangan yang tinggal di Desa Sipolha, Pematangsiantar, itu dari luar tampak bahagia meski percekcokan kecil sesekali terjadi juga. Tapi, diam-diam, Riduan sebetulnya merasa rendah diri menghadapi Mariani karena ia mengidap lemah syahwat. Sejak menikah, ia merasa tak pernah bisa menunaikan kewajibannya sebagai suami. Mariani, yang bertubuh bersih dan terbilang kembang di desanya, agaknya cukup sabar, dan selalu menganjurkan agar suaminya pergi berobat ke dokter. Sayangnya, Riduan selalu ragu-ragu, karena merasa sakitnya tak bakal bisa sembuh. Mei lalu, untuk kesekian kalinya, Mariani menganjurkan suaminya berobat. Kebetulan, mereka ke Pematangsiantar, menghadiri pesta perkawinan famili. Mumpung berada di kota, Mariani bermaksud mengajak suaminya ke dokter. Dan justru itu pula yang membuat Riduan gelisah. Malamnya, sebelum esok akan ke dokter, berbagai pikiran buruk muncul di benak Riduan. Selain tak yakin penyakitnya bisa sembuh, ia membayangkan istrinya jatuh ke pelukan laki-laki lain. Maka, sebelum hal itu terjadi, Riduan menyambar parang, dan dengan benda itu ia menghabisi Mariani. Ia tertangkap polisi di Belawan, dua pekan kemudian. Pria tamatan SD itu menganggap bahwa dengan jalan itulah ia bisa menyelamatkan istri yang sangat dicintainya agar tidak jatuh ke tangan orang lain. Pokoknya, "Biarlah Mariani tidak untukku, tapi juga tidak untuk orang lain," kata Riduan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus