REPUTASI Brasil yang kurang terpuji dalam pelestarian lingkungan karena penggundulan sepertiga hutan Amazone (hutan tropis terbesar di dunia) dan adanya permukiman kumuh di Reo de Janeiro (dihuni 200.000 orang dan konon juga terbesar di dunia) tertolong oleh sebuah nama: Curitiba. Terletak 300 km di selatan Sao Paulo, Curitiba merupakan kota teladan dengan manajemen kreatif, mengutamakan lingkungan hidup. Sebagai salah satu pemenang Local Authorities Honours Programme dari UNCED (United Nations Conferencion Environment and Development), Curitiba disanjung pakar lingkungan dengan julukan: Kota Ekologi. Untuk tiap penduduk Curitiba (jumlahnya 1,6 juta jiwa) tersedia 51 meter persegi areal hijau. Ada pula 173 alunalun, enam taman kota, plus enam hutan. Selain itu ada sistem transportasi yang efisien dan murah serta program daur ulang sampah yang berhasil. Di Curitiba, seperti di banyak kota Dunia Ketiga, juga ada pengemis dan anak-anak jalanan. Namun, Wali Kota Jaime Lerner bisa membatasi dampak akibat urbanisasi. "Pembangunan kota sama seperti akupunktur. Kita harus menyentuh titik-titik yang tepat yang membawa kita ke jalan yang tepat untuk membangun sebuah kota," kata Lerner mengungkap rahasia keberhasilannya. Pencemaran udara tak perlu dikhawatirkan di Cutitiba. Lerner memilih bus untuk transportasi umum, dan jaringannya menjangkau ke seluruh pelosok kota. Semua itu, lanjut Lerner, memang dirancang untuk menghindari kemacetan lalu lintas dan membatasi pencemaran udara seminimal mungkin. Tarif bus yang sama untuk jarak jauh dan dekat juga dimaksudkan untuk itu. Bahkan ada servis taksi khusus untuk orang-orang tua dan cacat. Pendidikan anak-anak juga diarahkan untuk meningkatkan kesadaran lingkungan. Sekitar 60.000 anak kini mendapat pelajaran ekologi dan pelestarian lingkungan, selain pelajaran yang biasa. Wali Kota Lerner kini mempersiapkan pusat-pusat latihan lingkungan untuk para manajerMDRVIVcmMDNM dan pengusaha. "Kami akan mengumpulkan sejumlah profesor yang mampu menjabarkan isu-isu lingkungan hidup kepada penduduk," lanjutnya. Sumbangan Curitiba yang paling mengesankan adalah program daur ulang sampah. Dengan daur ulang ini diperoleh bah~an baku yang setara dengan 1.000 pohon. Berarti, Curitiba menyelamatkan 1.000~ pohon setiap hari, yang selama ini ditebang untuk bahan baku kertas. Sebanyak 100 ton sampah daur ulang dikumpulkan tiap hari, termasuk kerta pembungkus bekas. Usaha ini bisa lancar berkat kampanye yang mendorong penduduk untuk memisahkan sampah organik dan anorganik. Dalam program ini juga dijanjikan "imbalan uang". Sampah bi~sa ditukar dengan karcis bus. Sampai kini sudah 41 distrik paling miskin di Curitiba terlibat dalam gerakan "pembersihan sampah demi transportasi". Program tahap lanjut Lerner ialah mewajibkan para pemilik pabrik agar semua kemasan produk mereka dibuat dari bahan yang bisa didaur ulang. Kaum penganggur dan pensiun dipekerjakan Lerner sebagai pembersih jalan dan tempat-tempat umum. Dengan demikian semua tempat bebas sampah, dan semua sampah bisa dimanfaatkan kembali. Untuk berbagai upaya kreatif itu, Curitiba, selain memenangkan hadiah UNCED, sebelumnya sudah pula meraih penghargaan PBB, Institut Internasional untuk Konservasi Energi, dan hadiah Expo-90 di Osaka. Dan Lerner sudah tiga kali berturut-turut terpilih sebagai wali kota Curitiba sejak 1971. I.S.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini